49

109 8 1
                                    

Yah, kenalin ini calon istri Rayhan.

✈️✈️✈️

Setelah menunggu lama menemani Farida melakukan check up rutin di rumah sakit. Akhirnya Rayhan bisa bernapas lega ketika mendapati kekasihnya itu sudah keluar dari ruangan.

"Gimana?" tanya Rayhan penasaran.

"Nggak gimana-gimana kok." jawab Farida dengan candaan.

"Aku serius, Farida!" gerutu Rayhan yang membuat Farida hanya tertawa.

"Nggak kenapa-kenapa! Kamu nggak masuk kerja lagi?" tanya Farida dengan melihat tubuh Rayhan dari atas sampai bawah.

"Nggak! Aku memang lagi nggak ada jadwal hari ini. Lagian aku mau ngajak kamu ke tempat spesial!" ucap Rayhan sedikit menyeru.

"Kemana?" Farida menyeritkan dahinya, tanda bahwa dirinya sangat penasaran.

"Ikut aja! Yuk!" ajak Rayhan sambil menggenggam tangan milik Farida. Ia mengajak Farida untuk cepat-cepat masuk ke mobilnya.

Rayhan segera melajukan mobilnya membelah keramaian ibukota. Ia tak pernah memakai motor jika bersama Farida. Bukan apa-apa, tapi ia takut jika terjadi hal-hal darurat.

Tigapuluh menit sudah mereka menyusuri jalanan. Mobil Rayhan terhenti di salah satu tempat pemakaman umum di Jakarta.

"Ray? Kok kita ke sini? Mau ngapain?" tanya Farida sambil mengintip ke arah luar.

"Aku mau kenalin kamu ke orang yang paling spesial di hidupku. Di hidup kami semua, Far." ucap Rayhan dengan mata sendu.

Rayhan keluar dari mobil, lalu diikuti oleh Farida. Sebelum mengantar Farida check up, ia sudah membeli bunga untuk makam ayahnya.

Rayhan berjalan menyusuri makam-makam lain sambil menggandeng tangan Farida. Dan sampailah dia di depan makam ayahnya yang sangat terurus. Bahkan tak ada rumput liar yang tumbuh di sana.

"Pak Ujang!" teriak Rayhan memanggil salah satu penjaga makam di sini.

"Iya, Den Rayhan. Kenapa?" tanya Pak Ujang sopan.

"Ini sedikit uang buat Pak Ujang, semoga membantu ya, Pak." ucap Rayhan sambil memberikan lima lembar uang berwarna merah.

"Banyak sekali, Den. Terimakasih ya, Den."

"Iya sama-sama, Pak."

"Itu siapa, Den? Kok bapak baru lihat Den Rayhan ajak ke sini." tanya Pak Ujang sambil menatap Farida yang merangkul lengan Rayhan.

"Oh, ini Farida, Pak. Calon istri saya!" seru Rayhan sambil menepuk tangan Farida yang berada di lengannya.

"Oh begitu, saya permisi dulu ya, Den Rayhan, Non Farida." pamit Pak Ujang dengan sopan pula.

Sementara, Farida masih terkejut dengan ucapan Rayhan barusan. Ia masih tak menyangka jika Rayhan akan menikahinya secepat ini.

Mereka memutuskan untuk duduk berjongkok di samping makam Handoko. Rayhan menatap sendu batu nisan milik ayahnya. Tak luput pula, ia menitihkan air matanya.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang