Chapter 48 - Pelukmu

87.2K 5.8K 1.1K
                                    

Play List : Pelukku untuk Pelikmu - Fierda Besari (my fav song)

*****

"KALIAN SEMUA KELUAR!" sentak Aldrich pada teman-teman Nicholas. 

Terang saja teman-teman Nicholas langsung berhamburan keluar dari penthouse milik Nicholas. Sampai beberapa dari mereka terjatuh akibat pengaruh alkohol dan obat-obatan.

"Kamu juga Evan!"

"Iya, Om."

Evan menatap segan pada Aldrich yang tengah menampilkan wajah kerasnya pada Nicholas yang sedang dalam keadaan hangover. Evan satu-satunya teman Nicholas yang 100% masih mendapatkan kesadarannya.

"Cho, pulang dulu." pamit Evan.

Nicholas hanya mengangguk. Dia tengah menyandarkan kepalanya di sandaran sofa sembari memijit pelipisnya.

"RONALD!" Teriak Aldrich memanggil bodyguardnya. Ronald segera menghampiri, mengangguk kecil, menunggu perintah dari Aldrich.

"Lenyapkan semua barang haram itu!"

Aldrich menunjuk pada ganja, sabu, ekstasi, dan obat-obatan haram lainnya yang berserakan di meja. 

"Baik, Pak."

Ronald memberi isyarat pada salah satu anak buahnya agar membantunya membereskan barang-barang haram bekas pesta yang diadakan anak majikannya bersama teman-temannya.

"Apa kamu sudah gila mengadakan pesta narkoba seperti ini? Apa kamu ingin diciduk polisi?!" cecar Aldrich, membentak pada Nicholas setelah Ronald dan anak buahnya selesai menyingkirkan narkoba-narkoba itu.

"Aku tidak menyentuhnya." jawab Nicholas dengan suara tidak jelas. Sementara tangannya tidak berhenti memijit kepalanya.

Aldrich mengeleng-gelengkan kepalanya. Dia percaya pada putranya. Senakal apapun atau seberat apapun masalah yang sedang di hadapi putra-putrinya, Aldrich percaya mereka tidak akan menggunakan obat-obat terkutuk itu sebagai pengalihan. 

Kemudian Aldrich beranjak menuju pantry. Tak berapa lama Aldrich kembali dengan segelas orange juice di tangannya.

Aldrich menyodorkan orange juice tersebut pada Nicholas. Nicholas menerimanya dan meminumnya sampai tandas.

Aldrich mendudukkan dirinya di samping Nicholas.

"Sudah lebih baik?" Tanyanya.

"Hangover."

Aldrich terkekeh sembari menepuk bahu Nicholas.

"Kamu memang payah, tidak mengenai perempuan, tidak alkohol, dua-duanya sangat payah."

Nicholas mendelik tajam pada Aldrich, lalu dia mengambil sebungkus kacang dan memakannya.

"Dari mana Daddy tau kalau aku ada di sini?"

"Kamu bersembunyi di lubang semutpun Daddy akan mengetahuinya."

Nicholas mendengkus. Lalu pemuda itu melempar kacangnya ke atas dan menangkapnya menggunakan mulut. Terus berulang seperti itu, dengan lambungan kacang yang sangat tinggi.

"Benar-benar mabuk!" gerutu Aldrich.

"Nicholas, kita harus bicara." Ucap Aldrich kemudian dengan mengubah intonasinya menjadi lebih serius.

My Sweet Girl - Diamond Heart (sequel My Little Girl II) - REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang