Chapter 22

2K 213 53
                                    

Pukul 8 malam, Anthony dan Liliyana duduk berdua di ruang tengah sambil menonton acara televisi. Diluar sedang hujan dan Jonatan masih belum pulang

BRUUMM

"Itu sepertinya suara motor Jonatan." ucap Liliyana ketika mendengar suara motor yang terparkir di depan rumah.

Anthony hanya terdiam, ia tidak menunjukan reaksi apapun dan lebih memilih fokus untuk menonton acara televisi.

CKLEK

Jonatan berlari masuk kedalam rumah.

"Ibu, Anthony hila-"

Ucapan Jonatan langsung terhenti begitu saja ketika ia melihat Anthony tengah duduk santai sambil menonton televisi.

Liliyana nampak terkejut melihat penampilan Jonatan yang basah kuyup, nafasnya juga tersenggal-senggal dan terlihat begitu panik.

"Jonatan kau kehujanan? Kenapa tidak menunggu hujan reda dulu nak?" ucap sang ibu sambil membawakan handuk untuk sang putra.

Jonatan tidak menggubris. Ia justru lebih memilih untuk fokus menatap istrinya yang tengah sibuk menonton televisi.

"Anthony bilang kau bertemu dengan teman mu dulu makanya kau tidak langsung pulang."

"Apa?" Jonatan menatap ibunya bingung dan kemudian ia menatap Anthony sekilas.

"Ony tolong kau siapkan air panas untuk suamimu mandi."

Anthony mengangguk mengerti, ia langsung berjalan ke dapur tanpa menoleh pada Jonatan sama sekali.

❤❤❤

Jonatan masuk ke dalam kamar setelah ia selesai mandi, ia menatap istrinya itu pelan yang tengah duduk membelakanginya diatas ranjang.

Dengan perlahan Jonatan ikut duduk diatas ranjang dan memanggil istrinya itu pelan.

"Anthony, aku ingin bicara sesuatu."

"Bicara saja." balas yang lebih kecil tanpa menoleh sama sekali.

"Kenapa kau tidak menungguku di pasar? Aku berkeliling kesana kemari mencari keberadaanmu, aku pikir kau menghilang dan tidak bisa pulang kerumah."

"Lalu aku harus menunggumu di tengah hujan lebat seperti tadi?"

Jonatan menghela nafasnya pelan. "Aku minta maaf, aku benar-benar panik melihat Shania terluka. Maafkan aku, aku tau aku salah."

Anthony sedikit menghapus airmatanya pelan. "Tidak apa-apa, aku tidak berhak untuk marah. Dari awal kau memang masih mencintai Shania, wajar jika kau merasa panik melihat orang yang kau cintai terluka. Toh kita juga sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing kan?"

"Anthony, bukan begitu-"

"Tidak apa-apa Jo, aku baik-baik saja. Lupakan kejadian hari ini. Sebaiknya sekarang kita tidur. Besok kau harus kerja pagi kan?"

"Tapi Anthony, aku-"

"Selamat malam Jonatan."

Anthony membaringkan tubuhnya membelakangi Jonatan, pria itu menghela nafas. Dengan cepat ia tarik tubuh mungil itu dan ia tindih dengan tubuh besarnya.

Anthony agak sedikit terkejut dibuatnya, tapi dengan cepat ia menolehkan kepalanya kesamping kiri enggan menatap mata Jonatan langsung.

"Maafkan aku Jonatan, aku tidak bermaksud menjadi istri yang pembangkang. Hanya saja saat ini aku sedang tidak ingin melakukan itu. Aku harap kau mengerti." ucap Anthony yang mengira jika suaminya itu sedang menginginkan seks.

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang