Aku akan tetap merahasiakannya, sebelum tiba waktunya.
✈️✈️✈️
Rayhan dan Saras sedang dalam perjalanan. Rayhan masih saja asik menyetir. Terlalu fokus ke depan hingga tak melihat ke arah Saras yang sedang melamunkan sesuatu.
Suara alunan musik di dalam mobil, menemani perjalanan senja mereka. Namun, alunan musik itu sama sekali tidak menembus sampai indera pendengaran Saras.
Rayhan melihat ke samping.
"Ras? Kamu melamun?" tanya Rayhan membuat Saras tersentak.
"Nggak kok, Ray. Aku cuma keinget sama sesuatu aja." Saras tersenyum simpul.
"Ya sudah."
"Mau langsung pulang atau makan dulu?" tawar Rayhan."Emm, bisa kita ke rumah sakit? Aku lagi kangen sama bunda." tutur Saras, kali ini ia tak bohong.
"Boleh, sehabis itu kita makan dan saya antar kamu pulang."
Saras mengangguk. Mengiyakan semua tawaran Rayhan padanya. Tatapan Rayhan tertuju lagi pada jalanan.
...
"Ras, kita sudah sampai!" serunya. Namun Saras malah terlelap.
"Ras! Bangun, Ras!" Rayhan mengusik tubuh Saras. Gadis itu terbangun dengan mata yang merah.
"Sudah sampai ya?" Saras mencoba menyadarkan dirinya. Ketika, ia hendak membuka pintu. Rayhan dengan sigap menahannya.
"Kenapa, Han?" tatap Saras bingung.
"Saya antar kamu pulang. Besok saja bertemu bunda. Kamu kelihatan sangat lelah, saya tidak mau ambil risiko jika kamu sakit." jelasnya.
Saras hanya bisa pasrah, benar yang dikatakan Rayhan. Dirinya sangat lelah seharian bersama Rayhan.
...Sesampainya di rumah Saras. Rayhan turun dan mengantarkan Saras masuk.
"Saras, Rayhan, kok baru pulang?" tanya Bagas.
"Em, tadi macet, Yah."
"Oh ya sudah. Saras cepat masuk." titah Bagas kepada putrinya.
"Han, aku masuk dulu. Kamu hati-hati pulangnya." ucapnya sangat manis. Rayhan hanya mengangguk.
"Om, kalau begitu, saya pamit dulu. Sudah larut." pamitnya sambil mencium tangan Bagas.
"Hati-hati, Han."
"Iya, Om." Rayhan langsung masuk ke dalam mobilnya. Melajukan mobilnya membelah jalanan ibukota.
✈️
Rayhan tengah mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah. Karena kedua orang tuanya masih berada di rumah sakit. Ia harus lebih mandiri. Dan berhubung Bi Asih sedang pulang kampung. Ia harus membuat makanannya sendiri.
Karena waktu sudah menunjukkan pukul di mana Rayhan harus berangkat sekolah. Maka ia langsung menuju ke motor kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
Teen FictionBagi Rayhan, Saras adalah hujan yang turun di gurun yang panas. Bagi Saras, Rayhan adalah kekhawatiran yang tak ada habisnya. Dua dunia yang berbeda terpaksa disatukan oleh sebuah RASA. Akankah semua mimpi dan harapan mereka bisa terwujud bersama? W...