Chapter 34 - Kemarahan Shirin

95.7K 5.5K 568
                                    

Play List : Let It Go - Demi Lavato

*****

"Tante, minta maaf."

Cherry menoleh pada Abigail yang duduk di sampingnya. Keduanya sedang memerhatikan Nicholas dan Aldrich yang tengah bermain jetski seusai sarapan.

"Tante harus mengakui ucapan tante kemarin sangat keterlaluan." Lanjut Abigail tanpa menghilangkan fokusnya pada anak dan suaminya yang sedang beradu cepat.

Cherry tersenyum, "Tidak apa-apa, Tante. Cherry ngerti, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya."

Abigail terseyum kecil, menoleh pada Cherry,

"Kamu sangat pengertian."

"Cherry hanya mencoba mengerti pada orang-orang di sekitar Cherry."

"Termasuk perselingkuhan Shirin dan Nicholas?"

Cherry mengangguk, "Tapi Cherry juga sangat egois. Bertahan dengan Nicho dan membuat kak Shirin sakit hati."

Abigail menatap Cherry cukup lama dengan penuh arti,

"Tapi Tante tau, kamu juga pasti terluka."

"Cherry cuma manusia biasanya, Tante..." Cherry menyengir , Abigail tersenyum lembut sembari mengusap sekilas puncak kepala Cherry.

"Tapi apa yang tante katakan padamu kemarin adalah benar. Kamu harus mempunyai cita-cita meskipun pada akhirnya, kodrat seorang wanita ujung-ujungnya mengurus keluarga. Tante sangat menyukai wanita yang gigih dan tidak mudah menyerah pada keadaan."

Abigail mengalihkan perhatiannya ke arah laut kembali.

Cherry tersenyum simpul. Mungkin perkataan Abigail sangat benar 'tidak menyerah pada keadaan'....

Tapi Cherry? Terkadang keadaanlah yang membuatnya harus menyerah pada cita-cita dan tujuan hidupnya, semua karena atau demi papanya.

"Iya tante..."

"Kalau tante boleh sedikit bercerita, dulu cita-cita tante sebagai wanita karier yang sukses hampir hancur karena harus mengandung. Tante sangat benci pada keadaan saat itu, karena tante merasa bisa menggapai cita-cita tante dengan otak yang encer, bakat dan juga kesempatan yang tante miliki. Tapi kemudian tante berpikir, tante hanya mengandung, otak tante masih sama, bakat tante tidak berubah dan meyakini kesempatan pasti selalu ada. Dan dalam keadaan hamil, tante tidak pernah berhenti belajar untuk mengejar cita-cita tante yang hampir terputus."

Abigail menoleh pada Cherry dengan senyum keibuan di bibirnya. Cherry menatap kagum pada Abigail. Ibu dari kekasihnya itu bukanlah seorang wanita yang berkarier di kantor yang bonafit seperti cita-cita terdahulunya, namun kini dia seorang pengusaha sukses mempunyai beberapa outlet tas dari berbagai merk dunia.

"Nicholas bercerita ketika SMP kamu sangat pintar. Tante tidak tau penyebab kemampuan akademik kamu menurun, tapi sepertinya kamu menyerah pada keadaan." imbuh Abigail kemudian,

Cherry menatap lekat pada Abigail,

"Tante berharap kamu bisa mengasah kembali kemampuan akademik kamu. Tante tidak mau mempunyai menantu yang menjadi bahan ejekan orang lain. Tante juga tidak mau mempunyai menantu yang tidak mempunyai gairah hidup. Jadi, kalau kamu mau menjadi bagian dari Maxston, kamu harus memperbaikinya."

Abigail beranjak untuk menghampiri Nicholas dan Aldrich di tepi pantai.

Cherry tersenyum mendengar ucapan Abigail, yang menurutnya adalah sebuah sinyal jika Abigail telah memberikan lampu hijau untuk hubungannya bersama Nicholas.

My Sweet Girl - Diamond Heart (sequel My Little Girl II) - REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang