Play List : Loser - Bigbang
Yang req lagu di next chapter ya 😘
Ingetin aku yang req lagu, kirim pesan saja jangan di kolom komentar ya 😘+4.000 vote next!
I love you 4.000 😘😘😘
Happy Reading ❤❤❤
*****
"Untuk apa mereka kemari?" tanya opa Handoko dengan ketus ketika melihat Aldrich dan Axel yang datang ke rumah sakit mengikuti Liam.Nilam yang juga ikut datang, langsung menghampiri Aster, memeluk kakak dari sahabatnya itu. Mereka berdua menangis, menangisi nasib Cherry yang tragis.
"Saya wakil Direktur rumah sakit ini." kata Axel menimpali sambutan kurang hangat dari opa Handoko.
Tanpa menunggu balasan dari opa Handoko, Axel berjalan menghampiri seorang dokter dan suster yang terlihat tergesa menuju ruangan Cherry.
Axel dan dokter itu mengobrol sebentar sebelum mereka masuk ke dalam ruang ICU.
Cherry sekarat.
Gadis itu kehilangan banyak darah. Namun beruntungnya Cherry ditemukan tepat waktu. Telat sedikit saja, Cherry akan kehilangan nyawanya.
"Lalu kau?" todong opa Handoko pada Aldrich.
"Dia sahabatku." tukas Liam.
Opa Handoko tersenyum sinis, menatap cemooh pada Aldrich yang berdiri di samping Liam. Rocka yang duduk di sebekah opa Handoko membuang muka dari Aldrich dengan rahang mengeras dan kedua tangannya yang terkepal. Sangat jelas, pemuda itu sedang menahan amarahnya. Aldrich menarik napas secara perlahan, berusaha untuk tenang dengan keadaan yang tidak pernah ia sangka.
"Sahabat?! Sahabat yang tidak mampu mendidik putranya yang diselimuti dendam padamu, sampai menyebabkan Putrimu harus memperjuangkan hidupnya di dalam sana!" sahut Opa Handoko kemudian dengan lantang, menatap geram pada Liam.
"Sudahlah ayah,- aku sedang tidak ingin berdebat tentang apapun." timpal Liam dengan suara lemah. Tenaganya benar-benar terkuras habis setelah apa yang dia lakukan di acara pertunangan mantan kekasih putrinya.
Tanpa menunggu reaksi opa Handoko, Liam memutar tubuhnya, lalu dia duduk di kursi tunggu, menunggu pintu ruang ICU terbuka untuk mengetahui kondisi putrinya.
Pikirannya masih sangat kacau dengan segala emosi yang menguasai jiwanya. Tapi Liam berusaha meredam semuanya sejak berada di kediaman Wiranata, ada yang lebih penting dari emosinya yaitu putrinya. Yang terpenting dia sudah meluapkan segala pikirannya pada orang-orang yang menginginkan kehancurannya.
Pun demikian dengan Aldrich yang juga tidak meladeni opa Handoko. Dia menyusul Liam dan duduk di sampingnya.
"Maafkan aku. Apa yang dikatakan Pak Handoko benar,- aku terlalu memanjakan putraku sampai tidak bisa bersikap tegas padanya." gumam Aldrich.
"Bukan salahmu, Al. Kau hanya seorang ayah yang mencintai putranya. Aku mengerti posisimu, bahkan aku sendiri tidak bisa mencegah luka yang diderita putriku,- padahal aku sangat ingin melakukannya. Tapi nyatanya, perasaan anak-anak kita hanya mereka yang memilikinya. Ribuan kali kita berusaha mengingatkan,- tapi pikiran mereka, tetap mereka yang kendalikan. Itu sifat alami manusia."
Aldrich menarik napas berat lalu menghembuskannya secara perlahan.
"Tetap saja aku merasa sangat malu padamu, karena putraku salah satu penyebab Cherry melakukan tindakan di luar nalarnya. Andai saja aku tidak menyetujui pertunangan Nicholas dan Shirin, mungkin Cherry tidak senekat sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Girl - Diamond Heart (sequel My Little Girl II) - REPOST
Romance[Warning] +21 tahun ke atas 🔞 Ini hanya kisah tentang gadis berusia 17 belas tahun yang bernama Cherry Alexandria. Dari mulai kisah percintaannya bersama Nicholas Lyonald Maxston, sang idola para wanita. Tentang kisah persahabatan, dan kisah keh...