55

122 8 0
                                    

Kembali ke masa lalu.

✈️✈️✈️

Rayhan sempat bersedih atas kepergian Farida, kekasih yang akan dinikahinya. Apalagi ketika ia membaca buku diary milik Farida, hatinya begitu tersayat. Ia baru tahu, jika Farida sudah mencintainya mulai dari awal pertemuan mereka di Garut.

Memorinya akan masa lalu seakan berputar. Kejadian tiga tahun lalu, ketika ia harus kabur dari rumahnya demi mengejar cintanya di Surabaya. Kejadian yang mendatangkannya pada bahagia barunya.

Namun, kesedihan itu serasa terlupakan ketika ia mendengar suara masa lalunya kembali. Suara Saras yang menggema di telinganya karena kejadian kemarin.

"Rayhan! Ayo turun! Sarapan, katanya mau ke acara nikahannya Aldo." teriak Laras dari lantai dasar.

Rayhan terpelonjak kaget, ketika teringat hal itu. Ia segera masuk ke kamar mandi. Mengganti pakaiannya dengan setelan jas berwarna hitam. Rayhan segera menuruni tangga.

"Lama amat, sih lo! Tau gitu gue datengnya sama Arka." gerutu Raisa.

"Idihh! Emang lo diundang, apa? Orang lo aja nggak kenal sama pengantinnya." ledek Rayhan yang menatap Raisa tak suka.

"Enak aja! Gue diundang tau. Kakaknya Alika itu temen sma gue. Lo aja yang nggak tau!" sangkal Raisa karena tak terima.

"Udah, udah, jangan ribut! Cepet makan, abis itu kalian cepet berangkat." titah Laras.

"Makannya dikit aja, deh, bun. Takutnya Raisa nggak bisa makan di sana. Kan sayang kalo ada acara nggak makan-makan." jelas Raisa.

"Yaudah terserah kamu." ucap Laras pasrah.

Tok Tok

Laras sudah bersiap untuk membukakan pintu. Namun, langkahnya ditahan oleh Raisa. Raisa tahu jika itu adalah Arka. Setelah mendapat kejelasan itu, perasaan Raisa ke Arka mulai tumbuh. Bahkan, Raisa dan Arka sudah menjalin hubungan.

"Raisa langsung berangkat ya, bun! Itu kayaknya Arka. Soalnya, Raisa udah janjian kemarin. Hehe." ucap Raisa sambil diakhiri kekehan.

"Gue duluan, ya, Ray!" seru Raisa setelah menyalimi Laras. Rayhan hanya mengangguk. Ia sudah tau tentang hubungan Raisa dan Arka. Ia sudah memberikan restu, sekali lagi Rayhan tak ingin egois.

Selesai menuntaskan sarapannya, Rayhan langsung berpamitan kepada Laras. Ia ingin segera menemui sahabatnya itu.

✈️

Rayhan segera naik ke pelaminan. Kini matanya bertatapan dengan Aldo, sahabatnya. Rayhan tersenyum, lalu memeluk sahabatnya itu.

"Congratulations, dude. Semoga jadi keluarga yang samawa. Jangan khawatir, nikmatin aja cuti lo. Gue sama Radit bisa handle." goda Rayhan, lalu terkekeh.

"Thanks, bro. Lo juga cepet nyusul." sahut Aldo.

Lalu, Rayhan berjalan maju. Dilihatnya Alika yang dulu pernah mengejar-kejar cintanya sewaktu sma. Rayhan hanya tersenyum, lalu menjabat tangan Alika.

"Akhirnya kamu dapet lelaki yang bisa mencintai kamu, Al. Sori, buat yang waktu sma. And congratulations, Al." Rayhan segera meninggalkan panggung pelaminan.

Rayhan teringat sesuatu ketika melihat Alika. Ia yang selalu menolak Alika demi cintanya ke Saras. Bahkan, terbesit rasa ingin kembali ke Saras. Namun, apa Saras masih mau dengannya.

Rayhan hanya tersenyum tipis, lalu dihampirinya Radit yang tengah menyantap makanan yang sudah dihidangkan.

"Woy!" seru Rayhan sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

"Eh, lo, Han. Gimana? Potek, nggak?" ledek Radit pada Rayhan.

Rayhan malah tertawa, namun ia sama sekali tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya jika berhadapan dengan Radit. Sahabatnya itu memang selalu mengerti dirinya.

"Lo masih inget sama Farida? Sori, gue nggak maksud, kok." ucap Radit dengan rasa bersalah.

"Nggak, bukan itu yang gue pikirin. Gue cuma keinget Saras kalo liat Alika." jelas Rayhan sambil menampakkan senyum kecutnya.

"Jadi, lo belum bisa lupain Saras? Atau selama lo menjalin hubungan sama Farida, lo cuma anggap Farida sebagai pelampiasaan lo?" tebak Radit dengan emosi yang sudah menggebu.

"Bukan gitu, Dit! Gue cinta sama Farida, cuman gue belum bisa ngelupain Saras. Selama gue menjalin hubungan sama Farida, setengah hati gue masih ada nama Saras, Dit." jelas Rayhan lagi.

"Sama aja! Setengah hati lo emang udah menerima Farida, tapi setengah hati lo menolak untuk menerima bahagia yang baru. Dan berarti, setengah hati lo mau lo kembali ke masa lalu." jelas Radit dengan ahlinya.

"Jadi, apa yang harus gue lakuin?" tanya Rayhan pada Radit.

Radit memegang kedua pundak Rayhan. Lalu, memandangnya tajam.

"Bertindaklah sesuai apa kata hati lo. Kalo bisa lo susul dia, Ray." ucap Radit sebelum meninggalkan Rayhan.

✈️

Acara resepsi sudah selesai. Rayhan begitu sangat lelah. Bahkan, dia baru saja pulang. Sebelum menuju rumah, ia pergi ke pihak maskapai untuk membicarakan masalah pekerjaan.

Rayhan meminta pihak maskapai untuk memberikan tugas kepadanya flight ke Surabaya beberapa hari. Lalu, disambung ke Banjarmasin. Memang pihak maskapai tidak bisa memberi janji, setidaknya Rayhan berusaha untuk Saras.

Rayhan nampak begitu lelah, dirinya segera masuk ke kamar mandi. Ia memilih untuk berendam, sekadar menghilangkan penat karena seharian beraktivitas.

Seusai mandi, Rayhan segera mengganti pakaiannya dengan celana kolor tanpa baju. Ia sudah biasa tidur dengan keadaan shirtless.

Namun, belum lama Rayhan membaringkan dirinya di kasur. Ia sudah mendapat telfon dari pihak maskapai.

"Iya, pak. Halo?"

"Kamu bisa mendapat flight ke Surabaya, setelahnya ke Banjarmasin. Pilot senior tidak bisa datang dan saya pikir kamu bisa menggantikannya."

"Baik, Pak. Lalu, kapan jadwal penerbangannya, pak?"

"Besok pagi. Tapi kamu harus bermalam beberapa hari di Surabaya karena tujuan flight kamu tidak hanya ke Banjarmasin saja. Intinya, kamu menggantikan sementara tugas pilot senior itu. Tapi kalau kamu keberatan, saya akan mencari pilot lain."

"Jangan, pak! Saya terima. Sekali lagi terimakasih atas informasinya, Pak. Selamat malam."

Rayhan sangat senang ketika mendengar informasi tersebut. Hatinya sangat bahagia, ia tak sabar untuk besok pagi. Ia harus tidur secepatnya.

✈️✈️✈️

Akhirnya, ditakdirkan bertemu juga❤

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang