2. Test (Nabila)

1.9K 73 8
                                    

Kata orang jika kita ingin tau apa kita suka dengan seseorang atau tidak itu,kita harus memandang matanya. Jika kita merasa tenang,nyaman,dan teduh saat menatapnya maka kita memiliki perasaan lebih terhadap pemilik mata tersebut.

Lalu aku berpikir untuk menatap matanya, tapi seketika aku menggeleng kan kepala. Ya Allah jangankan untuk menatap matanya, untuk berada di dekatnya saja aku sudah merasa gugup dan deg deg an.

Jangan berpikir aku bodoh karena tidak peka terhadap situasi yang ku alami ini. Aku akui jika aku menyukainya,aku tertarik padanya lebih dari sosok visualisasi ku. Tapi di satu sisi aku masih ragu akan perasaan ini. Ragu apa benar aku menyukainya dengan sosok dia apa adanya atau aku sebenarnya hanya menyukai dia sebagai visualisasi dalam tokoh laki-laki di novel kemarin. Aku menyukai sosok laki-laki itu,lalu aku membayangkan 'dia' jadi saat aku berada di dekat nya aku merasa berada di dekat sosok laki-laki di novel itu.

"HAFI CEPAT MAJU KE DEPAN!" teriak Ibu guru yang tengah mengajar di kelasku.

Suaranya yang begitu menggelegar spontan membuat ku menoleh ke belakang untuk melihat sosok yang dipanggil Ibu guru itu. Dan kejadian tak terduga terjadi, mata ku bertemu dengan matanya namun hanya sesaat karena aku langsung mengalihkan nya dan kembali menghadap depan.

Entah kekacauan apa yang kembali dibuat olehnya hingga guru di kelas ku terlihat begitu kesal dengan sosok cowok yang akhir akhir ini selalu memenuhi pikiran ku. Ya 'dia' adalah Hafi. Untuk nama panjang nya biarlah hanya aku dan Allah yang tau,kalian hanya cukup tau jika namanya Hafi.

"CEPAT HAFI KE DEPAN! APA KAMU TIDAK DENGAR?" guru ku kembali bersuara memanggil Hafi yang tak kunjung ke depan menghampiri nya.

Aku pun menoleh kembali dan terlihat dia mulai melangkah ke depan. Tunggu! Dia ke depan dan itu artinya dia akan melewati ku. Sungguh jantung ku benar benar tidak bisa dikontrol saat ini. Aku kembali menghadap depan namun aku sedikit menundukkan kepala ku.

Dan terlihat dia lewat tepat di samping kanan ku. Tanpa sadar aku bergumam "Tuh kan dia mirip banget." gumamku.

"OH JADI HAFI??!!"

Aku terkejut saat Putri berbicara seperti itu. Jadi, dia daritadi mengamatiku?

Bicara Putri memang tidak kencang tapi tetap saja aku takut ada yang mendengarnya "Ih Putri apaan sih, awas Lo kalo orang nya denger. Entar dikira lagi ngomongin dia kan gak enak," ujarku

"Bodo amat. Tapi gue bener kan kalo yang Lo bayangin pas baca novel itu si Hafi?" tanya Putri

"Iya iya tapi Lo jangan kasih tau siapa siapa awas aja," Akhirnya aku mengalah untuk mengaku. Toh tidak ada gunanya lagi aku berbohong kepada Putri karena aku yakin itu tak aakn berhasil.

"Iyaa tenang aja. Tapi ih kok dia sih? Kan dia bandel gitu," Putri kembali berucap dan kali ini membuat mata ku sedikit melebar.

"Ih gak boleh ngomong gitu Putri. Lagian kan tokoh cowok di novel itu juga badboy." jelasku

"Iya deh doi nya dibelain," ledeknya

"Udah ah apaan si gak jelas lu mah." Balasku.

Setelah itu aku kembali menghadap depan dan terlihat Hafi sedang diomelin oleh guru Bahasa Inggris ku itu. Aku memandanginya sungguh detail dan terlihat penampilan Hafi yang benar benar mirip dengan bayanganku saat membaca novel itu.

Baju dikeluarkan,sepatu lusuh,tidak pakai dasi,tidak pakai gesper dan lengan panjang yang sedikit digulung. Itulah sedikit gambaran dari sosok Hafi.

-----

'Ting'

Terdengar suara notifikasi dari ponsel ku. Lalu ku mengubah posisi tidurku menjadi tengkurap sambil memainkan ponsel.

Aku membuka aplikasi dengan logo berwarna hijau itu. Dan terlihat notifikasi yang baru muncul karena terletak paling atas diantara chat chat lainnya.

Aku terkejut. Dan langsung mengucek mata ku untuk memastikan apa aku salah liat atau tidak. Tapi setelah mengucek pun hasilnya tak berubah. Tetap sama. Tetap nama itu yang terlihat disana.

Aku melepas ponsel ku dari genggamanku. Lalu aku mengubah posisi tidurku menjadi telentang. Aku menatap langit langit kamar dengan pandangan tak percaya dan terkejut. Aku benar benar masih tidak percaya hingga beberapa menit aku mengatur rasa terkejut ku lalu aku kembali tengkurap dan mengambil ponselku.

Dengan keberanian yang tak sepenuhnya aku membuka roomchat itu. Dan ya benar, itu benar benar chat darinya. DIA BENAR BENAR MENGIRIM PESAN PADAKU!!

Ada rasa bahagia yang aku rasakan tapi tak mengganti rasa gugup dan bingung ku. Ya aku gugup karena dia tiba tiba mengirim pesan padaku. Ya 'dia' orang yang aku bayangkan saat membaca novel kemarin. Dan aku juga bingung, pasalnya aku baru mengganti Line ku dan di line ku sebelumnya pun aku tidak berteman dengannya.

Hafi : Test

Ya itu lah pesan yang dia kirimkan padaku. Singkat bahkan sangat singkat tapi efeknya bagi ku sungguh luar biasa.

Dan kini terlihat waktu terkirimnya yaitu 22:16 dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 22:29. Itu artinya aku sudah menunda 13 menit untuk menjawab pesannya.

Aku bingung,takut,dan gugup untuk menjawab pesannya. Tapi tidak enak jika tidak membalasnya segera, karena pasti di room chat nya terlihat bahwa aku sudah membaca pesannya.

Dengan penuh keberanian akhirnya aku mengetikkan satu kata untuk menjawab pesannya.

Aku : Kenapa?

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang