37

98 8 1
                                    

Perkataanmu membuatku berpikir.

️✈️✈️✈️

Rayhan baru saja menyelesaikan kewajibannya. Setelah itu, dirinya tak ingin mengambil tidur lagi. Biasanya dirinya akan jogging di pagi hari.

"Han, mau kemana?" tanya Laras saat melihat Rayhan menuruni tangga dengan celana training dan sepatu olahraga.

"Mau jogging, Bun. Udah lama nggak jogging." jawabnya sebelum keluar dari rumahnya.

Kawasan komplek masih sepi, Rayhan berencana untuk keliling komplek, apalagi di samping rumahnya ada tetangga baru. Mungkin bisa berkenalan sebelum masuk sekolah.

Sudah lebih dari 10 kali putaran Rayhan jogging, dirinya ingin mengistirahatkan dirinya sejenak. Ia mengelap peluh di pelipisnya.

"Minuman untuk kakak." suara gadis dengan menyodorkan air mineral kepada Rayhan.

Rayhan mendongak, terlihat wajah gadis itu.

"Farida? Lo kok ada di sini?" Rayhan terkejut melihat Farida yang ada di hadapannya.

"Ada deh, kak. Oh ya, diminum dulu." Farida kembali menyodorkan air mineral itu.

"Makasih." Rayhan segera meneguknya.

"Lo nggak sekolah?" tanya Rayhan lagi. Farida mengangguk.

"Kenapa?"

"Lagi meliburkan diri." jelas Farida.

"Oh, gitu. Kok lo bisa ada di sini? Jawab dong, gue penasaran."

"Aku baru aja pindah ke sini sama kak Arka. Katanya biar nggak kejauhan kalo berangkat ke sekolah."

"Oh, gitu. Ya udah, gue pulang duluan ya. Lo hati-hati pulangnya."

Farida mengangguk. Ia hanya menatap Rayhan yang berlalu meninggalkannya.

✈️

Rayhan sudah sampai ke rumahnya. Suara Raisa menggema di telinganya. Raisa meneriakinya, entah apa yang membuat kakaknya itu nampak heboh.

"Rayhan! Ray! Lo dimana?!" teriak Raisa layaknya di hutan.

"Hmm. Apa sih kak? Nggak jelas!" gerutu Rayhan yang baru saja masuk ke rumah.

"Ikut gue!" paksa Raisa. Lalu, ia menarik paksa tangan Rayhan untuk duduk di ruang keluarga.

"Apa?" tanya Rayhan sedikit membentak.

"Lo, ada masalah ya sama Saras?"

Belum juga mencerna kalimat yang diucapkan Raisa, Rayhan langsung tertegun. Dirinya merasa bersalah. Lalu merogoh sakunya, mencari ponsel pintar miliknya.

"Lo kenapa sih, Han?" tanya Raisa penasaran.

"Nggak. Permisi dulu, kak." Rayhan langsung melenggang meninggalkan Raisa yang masih dipenuhi rasa tanya.

Rayhan segera mengotak-atik ponsel miliknya. Yang benar saja, ia mendapat pesan dari Saras. Bukan bahagia, tapi harus bersedih. Secara terang-terangan, Saras memintanya untuk menjauh dari dirinya.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang