Chapter 40

1.8K 170 21
                                    

Anthony duduk diruang tamu dengan tubuh yang sangat lemas. Sedari tadi ia terus muntah karena merasa sangat mual. Jonatan sepertinya lupa mengucapkan salam perpisahan pada calon anaknya sebelum ia berangkat kerja tadi hingga kini sang jabang bayi melampiaskan rasa kesalnya pada Anthony.

Rumah benar-benar terasa sepi, ibu mertuanya pergi mengurus adiknya yang sedang sakit dikampung dan entah kapan ia akan pulang. Ayahnya juga masih belum bisa dihubungi karena ia masih berada di Kanada. Sampai sekarang pun ayahnya masih belum tau jika ia tengah mengandung.

Dan soal Jonatan, pria itu langsung berangkat kerja tadi pagi tanpa sarapan sama sekali karena ia terlambat bangun. Anthony jadi merasa begitu bersalah, Jonatan bahkan tidak tidur dengan cukup karena harus berkeliling Jakarta mencari kedai martabak yang masih buka tadi malam. Dan ketika martabak nya sudah dapat, Anthony tidak bisa memakannya karena makanan itu langsung ia muntahkan kembali efek dari morning sick yang begitu hebat ia rasakan.

TOK TOK TOK TOK

Anthony sedikit mengernyit ketika mendengar pintu rumahnya diketuk dari luar.

TOK TOK TOK TOK

Dengan sekuat tenaga Anthony berusaha bangkit dari sofa dan berjalan pelan untuk membukakan pintu.

CKLEK

"Permisi, apa benar ini kediaman Keluarga Christie?"

"Iya benar, maaf anda siapa ya?"

"Saya adalah kurir yang diminta oleh Tuan Jonatan Christie untuk mengantarkan mesin cuci ini untuk istrinya."

"Saya istrinya Jonatan.." Anthony menatap sebuah mesin cuci berukuran sedang lengkap dengan pengeringnya juga.

"Tolong tanda tangan disini tuan." kurir itu menyodorkan secarik kertas kwitansi penerimaan barang yang harus ditanda tangani oleh Anthony.

Anthony pun lantas menandatangani kwitansi itu dengan pelan.

"Dimana saya harus menyimpan mesin cuci ini tuan?"

"Di dapur saja, kau bisa menyimpannya di dapur."

Kurir itu mengangguk pelan.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Apa itu tuan?"

"Apakah Jonatan membeli mesin cuci ini secara cash atau.."

"Tuan Jonatan membeli mesin cuci ini secara kredit, beliau akan menyicilnya sampai 9 bulan kedepan."

"Apa? 9 bulan?" Anthony tampak begitu terkejut.

Kurir itu mengangguk pelan. Anthony menatap mesin cuci berwarna putih itu dengan mata yang berkaca-kaca. Jonatan benar-benar sangat memperhatikannya.

❤❤❤

"Jonatan, terimakasih banyak. Sekarang mobilku sudah-"

Hardianto seorang duda beranak satu berusia 45 tahun itu adalah salah satu tetangga yang cukup dekat dengan Jonatan. Malam ini ia sengaja memanggil Jonatan untuk memperbaiki mobilnya yang sering mogok. Ia berniat berterimakasih pada pria tinggi itu karena sudah memperbaiki mobilnya namun ia langsung terdiam ketika melihat pria itu tertidur dengan posisi tertuduk sambil masih memegang obeng ditangannya.

Hardianto tersenyum. Ia menggoyangkan tubuh tegap itu pelan hingga si empunya mengerjapkan kedua bola matanya pelan.

"Ah Maaf.. Mobilmu sudah beres?"

Hardianto tertawa pelan. "Sudah.. Kau terlihat sangat kelelahan."

"Iya, aku sangat mengantuk. Aku benar-benar kelelahan."

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang