25

121 10 1
                                    

Kini sampailah di penghujung penantian.


✈️✈️✈️

Rayhan sudah sampai di saat yang ia tunggu. Dihujung penantiannya selama ini. Masih saja sering terlintas di benaknya. Bayangan Saras.

Hampir dua tahun ia mencoba untuk mencari tahu nomor lama Saras. Namun hasilnya tetap saja nihil. Bahkan, ia hanya bisa menghubungi keluarganya saja.

"Kini sudah sampai saat yang kita tunggu, Ras! Saya akan segera menenuimu lusa." gumannya. Besok adalah hari kelulusannya. Keluarganya akan hadir dengannya.

"Han, party yok! Itung-itung memperingati kelulusan kita." ajak Radit.

"Iya, Han! Selamat ya!" ucap Alika manis. Ketahuilah, Alika sudah berteman dengannya semenjak kenaikan kelas.

"Makasih, Al." Rayhan juga memberikan senyuman termanisnya.

Seketika fokusnya pudar. Ia melamun lagi. Berkhayal jika saja Saras besok datang ke acaranya. Tapi tak mungkin, Saras pasti juga sedang ada acara sendiri di sekolahnya.

"Han? Lo mikirin apa, sih?" tanya Alika lembut sambil menyentuh bahu lelaki itu.

"Nggak kok, Al. Gue cuma mikir aja, andai Saras bisa hadir disini besok." Rayhan tersenyum kecut.

"Lo sabar aja. Tinggal besok kok, Han. Lo tuntasin semuanya dulu." ucap Alika. Ia ingin memberikan semangat bagi Rayhan.

"Jadi lo mau nggak join sama kita?" tanya Radit lagi.

"Sori deh, gue nggak bisa. Nanti malem gue harus ke bandara. Jemput keluarga, besok kan acara lulusan."

Radit sedikit kecewa. Begitu juga Alika.

"Yaudah deh, Han. Lain kali aja." ucap Radit pasrah. Ia sama sekali tak bisa memaksa Rayhan.

"Gue sama Alika cabut dulu ya, Han!" pamit Radit. Rayhan menatap sebentar. Lalu mengangguk mengiyakan.

✈️

Rayhan sudah sampai di apartemennya. Disana ia hanya mengerjakan aktivitas yang biasa ia lakukan. Tak jarang ia membersihkan sendiri apartemennya.

Terdengar suara bel berbunyi. Rayhan menghentikan aktivitasnya. Ketika ia membuka pintu, ia dikejutkan dengan keberadaan Alika yang membawakannya makanan. Kebetulan sekali, Rayhan belum memasak.

"Masuk dulu, Al!" suruh Rayhan sambil menerima kotak makanan itu dari Alika.

"Makasih ya, Al. Lo malah jadi repot gini." Rayhan kikuk. Ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Nggak papa kali, Han. Orang juga Mami yang minta gue anterin ke lo." Alika memberikan senyumannya pada Rayhan.

"Em, gue pulang dulu ya, Han! Mau siap-siap buat ke party." pamit Alika.

"Oh, iya. Kapan-kapan gue balikin kok kotak makannya. Sekali lagi, makasih." balas Rayhan sambil mengantar Alika ke pintu keluar.

Alika hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah itu, Rayhan langsung menyantap makanan itu. Lalu, mencuci kotak makan tersebut.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang