Jangan menambah jarak.
✈️✈️✈️
Tak seperti biasanya Farida sudah bangun lebih awal. Ia berencana untuk masuk ke dalam kamar Rayhan dan mengembalikan ponsel milik Rayhan yang kemarin lusa ia ambil. Sewaktu mereka selesai ke Leuwi Tonjong.
Dirinya sudah memperbaiki ponsel itu kemarin. Sebagai ucapan terima kasih karena mengizinkannya untuk membolos.
"Far, lo ngapain di kamar gue?" tanya Rayhan dengan suara seraknya.
"Ng-nggak kok, kak. Tadi disuruh kak Arka bangunin kakak." Farida malah nyengir tanpa rasa bersalah. Bahkan dirinya sudah membuat story Whats App dan Instagram milik Rayhan. Bahkan dibuat Highlight oleh Farida.
"Emm, ya udah gih! Kakak mandi dulu, abis itu sarapan. Kak Arka nggak ada di rumah, pulangnya nanti malem." ketus Farida sebelum keluar dari kamar Rayhan.
"Dasar ABG!" gerutunya.
Ia tersadar ada notifikasi di ponsel miliknya. Ia bahkan bingung, bagaimana bisa ponselnya menyala? Padahal waktu itu rusak.
Masa bodoh dengan hal itu, ia segera ke kamar mandi. Melakukan aktivitasnya.
✈️
"Far?" panggil Rayhan.
"Hmm." sahut Farida, dirinya masih fokus dengan makanannya.
"Lo yang memperbaiki ponsel gue, ya?" tanya Rayhan.
"Mana gue tau." ketusnya. Ia masih melanjutkan makannya.
"Serius! Jawab yang bener, Far!" perintahnya. Lalu, membalikan kursi Farida yang berada di sampingnya untuk menatap ke arahnya.
"Iya, Kak Rayhan yang bawel! Gue yang benerin handphone lo! Udah ah, gue mau makan!" ketusnya lagi.
Rayhan tersenyum. "Makasih, ya." lanjutnya.
Rayhan masih penasaran dengan notifikasi itu. Ia berniat membukanya. Dan damn.
"Saras?" lirih Rayhan.
Farida malah celingukan penasaran. "Dari siapa, kak?" tanya Farida penasaran.
"Nggak perlu tau!" tegas Rayhan. Lalu dirinya menghindar dari meja makan.
To : Saras
Maaf, Ras. Saya nggak tau kamu mengirim pesan ini kepada Saya. Maaf lama tak menghubungimu, beberapa hari ini ponsel saya rusak. Dan saya sedang ada masalah. Dan saya perlu waktu untuk menyendiri sebelum saya kembali, Ras. Saya rindu kamu. Cepat selesaikan kuliahmu, saya menunggu di sini.
Rayhan menghela napasnya lega. Ia kira, Saras sudah melupakannya. Senyumnya yang terukir tak akan hilang lagi.
"Mari kita buang jarak ini, Ras!" gumannya.
"Mau kemana, Far?" tanya Rayhan ketika melihat Farida sudah berdandan rapi dengan totebag dan setelan casual yang ia pakai.
"Ha?"
"Mau kemana?" ulang Rayhan.
"Oh, mau jalan-jalan sama temen." jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
Teen FictionBagi Rayhan, Saras adalah hujan yang turun di gurun yang panas. Bagi Saras, Rayhan adalah kekhawatiran yang tak ada habisnya. Dua dunia yang berbeda terpaksa disatukan oleh sebuah RASA. Akankah semua mimpi dan harapan mereka bisa terwujud bersama? W...