Jangan lupa untuk tekan tombol bintang dulu sebelum membaca.
Dan jangan lupa follow aku.
Don't be a silent reader.
Selamat membaca.
------
Seperti yang diminta oleh Nabila saat di telepon beberapa waktu lalu, Hafi kini sudah berada di depan Dark Café .
Dan terlihat Nabila bersama teman temannya belum keluar dari kafe itu, lalu Hafi mengambil ponselnya dari saku jaketnya dan mengetikkan sesuatu di sana.
Hafi : Saya udah di depan kafe ya Bil
Lalu Hafi mengirimkannya kepada Nabila.
Sebenarnya Hafi masih bingung atas permintaan Nabila untuk menjemput cewek itu, karena tadi pagi saat ingin berangkat Hafi menawarkan untuk mengantar dan menjemput Nabila, tetapi cewek itu menolak.
Ting.
Nabila : Iya, tunggu sebentar ya Fi.
Hafi hanya membaca pesan itu, karena dari luar pun Hafi dapat melihat saat ini Nabila dan para sahabatnya sudah bangkit dari kursinya masing-masing dan menuju ke pintu keluar setelah ada perwakilan dari mereka yang ke kasir untuk membayar.
Terlihat Nabila dan para sahabatnya itu menghampiri Hafi yang anteng duduk di atas motornya.
“Woy Fi ngapain lu di sini?” Tanya Dinda yang tentu saja hanyalah sebuah basa basi.
“Eh Din, nih jemput calon pacar saya.” Jawab Hafi sambil menunjuk Nabila dengan dagu nya.
“Ciee PJ nya ya jangan lupa.” Sahut Mela.
“Iya sans . Diterima aja dulu, ya gak, Bil?” balas Hafi.
“Iyain aja biar cepet. Oh iya Fi, kenalin ini temen temen sekolah Nabila.” Ucap Nabila.
Lalu Ira, Ziya, Salsa, Riska, dan Aulia pun secara bergantian berjabat tangan dengan Hafi sambil memperkenalkan diri.
“Saya Hafi, calon pacarnya Nabila.”Itulah jawaban Hafi saat memperkenalkan dirinya.
“Hafi…” ucap Nabila dengan nada memperingatkan.
“Apa sayang?” goda Hafi yang membuat Nabila semakin malu.
“Nanti kali pacarannya, gak liat nih masih ada kita kita. Yaudah kita semua balik duluan ya Bil, Fi. Jangan lupa makan makannya ditunggu.” Ujar Dinda.
Setelah Dinda berucap demikian, lalu kesembilan teman Nabila itu pun beranjak meninggalkan kawasan kafe.Kini tersisa hanya Nabila dan Hafi.
“Masih mau berduaan di sini atau pulang?” Tanya Hafi yang bermaksud menggoda Nabila itu.
“Ihhh Hafi, kenapa sih dari tadi ngegodain Nabila mulu. Malu tau gak?” Nabila memuntahkan kekesalannya kepada Hafi, padahal dalam hatinya ia sangat bahagia.
Hafi terkekeh kecil “Ya gapapa dong ngegodain calon pacar sendiri, halal aja.”
“Halal darimana, emang Nabila istrinya Hafi,hah?”
“Mau emangnya? Kalau mau yaudah yuk ke KUA langsung saya jabanin.” Balas Hafi.
Nabila pun lantas menutup wajahnya dengan sling bag yang ia gunakan.“Udahan ah Fi. Malu tau.”
“Hahahaha, iya iya yaudah yuk pulang.” Ucap Hafi lalu memberikan helm kepada Nabila.
Nabila menerima helm tersebut tetapi ragu untuk memakainya.
“Kenapa masih diem aja? Gak mau pulang?” Tanya Hafi yang saat ini sudah mengenakan helmnya itu.
“Nabila mau es krim.” Jawab Nabila dengan suara yang pelan.
“Hah? Kamu bilang apa, Bil?” Tanya Hafi yang memang tidak begitu jelas mendengar ucapan Nabila itu.
“Nabila mau es krim, Fi.” Ucap Nabila ulang dengan intonasi yang lebih keras dari tadi.
“Ohh mau es krim. Yaudah nanti kita beli es krim di minimarket.” Ujar Hafi.
“Gak mau.”
“Kenapa gak mau? Katanya mau es krim.”
“Tapi gak mau yang di minimarket.”
“Terus kamu mau es krim yang di mana?”
Nabila tampak berpikir lalu menggelengkan kepalanya “Enggak tau.”
Hafi semakin bingung dengan tingkah Nabila, ia pun membuka kembali helm nya itu.
“Kamu kenapa sih Bil, gak biasanya aneh begini.” Tanya Hafi mengungkapkan kebingungannya.
“Ya, Nabila gapapa. Kan Nabila bilang tadi, kalau Nabila mau makan es krim sekarang. Tapi Nabila gak mau es krim yang bungkusan, Nabila mau ke kedai kedai es krim gitu.” Jawab Nabila.
“Yaudah kita cari kedai es krim ya.” Ujar Hafi lalu memakai helm nya kembali dan begitu juga dengan Nabilla.
Setelah Nabila naik ke atas motor Hafi, mereka pun meninggalkan kawasan Dark Café .
------
Setelah berkeliling hampir setengah jam, akhirnya Hafi dan Nabila pun menemukan sebuah kedai es krim yang tidak terlalu ramai.
“Kamu mau es krim apa?” Tanya Hafi.
“Nabila mau es krim cokelat ya.” Jawab Nabila.
“Oke, yaudah kamu tunggu sini aja, biar saya yang ngantri.” Ujar Hafi.
Nabila mengangguk dan Hafi pun meninggalkan Nabila yang setia duduk di atas motor Hafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFI & NABILA [REVISI]
Teen Fiction• Based on true story • Don't copy my story, please be creative. Happy reading. ------ Aku hanya seorang perempuan yang menyayangimu dalam diam,dalam pandangan,dan dalam doa. ---- Dia Hafi, laki-laki yang membuat hati ku jatuh dengan sikapnya yang t...