Mari mulai lembaran baru.
✈️✈️✈️
3 tahun kemudian
Setelah insiden tiga tahun yang lalu. Sesuai permintaan Saras, dirinya lebih memilih menjauh dan tak mencari Saras lagi. Karena yang ia tahu, itu akan menambah luka yang lebih dalam bagi Saras.
Setiap derap langkahnya, sebisa mungkin hatinya ia kukuhkan untuk melupakan semua rasanya, walaupun ia tak bisa membohongi dirinya sendiri. Bahkan, ia semakin yakin lagi untuk tidak membahas Saras karena terakhir ia menceritakan kepada orang tuanya. Laras langsung jatuh sakit.
Selepas dari Saras, kini Rayhan adalah seorang captain pilot. Mungkin dengan pekerjaannya ini, ia lebih mudah lagi untuk melupakan Saras. Di umurnya yang tergolong masih muda, ia dipercayai oleh salah satu Aviation untuk menjadi seorang captain.
"Rayhan! Kamu sarapan dulu! Bunda nggak mau keadaan putra bunda nggak fit, pas flight nanti." cerocos Laras.
"Iya bunda. Rayhan ngerti." sahut Rayhan sambil merapikan sedikit dasinya.
"Ciee yang udah jadi pilot. Masih 21 tahun lagi. Banyak cewek yang kepincut tuh." ledek Raisa.
Oh ya, Raisa sekarang sudah bekerja sebagai seorang manager keuangan di salah satu perusahaan besar di Jakarta.
"Hem." Rayhan hanya membalas dengan deheman.
Mereka sudah terkumpul di ruang makan. Selama kedua perempuan di sana makan dengan lahapnya, justru Rayhan menatap bangku yang kosong di tengah-tengah mereka. Rayhan tersenyum miris.
"Han? Jangan dilihatin terus! Ayah akan bangga dengan pencapaian Rayhan sekarang." ucap Laras yang membuyarkan lamunan Rayhan.
"I-iya, bun." Rayhan kembali fokus ke sarapannya. Ia akan menghabiskannya dengan segera karena ia masih harus segera berangkat untuk dinas.
✈️
Di sinilah Rayhan sekarang, salah satu bandara di Jakarta. Dirinya ada penerbangan internasional ke New York.
"Eh, Capt! Udah sampai aja, Capt." ledek Aldo, co-pilot sekaligus temannya selama menimba ilmu di sekolah penerbangan.
"Jangan manggil gue, 'capt', kebiasaan deh lo." protes Rayhan.
"Ya nggak papa kali, Ray. Seharusnya lo tidur-tidur dulu di rumah." ucap Aldo cengengesan.
"Emang ada apa? Kok tidur dulu, kan ada flight."
"Yaelah, capt. Pesawat delay 1 jam, cuaca lagi buruk." jelas Aldo.
"Oh." Rayhan mengangguk mengerti. Setelah itu, Aldo meminta izin untuk pengecekan terlebih dahulu. Baru saja Rayhan ingin menyusul, tapi terhenti karena seseorang dari arah yang berlawanan tengah memeluknya erat.
"Farida? Ada apa?" tanya Rayhan bingung.
"Kangen." cukup satu kata yang menggambarkan suasana hati Farida sekarang. Betapa rindunya dia kepada sosok Rayhan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
Fiksi RemajaBagi Rayhan, Saras adalah hujan yang turun di gurun yang panas. Bagi Saras, Rayhan adalah kekhawatiran yang tak ada habisnya. Dua dunia yang berbeda terpaksa disatukan oleh sebuah RASA. Akankah semua mimpi dan harapan mereka bisa terwujud bersama? W...