Play List : Andai Aku bisa - Tulus
*****
"Hallo,"
"Kamu di mana? Sudah berjam-jam aku menunggu kamu pulang, Cherry." todong Samuel begitu Cherry mengangkat telepon darinya.
"Cherry masih sama Nicho,-" aku Cherry dengan jujur. Dia melirikan matanya pada Nicholas yang terlihat fokus menyetir. Tidak terpengaruh oleh Cherry yang tengah menerima telepon dari Samuel.
"Sebentar lagi Cherry pulang kok. Maaf ya Kak..."
Cherry mendengar Samuel menghela napasnya dengan berat.
"Setidaknya kamu kasih kabar. Dari tadi kamu sulit dihubungi, kakak khawatir kamu kenapa-kenapa?!"
"Cherry baik-baik aja kok. Maaf, Cherry gak sempet kabar sama kakak, HP Cherry ketinggalan di mobil Nicho." Cherry melirikan kembali matanya pada Nicholas, lelaki itu tengah menatap ke arahnya dengan menahan senyum.
Cherry tau Nicholas sedang ingin tertawa penuh kemenangan karena Cherry sedang berbohong pada Samuel. Ponsel Cherry tidak tertinggal di mobil Nicholas, tapi Cherry memang sengaja tidak mengangkat telepon ataupun membalas pesan dari Samuel. Cherry tidak ingin merusak moment kebersamaannya dengan teman-temannya oleh ceramahan Samuel. Entahlah, psikiater itu akhir-akhir ini terlalu mengekang dirinya. Cherry bisa keluar dengan bebas kalau Nicholas yang mengajaknya. Sifat Nicholas yang pemaksa, menjadi keuntungan tersendiri bagi Cherry.
Satu hal yang tidak Cherry dapat dari Samuel, tapi selalu dia dapat dari Nicholas, yaitu membebaskan dirinya dan selalu percaya dengan apa yang di lakukan Cherry, meskipun Cherry memiliki mental yang rapuh dan terkadang memang sangat mengkhawatirkan.
Namun begitu, Cherry sangat menghargai perhatian berlebihan dari Samuel, mungkin laki-laki itu sedang menunjukan kesungguhan hatinya pada Cherry atau takut Cherry akan berbuat sesuatu hal yang buruk. Tapi tanpa Samuel sadari hal tersebut malah membuat Cherry sedikit tertekan dan tidak nyaman.
"Cherry-nya keasikan nonton temen-temen tampil di panggung tadi di sekolah. Jadi gak ingat sama HP." lanjut Cherry berbicara pada Samuel.
"Jangan di ulangi lagi, kamu baru saja pulih, Cherry." tegas Samuel namun masih bernada lembut.
"Iya kak..."
"Sekarang pulanglah, aku tidak suka kamu terlalu lama bersama lelaki itu."
"Iya Cherry akan pulang sekara___"
"Cherry masih akan tetap bersamaku sampai malam nanti." tukas Nicholas. Lelaki itu merebut ponsel di telinga Cherry, dan berbicara langsung pada Samuel.
Nicholas mematikan sambungan telepon dari Samuel secara sepihak.
"Nicho, itu tidak sopan!" peringat Cherry dengan menyentak.
Nicholas menoleh pada Cherry sembari mengembalikan ponsel miliknya.
"Kamu menyukainya atau takut pada si psikiater itu?" tanya Nicholas dengan datar.
"Cara bicara kamu terlalu segan." lanjut Nicholas menebak, dia menolehkan kembali wajahnya pada jalan yang tengah di lalui mobilnya.
"Cherry cuma merasa bersalah saja, Kak Sam udah nungguin lama Cherry di rumah."
"Cuman beberapa jam saja bukan?___ Terlalu berlebihan."
Wajah Nicholas mengeras. Lalu dia menginjak gas mobilnya semakin kencang sampai Cherry harus berpegangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Girl - Diamond Heart (sequel My Little Girl II) - REPOST
Romance[Warning] +21 tahun ke atas 🔞 Ini hanya kisah tentang gadis berusia 17 belas tahun yang bernama Cherry Alexandria. Dari mulai kisah percintaannya bersama Nicholas Lyonald Maxston, sang idola para wanita. Tentang kisah persahabatan, dan kisah keh...