Chapter 61

1.5K 118 11
                                    

"Jadi selama ini kau tinggal disini?"

Anthony mengangguk, seharian ini Jonatan mengajak mereka sekeluarga untuk bermain di sebuah taman hiburan terkenal di Jakarta. Mereka baru bisa pulang kerumah setelah Johnny dan Arkana ketiduran karena terlalu lelah bermain. Setelah menidurkan kedua putranya, Anthony pun langsung menggiring sang suami untuk tidur dikamarnya.

"Iya, ini adalah rumah yang aku sewa selama beberapa tahun belakangan. Aku sengaja menyewa rumah ini agar aku bisa hidup mandiri dan tidak terlalu bergantung pada ibu dan ayah."

Jonatan tersenyum, ia lantas mengusap rambut halus sang istri. "Aku senang mendengarnya, sekarang kau sudah bukan Anthony yang manja lagi seperti dulu."

Anthony ikut tersenyum. "Ngomong-ngomong, kau tau darimana jika aku punya toko kue?"

"Aku tau dari Kevin, ia yang memberitahukannya padaku."

Anthony mengangguk mengerti. "Sekarang kau pakai tato?" tanyanya ketika melihat sebuah tato tribal di lengan kanan atas suaminya.

Jonatan mengangguk. "Aku membuat tato ini sekitar satu tahun yang lalu, Bagaimana menurutmu?"

"Bagus, kau terlihat sangat keren dengan tato itu." ucap Anthony dengan jujur. Tato itu memang membuat Jonatan terlihat semakin macho. Anthony biasanya tidak terlalu suka dengan pria yang bertato, tapi entah kenapa ia suka sekali melihat Jonatan dengan tato tribalnya itu. Daya tarik Jonatan sebagai seorang dominan jadi semakin bertambah.

Tidak banyak yang berubah dari Jonatan. Lelakinya itu masih tetap lelakinya yang dulu. Hanya saja sekarang Jonatan terlihat lebih berkelas, pakaian yang ia kenakan tadi pun merupakan pakaian yang diproduksi oleh salah satu brand ternama. Dari segi fisik pun Jonatan tampak terlihat lebih dewasa dan manly, tubuhnya semakin berotot dengan garis rahang dwajahnya yang semakin tegas. Selebihnya Jonatan tetaplah Jonatan yang sama. Bahkan kebiasaannya yang suka bertelanjang dada ketika hendak tidur pun masih sama seperti dulu.

"Ayo kita tidur Anthony." ucap Jonatan sambil berbaring diranjang kecil itu.

Anthony pun ikut berbaring, ia membaringkan kepalanya di dada bidang sang suami.

"Apakah kau akan tinggal dan menetap lagi disini Jo?"

Jonatan menggeleng. "Sebenarnya aku datang kemari untuk membawamu dan anak-anak pindah ke Kalimantan. Ada banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan disana."

"Pindah ke Kalimantan? Lalu bagaimana dengan toko kue ku?"

"Sebenarnya aku agak kurang suka jika kau mencari uang juga Anthony, aku lebih suka kau menjadi ibu rumah tangga biasa saja. Mengurus rumah dan anak-anak."

"Apa aku harus menutup toko kue milikku?"

"Aku tidak memintamu begitu, jika kau memang ingin berjualan kue aku tidak akan melarang. Tapi ada baiknya jika kau fokus mengurus rumah dan anak-anak saja."

Anthony terdiam, sebenarnya ia begitu menikmati kegiatannya menjual kue-kue hasil buatannya sendiri. Tapi jika Jonatan sudah memintanya untuk fokus mengurus keluarga, apa yang bisa Anthony lakukan? Bukankah ia harus menuruti setiap perkataan suaminya?

"Baiklah, jika kau memang inginnya seperti itu, aku akan menurut. Aku akan fokus mengurus rumah dan anak-anak saja, aku akan menjadi ibu rumah tangga yang baik."

Jonatan tersenyum, ia mengecup kening sang istri dengan lembut. "Terimakasih karena sudah mau mendengarkan ucapanku."

"Lalu bagaimana dengan ibu jika kita pindah ke Kalimantan Jo?"

"Aku akan sangat senang jika ibu juga mau ikut pindah, tapi sepertinya ibu tidak akan mau."

"Kenapa?"

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang