Jangan lupa untuk tekan tombol bintang nya dulu.
Jangan lupa follow aku.
Don't be a silent reader.
Selamat Membaca.
-----
Hari yang ditunggu, hari yang dinantikan, hari yang mendebarkan, akhirnya datang juga.
Nabila terus memantapkan hatinya dan terus berkata pada dirinya sendiri "Lo bisa Bil, lo cuma perlu datang dan bersikap seperti biasa. Dan cukup untuk tidak mengingat semuanya." Kalimat itu terus diulang-ulang oleh perempuan itu.
Saat ini waktu menunjukkan pukul 13.40 WIB, ya, Nabila sudah telat sepuluh menit dari jam janjian reuni yang diadakan. Bahkan perempuan itu sekarang masih berada di rumah, padahal untuk sampai ke tempat tujuannya itu, ia harus menempuh jarak yang menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit.
Gimana entar kalau gue ketemu Hafi ya?
Dia dateng gak ya?
Ihh gue gak usah dateng kali ya....
Tapi gak enak sama yang lain
Tapi gue gak mau ketemu Hafi, gue belum siap
Tapi gue kangen juga sih sama dia..
Arrgghhh....
Batin Nabila terus saja labil seperti itu, perempuan yang kini sudah berpakaian rapi itu menggenggam erat tali sling bag nya dengan tangan kanannya dan di tangan kirinya memegang ponsel yang sedari tadi terus ramai karena penuh dengan notifikasi yang masuk, mulai dari notifikasi pesan hingga panggilan masuk. Namun tidak ada yang dihiraukannya.
Nabila akhirnya melihat layar ponselnya itu, benar, penuh dengan notifikasi yang sedari tadi ia abaikan.
Putri
Bil, lu dimana
Woy lu dateng kan?
Dinda
Eh lu udah jalan belom?
Bil, anjir dateng lu
Awas kalau enggak.
Panggilan tak terjawab (5)
Nabila semakin bingung, ia ingin sekali ikut acara reuni ini, tapi di satu sisi ia masih merasa belum siap untuk bertemu dengan Hafi. Dan untuk Hafi, cowok itu sendiri pun mengirimkan pesan ke Nabila.
Hafi
Bil, dateng kan?
Ada yang mau saya omongin
Mau saya jemput?
Nabila tak membalas satu pun pesan mereka baik Putri, Dinda, apalagi Hafi.
-----
L'café
"Ini si Nabila kemana sih njir gue telepon dari tadi gak diangkat-angkat," ucap kesal Putri.
"Gue juga udah chat dia tapi gak dibales," tambah Dinda.
Putri kembali melihat ponselnya dan membuka roomchat nya dengan Nabila.
"Anjir chat gue di read doang sama tuh anak," ucap Putri setelah melihat pesan yang ia kirimkan hanya dibaca oleh Nabila, tanpa balasan satu pun.
"Lah chat gue juga noh," balas Dinda.
"Itu anak sebenarnya kenapa sih, tadi malam bilangnya mau dateng, sekarang malah ngilang kayak gini," geram Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFI & NABILA [REVISI]
Teen Fiction• Based on true story • Don't copy my story, please be creative. Happy reading. ------ Aku hanya seorang perempuan yang menyayangimu dalam diam,dalam pandangan,dan dalam doa. ---- Dia Hafi, laki-laki yang membuat hati ku jatuh dengan sikapnya yang t...