Aku sudah berjanji untuk menjagamu.
️✈️✈️✈️
Rayhan masih berputar-putar di sekeliling festival budaya. Sudah banyak foto yang mereka ambil, tapi lebih banyak foto Farida yang sendiri.
"Ray?" panggil Farida yang masih menatap hasil jepretan Rayhan di kamera miliknya.
"Ya?" Rayhan sedikit menoleh ke arah Farida.
"Pinjem hp kamu!" paksa Farida sambil menodongkan tangannya ke arah Rayhan.
"Buat apa?" tanya Rayhan setelah memberikan ponselnya kepada Farida. Farida diam, tak menjawab.
Dirinya membuka akun instagram milik pacarnya itu. Lalu menambah instastory di sana. Ia mengajak Rayhan melakukan boomerang bersama.
"Ray, ayo ikut boomerang!" paksa Farida sambil menarik tubuh Rayhan agar sedikit mendekat ke arahnya.
Ide jahil muncul di pikiran Farida. Farida mencium sekilas pipi kanan Rayhan saat boomerang. Tentu saja Rayhan tersentak. Farida buru-buru meng-upload boomerang itu, dengan emot hati yang menutupi kelakuan Farida.
Rayhan sudah hendak memarahinya, namun sia-sia saja. Farida malah menertawainya lepas. Tak berselang lama, Farida meminta Rayhan untuk makan siang terlebih dahulu.
✈️
"Rayhan?" panggil Farida dengan nada lesu.
"Hmm." balas Rayhan dengan masih fokus mengambil beberapa gambar binatang dengan kamera di tangannya itu.
"Ihh! Aku capek." keluh Farida. Dirinya langsung memosisikan diri berjongkok di tengah jalan.
"Far! Malu dilihat orang." gerutu Rayhan melihat aksi aneh pacarnya itu. Mau tak mau ia harus menghentikan aktivitasnya memotret. Lalu ia mengambil jongkok di depan Farida.
"Maunya gimana?" tanya Rayhan lembut.
"Gendong." rengek Farida dengan suara khasnya yang seperti anak kecil.
"Ha? Nggak, nggak! Naik kereta aja ya?" elak Rayhan. Bukannya ia tak sayang dengan kekasihnya itu, tapi mereka baru saja masuk ke area kebun binatang, jadi otomatis perjalanannya masih panjang.
"Ihh! Nggak mau!" rengek Farida lagi.
"Ya udah, jalan pelan-pelan aja, ya?" tawar Rayhan.
Farida tetap saja menggeleng. Rayhan menghela napasnya kasar.
"Naik gajah, yuk!" ajak Rayhan sambil meraih tangan mungil Farida yang masih setia berjongkok.
"Gajah? Boleh?" tanya Farida ambigu. Dirinya menerima uluran tangan dari Rayhan.
"Boleh, tapi di kandang. Nggak boleh dibawa kemana-mana." jelas Rayhan sambil tertawa renyah.
"Kirain! Tapi nggak papa deh. Seru tuh!" ucap Farida antusias. Jarang-jarang naik beginian sama pacar.
Farida memilih duduk di depan, sedangkan Rayhan duduk di belakangnya. Farida meminjam ponsel milik Rayhan untuk sekadar melakukan siaran langsung di akun instagram pacarnya itu.
Banyak komentar di sana. Dari Aldo, Radit, dan teman-teman Rayhan waktu SMA dan sekolah penerbangan. Namun ada akun seseorang yang menarik perhatian Farida. Akun yang diduganya milik Saras, namun di sana Saras tak berkomentar apapun.
Persetan dengan itu, Farida malah gencar bermesra-mesraan dengan Rayhan. Sesekali ia meminta Rayhan memeluknya dari belakang, sedangkan ia menyandarkan kepalanya ke dada bidang Rayhan.
✈️
Farida dan Rayhan sudah sampai di hotel. Rayhan memilih untuk langsung mengistirahatkan badannya. Namun, Farida melarangnya, Farida ingin berjalan-jalan di jembatan Suramadu dengan berjalan kaki. Karena hotel mereka juga dekat dengan tempat itu.
"Ray!" seru Farida setelah Rayhan meraih ganggang pintu kamarnya.
"Apa?" tanya Rayhan lesu.
"Habis mandi kita jalan-jalan bentar ya? Deket kok, di jembatan situ aja." pinta Farida.
"Aku capek, besok saja ya?" tawar Rayhan. Namun, dijawab gelengan kecil oleh Farida. Bibirnya yang dimanyunkan ke depan, begitu menggemaskan bagi Rayhan.
Rayhan tersenyum, lalu mengangguk.
"Yaudah, sebentar saja ya?" tawar Rayhan lagi.
Farida mengangguk antusias.
Selang beberapa jam, Rayhan keluar dari kamarnya sedangkan Farida sudah menunggu sedari tadi dengan slingbag dan kamera miliknya.
"Udah?" tanya Rayhan sedikit terkejut dengan kehadiran Farida yang berdiri di depan kamarnya.
"Udah. Ayo!" ajak Farida sambil merangkul lengan lelaki itu keluar dari hotel.
Mereka memilih jalan-jalan, seperti yang direncanakan oleh Farida. Farida memilih jalan duluan, sedangkan Rayhan mengikuti dari belakang.
"Han, indah ya langitnya? Aku suka deh." ucap Farida dengan senyum mengembang.
"Iya, indah." balas Rayhan singkat.
"Kita ke sana yuk!" seru Farida sambil menunjuk ke arah yang ingin ia tuju. Rayhan masih mengikutinya.
"Kita mau ngapain di sini?" tanya Rayhan yang sudah mulai bosan.
"Fotoin aku!" seru Farida antusias.
Farida sudah berdiri di depan jembatan, berpose sesuka dirinya. Rayhan memilih mundur memberi jarak. Ia mencoba memfokuskan lensanya ke tubuh Farida.
Rayhan menyipitkan matanya, ada kejanggalan saat membidik di kamera. Suatu cairan merah kental mengalir dari hidung Farida. Rayhan menurunkan kameranya perlahan.
"Kok nggak jadi, sih!" gerutu Farida yang belum menyadari dirinya.
"Ada darah yang mengalir dari hidung kamu." ucap Rayhan, namun dirinya tak segera mendekat ke Farida.
"Ha?" tanya Farida bingung. Lalu ia menyentuh sesuatu di bawah hidungnya. Ia melihat darahnya di jemarinya.
Farida merasa takut, lalu tak sadarkan diri. Namun, belum sampai terjatuh, Rayhan sudah memeluknya.
"Farida? Far! Bangun! Hey!" seru Rayhan sambil menepuk pipi milik Farida. Namun Farida tak kunjung sadar.
Selang beberapa menit, ia menghentikan taksi. Lalu membawa Farida ke rumah sakit segera.
"Aku tak ingin kamu kenapa-kenapa. Aku sudah berjanji untuk menjagamu, bukan? Jadi aku mohon, jangan biarkan aku mengingkari janjiku." guman Rayhan saat sampai di depan ruang Farida.
✈️✈️✈️
Akankah Rayhan menghilangkan bayang Saras dari hidupnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
Teen FictionBagi Rayhan, Saras adalah hujan yang turun di gurun yang panas. Bagi Saras, Rayhan adalah kekhawatiran yang tak ada habisnya. Dua dunia yang berbeda terpaksa disatukan oleh sebuah RASA. Akankah semua mimpi dan harapan mereka bisa terwujud bersama? W...