Chapter 72

662 60 0
                                    

Special Chapter 4/6

Fitriani tertawa mendengarnya, laki-laki dimana-mana memang sama saja. Wanita cantik itu kemudian membuka halaman berikutnya dan menghabiskan waktu selama beberapa menit untuk membacanya.

"Hari itu hari senin, hari pertama di musim semi. Aku melihat lelaki yang aku kenal kuat dan selalu tampak tegar menangis sampai wajahnya memerah. Sosoknya sangat rapuh dan menyedihkan, airmata yang lolos dari pelupuk matanya membuatku juga ikut meneteskan airmata. Rasanya begitu menyakitkan ketika melihat orang yang amat sangat kau cintai terluka hingga begitu dalam."

Fitriani menatap sang suami setelah selesai membaca sepenggal paragraf yang ditulis oleh Anthony di novel tersebut. Kenzo terdiam, ia tampak menghela nafasnya kemudian.

"Itu adalah hari dimana Nenek ku meninggal, nenek meninggal karena serangan jantung. Saat itu ayah tidak ada disamping nenek ketika nenek menghembuskan nafas terakhirnya. Hal itulah yang membuat ayah merasa sangat terpukul, ia bahkan tidak bisa menemani nenek disaat-saat terakhirnya."

❤❤❤

Flashback...

Taman pemakaman umum yang terletak tak begitu jauh dari kediaman Liliyana tampak mulai sepi ditinggal para pelayat. Pusara dengan tanah yang tampak masih berwarna merah itu hanya tinggal ditemani oleh dua orang saja, Jonatan dan Anthony.

Jonatan terus menangis dihadapan nisan ibunya, wajahnya bahkan sampai memerah karena sudah terlalu lama menangis. Ia usap foto sang ibu dan menciumnya berkali-kali seraya mengucapkan permintaan maaf.

Anthony yang berdiri disamping sang suami terus mengusap airmata yang mengalir di pipinya, kemarin malam Anthony mendapat telepon dari Shania yang mengatakan jika Liliyana telah meninggal karena penyakit jantung yang ia derita.

Anthony sangat terkejut malam itu, seluruh tubuhnya seolah remuk mendengar kabar jika ibu mertua yang amat sangat ia cintai telah pergi menghadap sang pencipta.

Baik Anthony maupun Jonatan sama sekali tidak merasakan firasat apapun mengenai kepergian sang ibu, mereka bahkan sama sekali tidak tau jika Liliyana mengidap penyakit jantung yang cukup parah.

Mereka sempat datang mengunjungi Liliyana satu minggu sebelum wanita itu meninggal, Liliyana sama sekali tidak menunjukan jika ia tengah sakit keras. Ia bahkan sempat bermain dengan cucu-cucunya tanpa mengeluh sakit sedikitpun.

Rupanya Liliyana sengaja menyembunyikan penyakitnya itu dari Anthony dan Jonatan karena ia tidak ingin merepotkan mereka. Hanya Shania dan Dimas saja yang tau tentang penyakit Liliyana dan mereka sama sekali tidak memberi tau Jonatan ataupun Anthony.

Jujur Anthony sempat kesal pada Shania karena menyembunyikan semua ini darinya. Jika saja mereka tau lebih awal, Liliyana mungkin masih hidup sampai sekarang karena Jonatan pasti tidak akan membiarkan penyakit itu membunuh ibunya. Tapi Anthony juga tidak bisa menyalahkan Shania sepenuhnya karena ia pun juga dilarang Liliyana untuk memberitahu mereka.

Anthony berjongkok, ia rengkuh bahu kokoh itu yang kini terasa begitu lemah dan rapuh.

"Aku sungguh tidak berguna, aku bahkan tidak tau jika ibuku sakit parah. Anak macam apa aku ini Anthony?" ucap Jonatan dengan begitu lirihnya.

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang