Anthony melirik jam di dinding kamarnya yang sudah menunjukan pukul 00.00 tengah malam. Ia melihat ranjang sebelah kanannya yang ternyata masih kosong. Kemana Jonatan? Apa ia masih belum tidur?
Ia pun memutuskan untuk berjalan keluar kamar sambil mengancingkan kembali kancing kemejanya.Anthony terdiam ketika ia berdiri di dekat ruang tamu. Jonatan disana, ia duduk sendirian disana sembari fokus memperbaiki beberapa alat elektronik milik pelanggannya.
"Jonatan."
Jonatan mendongak. "Oh Anthony, kau terbangun?"
Anthony berjalan pelan dan duduk disamping suaminya itu. "Kenapa belum tidur? Besok kau harus kerja pagi kan?"
"Aku masih harus memperbaiki beberapa barang-barang ini dulu sayang, sebaiknya kau tidur saja duluan. Tidak usah menungguku."
"Jo tapi ini sudah malam, kau harus segera istirahat. Apa kau tidak lelah bekerja terus sepanjang hari? Tubuhmu juga butuh istirahat. Kau bisa meminta Kevin atau Fajar untuk memperbaiki ini besok."
"Tidak bisa, mereka berdua juga punya kesibukan masing-masing. Lagipula mereka juga sudah sering membantu memperbaiki alat-alat elektronik."
Anthony berdecak sebal. "Jo kenapa kau tidak pernah mau mendengarkan ucapanku? Aku hanya mengkhawatirkan keadaanmu, aku tidak mau kau sakit. Jika kau sakit kau juga tidak akan bisa bekerja lagi. Sekarang dengarkan aku, simpan semua barang-barang itu dan cepat pergi ketempat tidur."
"Sebentar lagi Anthony, 10 menit lagi, aku janji."
"Tidak ada tawar menawar Jonatan, lepaskan obeng-obeng itu dari tanganmu sekarang juga."
"Tapi, aku-"
"Jonatan."
Jonatan hanya bisa menghela nafasnya pasrah, Anthony tidak suka dibantah jika sudah begini. Alhasil, ia hanya bisa menurut dan menyimpan obeng ditangannya ketempat semula.
"Bagus, biar aku bantu membereskan semuanya."
Anthony membantu Jonatan untuk membereskan semua alat-alat elektronik milik pelanggan Jonatan dan menyimpannya di ruangan kecil disamping kamar Anthony.
"Sekarang ayo kita tidur." Anthony kemudian menarik tangan sang suami untuk masuk kedalam kamar.
Jonatan melepas kaos yang ia pakai dan menggantungnya dibelakang pintu. Setelah itu, ia langsung berbaring disamping Anthony.
"Sini biar aku pijat Jo."
Anthony memijat pergelangan tangan dan kaki suaminya dengan lembut.
"Terimakasih sayang."
Anthony tersenyum. "Sama-sama."
Anthony pernah membaca sebuah artikel di internet bahwa salah satu cara supaya hubungan suami istri bisa lebih harmonis adalah dengan sebuah obrolan manis sebelum tidur. Maka dari itu, Anthony berinisiatif untuk mengajak suaminya itu mengobrol sebelum tidur malam ini.
"Jo.. Bagaimana dengan pekerjaan mu hari ini? Semuanya lancar?"
"Seperti biasa, hanya saja memang menjadi seorang chief security itu tanggung jawabnya lebih besar. Pekerjaan sampinganku juga berjalan lancar. Semua ini berkat do'a darimu juga."
Anthony tersenyum. "Aku sangat senang mendengarnya."
Anthony beralih memijat kedua kaki suaminya. "Tadi Shania datang kemari untuk menjenguk Johnny."
"Benarkah? Ah aku jadi teringat Dimas, aku belum sempat menjenguknya belakangan ini."
"Shania bilang Dimas sekarang sedang sibuk sekolah, Dimas juga sekarang ikut kelas kursus."
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver.
RomanceSifat Anthony yang manja dan sering bertingkah seenaknya membuat sang ayah berpikir untuk menjodohkan sang putra pada pria yang dianggap mampu merubah sifat Anthony..