"Kami sudah mendapatkan 500 tandatangan dari semua murid Pelita pak, untuk mengeluarkan Amanda keluar dari sekolah. Ini belum semua. Karena kelas XI IPA 2. Ingin keputusan lewat sidang yang melibatkan seluruh perwakilan sekolah."
Dea menyerahkan sebuah proposal pada kepala sekolah. Sesuai permintaan Cherry, mereka semua kini telah berkumpul di auditorium sekolah.
Pak Adnan membenarkan kacamatanya sebelum memeriksa isi dokumennya.
"Semuanya berisi tandatangan, pak." Pak Adnan menyerahkannya pada Nicholas.
Nicholas tidak tertarik membuka petisi itu. Dia menyimpan proposal itu di atas meja.
"Kami sepakat, ingin Amanda keluar dari sekolah. Dia telah mencemarkan nama baik sekolah. Terlebih kami khususnya yang menandatangi petisi tidak ingin satu sekolah dengan seorang anak kriminal."
"Aku sangat setuju denganmu."
Senyap! Suara kasak kusuk dari murid langsung berhenti ketika mendengar seruan dari Nicholas.
Cherry menganga, menatap Nicholas tidak percaya dengan jawaban Nicholas yang sangat ringan. Nicholas sedikit melirik pada Cherry sebelum fokus kembali pada Dea.
Nicholas mengambil mic dan berdiri di depan para siswa yang ternyata, mereka semua hadir. Padahal Cherry hanya meminta perwakilan, tapi Dea malah mengundang semua orang. Cherry tau Dea ingin lebih mempermalukan Amanda.
"Jika saya jadi kalian, saya juga akan melakukan hal yang sama. Tidak ingin berteman dengan seorang dari anak kriminal. Apalagi ada Maxston di belakang nama saya." kata Nicholas dengan jemawa.
Yang langsung diamini oleh seluruh siswa pelita di auditorium. Berbeda dengan kelas XI IPA 2, mereka gelagapan dengan ucapan sombong tidak berperasaan dari anak pemilik sekolah.
"Cher, si konjak keluar. kita semua mampus! Lo maju. Gue gak mau tau!" tanpa aba-aba Shella mendorong Cherry ke depan.
Cherry yang mendapat serangan mendadak seperti itu, kehilangan keseimbangannya. Dia pun terjatuh ke depan dan tentu saja menjadi pusat perhatian.
Cherry menggaduh. Dia bangun dan menepuk-nepuk telapak tangannya. Cherry merasakan ngilu di lututnya. Sepertinya sedikit lecet.
Cherry menengadahkan wajahnya. Nicholas menatap datar. Hanya itu saja. Tidak ada raut khawatir dalam diri lelaki itu selayaknya yang biasa Nicholas perlihatkan jika sesuatu terjadi pada Cherry.
"Ada sesuatu yang ingin disampaikan? Siapa nama kamu?"
Oke. Nicholas sedang akting. Cherry lupa kalau mereka berdua sedang pura-pura tidak saling kenal. Nicholas memberi isyarat pada Dea untuk memberikan Cherry microphonenya.
"Umm... Saya Cherry, teman sekelas Amanda. Sebagai teman. Saya dan teman yang lainnya,-"
Ketika menoleh kebelakang, Cherry melotot saat semua temannya menggeleng. Artinya mereka tidak ingin diikut sertakan dalam permasalan Amanda. Apa-apaan mereka? Kenapa tiba-tiba golput? Cherry mengembuskan napas pasrah.
"Baiklah. Teman-teman saya rupanya golput..., tidak masalah, kalau hanya saya sendiri yang tidak setuju kalau Amanda harus dikeluarkan dari sekolah."
"Percuma kamu membuat pembelaan. Di proposal tadi terdapat 500 tandatangan dan kamu sendirian. Dan sepertinya akan semakin bertambah lagi, karena yang saya lihat ternyata murid SMA PELITA, tidak menyukai Amanda bersekolah di sini." timpal Nicholas.
"Saya tau, sekarang saya pasrah dengan nasib Amanda. Tapi apa boleh saya menyuarakan pendapat saya tentang Amanda?"
"Kenapa kamu ngotot? Apa itu tidak membuang energi?" Nicholas bertanya dengan raut serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Girl - Diamond Heart (sequel My Little Girl II) - REPOST
Romance[Warning] +21 tahun ke atas 🔞 Ini hanya kisah tentang gadis berusia 17 belas tahun yang bernama Cherry Alexandria. Dari mulai kisah percintaannya bersama Nicholas Lyonald Maxston, sang idola para wanita. Tentang kisah persahabatan, dan kisah keh...