Chapter 10

1.9K 239 85
                                    

Tepat pukul 6 sore Jonatan pulang kerumah, keadaannya sudah sangat lusuh dan penuh dengan keringat. Jonatan benar-benar kelelahan dan tubuhnya terasa sakit semua. Ia benar-benar butuh istirahat sekarang.

CKLEK

"Selamat datang."

DEG

Jonatan terkejut ketika ia membuka pintu dan mendapati Anthony yang berdiri menyambutnya di depan pintu.

Pria tinggi itu sontak terpaku layaknya patung. Manis, Anthony benar-benar manis. Pria UwU itu menggunakan kaos lengan panjang berwarna putih yang memperlihatkan bahu mulusnya. Dibawahnya ia hanya menggunakan celana bahan tipis diatas lutut.

Kedua matanya terlihat polos dan mempesona. Anthony juga sepertinya menggunakan sedikit bedak dan perekah bibir. Rambutnya ia biarkan berantakan tanpa di sisir, jujur saja itu terlihat sangat sexy di mata Jonatan.

"Kau sudah pulang?"

Jonatan bisa merasakan dadanya berdesir halus ketika lantunan suara lembut dan manis dari sang istri tertangkap indera pendengarannya. Belum lagi senyuman teramat manis yang ditunjukan Anthony membuat Jonatan sedikit tertegun.

Anthony berjalan pelan, ia menuntun tangan sang suami dengan lembut untuk duduk di ruang tamu. Lalu kemudian ia berjongkok dan membuka ikatan tali sepatu sang suami.

Jonatan sontak menahan gerakan tangan Anthony. "Kau tidak perlu melakukan ini."

Anthony tersenyum kecil. "Tidak apa-apa. Ini sudah tugasku sebagai seorang istri."

Jonatan melepaskan tangannya pelan, akhirnya ia memilih untuk membiarkan apa yang istrinya itu kerjakan.

"Tunggu sebentar ya."

Pria kecil itu berdiri dan berjalan pelan menuju dapur, tidak sampai 5 menit berlalu Anthony kembali sambil membawa baskom kecil berisi air hangat dan sebuah handuk kecil.

Anthony berjongkok. Tanpa berkata-kata lagi ia langsung memasukan kaki sang suami ke dalam baskom dan mencucinya pelan.

Jonatan tentu saja sangat terkejut. "Anthony, apa yang-"

"Tidak apa-apa Jonatan, biarkan aku melakukan kewajibanku sebagai seorang istri. Aku ingin berbakti pada suamiku."

Jonatan speechless, sungguh ia tidak sanggup untuk berkata-kata lagi. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Anthony hari ini? Dia benar-benar berubah.

"Sudah." ucapnya setelah selesai mengeringkan kaki Jonatan dengan handuk di tangannya.

"T-terimakasih." balas Jonatan terbata saking terkejutnya dengan perubahan sikap sang istri.

"Sama-sama, kau mau mandi dulu atau mau langsung makan?"

"Huh? A-aku ehmm mau m-makan saja, a-ahh t-tidak maksudku aku mau mandi."

Anthony tersenyum lembut. "Baik, akan aku siapkan air panasnya."

Jonatan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, ia masih tidak menyangka atas apa yang sudah Anthony lakukan barusan.

"Apa aku sedang bermimpi?"

Liliyana yang melihat itu dari balik tembok dapur rumah keluarga bibi Debby tampak senyam-senyum sendiri. Sebelum Jonatan pulang ia memang sengaja menyuruh Anthony untuk berdandan semanis mungkin dan menyambut sang suami di depan pintu rumah. Ia juga yang menyarankan Anthony untuk melepas sepatu Jonatan dan mencuci kakinya dengan menggunakan air hangat.

Liliyana melakukan ini bukan semata-mata tanpa alasan, ia berharap setidaknya Jonatan bisa terlepas dari bayang-bayang Shania dan melabuhkan cintanya hanya pada Anthony. Ia juga berharap dengan begini Anthony bisa lebih bertanggung jawab atas statusnya yang sekarang sudah bersuami. Semoga saja kedepannya Anthony dan Jonatan bisa melupakan pasangan mereka masing-masing dan saling mencintai satu sama lain.

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang