3

229 13 8
                                    

Jangan salahkan takdir, takdir memang apa adanya.

Disinilah Rayhan sekarang, di depan kelas gadis yang menjadi kekasihnya sejak kemarin. Ia menunggu dengan setia sambil memikirkan kelakuan anehnya. Menjadikan seorang gadis yang baru saja dikenalnya menjadi pacarnya.

"Rayhan?" panggil Saras saat keluar dari kelasnya.

"Iya, mau pulang?" tanya Rayhan yang terkejut oleh kedatangan Saras. Saras hanya mengangguk, mengiyakan perkataan Rayhan.

"Saya antar kamu." ucap Rayhan, lalu dirinya menarik tangan Saras. Bukan kemauannya, tapi tak tahu tangannya reflek menarik tangan Saras. Saras terkejut, lalu menepisnya.

"Han, saya ada jam ekstrakulikuler hari ini. Jadi kamu pulang dulu saja." ucap Saras lembut agar Rayhan tak tersinggung karena ia menolak ajakannya.

"Oh, yaudah. Pinjam handphone kamu." pinta Rayhan kepada Saras.

Saras mengulurkan handphone nya ragu. "Untuk apa?" tanya Saras bingung akan apa yang akan dilakukan Rayhan.

Tanpa membalas, Rayhan langsung mengetikkan nomornya di kontak Saras. Lalu, mencari akun instagramnya. Ia pun menekan tulisan follow pada akunnya.

"Ini." ucap Rayhan sambil memberikan handphone itu kepada pemiliknya.

"Eh, makasih." ucap Saras ragu, yang dibalas anggukan oleh Rayhan.

"Oh ya, Kak Pram minta kamu main ke rumah. Kapan-kapan kamu bisa, kan?" tanya Saras.

Rayhan menautkan kedua alisnya, berpikir apakah ia bisa pergi ke rumah Saras.

"Em, boleh. Lain kali saya akan datang." ucapnya sambil memberikan senyuman tipis kepada Saras. Lalu, ia pergi meninggalkan Saras menuju ke parkiran.

✈️✈️✈️

Rayhan memasuki rumahnya, baru melangkah satu langkah sudah tercium bau masakan yang membuatnya begitu lapar.

"Bunda, masak apa?" tanyanya kepada wanita paruh baya yang tengah menyajikan makanan di atas meja makan.

"Masakan kesukaan kamu. Cak kangkung sama kakap bakar." jawab Laras dengan lembut.

Lalu, Rayhan sudah berancang-ancang untuk mengambil garpu guna mencicipi cak kangkung buatan bundanya. Nyatanya gagal.

"Ganti baju atau push up 100 kali!" seru lelaki tua dan memiliki rambut yang sudah beruban. Matanya menatap Rayhan tajam.

"Ganti baju, Yah." jawab Rayhan karena tak ingin memiliki masalah dengan Handoko, ayahnya.

Rayhan bergegas ke kamarnya, mandi dan juga ganti baju. Makan malam segera dimulai, ia bersegera mungkin menyelesaikan aktivitasnya.

"Lama banget, Han, mandinya." ujar Laras.

"Nggak kok, Bun, perasaan Bunda aja kali." elaknya kepada bundanya.

"Iya kali ya." balas Laras. Rayhan lalu duduk di samping kakak perempuannya, Raisa.

Saat hendak menyantap makanannya, Rayhan mendapat pukulan kecil oleh sendok ayahnya.

"Disiapkan dulu, berdoa, baru makan." titah Handoko dengan tegas, membuat Rayhan mengurungkan niatnya untuk segera makan.

"Maaf, Yah."

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang