21

126 8 1
                                    

Keyakinan ini sepertinya masih bertahan.

️✈️✈️✈️

Sudah lebih dari seminggu Rayhan bersekolah di tempat barunya ini. Pengetahuannya semakin betambah. Namun yang ia lakukan saat di kelas hanyalah melamun. Sudah berminggu-minggu pesannya dianggurkan oleh Saras.

"Han, lo kenapa sih? Masalah sama cewek lo?" bisik Radit sedikit keras. Pasalnya, Rayhan ini jika orang lain berbicara dengan volume kecil, telinganya tak bisa menerima dengan jelas.

"Rayhan, Radit kalian apa-apaan?! Saya sedang menjelaskan teori pada kalian. Mengapa kalian malah bicara sendiri?!" bentak Pak Ristanto.

"Maaf, Pak." balas Radit sambil menundukkan sedikit kepalanya. Namun, Rayhan masih asik dengan lamunannya.

"Rayhan!" bentak Pak Ristanto karena Rayhan masih saja melamun, tak memperhatikan penjelasannya.

"Iya, pak?" Rayhan tersadar.

"Kamu maju ke depan dan coba terangkan apa perbedaan posisi fearther dan unfearther pada propeller control system!" suruh Pak Ristanto.

Rayhan menghela napasnya. Mau tak mau ia harus maju ke depan. Untung saja terbantu dengan otaknya yang seperti google.

"Feather adalah posisi dimana trailing edge dan leading edge propeler diposisikan tegak lurus atau hampir mendekati 90° dengan sumbu longitudinal pesawat."

"Sedangkan, unfeather adalah posisi dimana trailing edge dan leading edge propeler diposisikan sejajar dengan sumbu longitudinal pesawat atau sudutnya hampir mendekati 0° istilahnya kalau dilihat dari depan, posisi propelernya seperti posisi baling-baling kipas angin." seketika semua yang berada di kelas terdiam. Penjelasan itu membuat Pak Ristanto menganga. Dia sama sekali belum mengajarkannya, namun Rayhan sudah bisa menjawabnya.

"Boleh saya duduk, pak?" Rayhan menyadarkan lamunan Pak Ristanto.

"Silahkan."

"Makasih, pak." Rayhan menyunggingkan sedikit senyumnya.

✈️

"Lo keren banget lah, Han!" Radit mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Biasa aja kali." Rayhan terkekeh. Ia masih sibuk dengan ponselnya.

"Oh ya, power bank lo ada di apart gue. Mau lo ambil apa kagak, nih?" tanya Rayhan sambil memasukkan ponsel ke sakunya.

"Ya diamblil lah. Oh ya, gue ke apart lo ya. Gue laper, di kost nggak ada makanan. Hehe." Radit nyengir sambil mengusap perutnya yang lapar.

"Yodah lah, ayo!" ajak Rayhan. Radit hanya bisa tersenyum bahagia. Uangnya aman, tidak akan tersentuh.

Setelah sampai ke apartemen Rayhan. Radit langsung merebahkan dirinya di sofa empuk di ruang santai.

Ia meraih remote tv. Tak luput juga makanan di depannya juga dilahap.

"Eh, lo mau ngapain?" Rayhan panik ketika Radit menyalakan tv miliknya.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang