Chapter 60

1.4K 151 32
                                    

7 tahun kemudian..

"Arkana, kakakmu sudah bangun?"

"Belum bu, kakak bilang 5 menit lagi."

"Ish dasar anak itu."

7 tahun berlalu semenjak kepergian Jonatan, sekarang Johnny sudah berusia 8 tahun dan 4 bulan kedepan Arkana akan berulah tahun yang ke 8.

Anthony memutuskan untuk tidak tinggal dirumah ayahnya lagi semenjak Arkana berusia 1 tahun dan lebih memilih untuk menyewa sebuah rumah kecil tidak jauh dari rumah ibu mertuanya. Anthony ingin bisa mandiri seperti suaminya, ia tidak ingin terlalu bergantung pada kedua orangtuanya. Awalnya ia bekerja di salon milik Shania untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ia dan anak-anaknya. Namun setelah dua tahun berlalu Anthony pun memutuskan untuk membuka usaha kue kecil-kecilan dirumahnya.

Kue buatannya lumayan banyak diminati oleh pelanggan hingga beberapa tahun kemudian Anthony menyewa sebuah kios di pasar untuk memasarkan kue-kue buatannya di tempat yang lebih strategis. Toko kuenya cukup ramai dikunjungi setiap harinya, ia juga sudah memiliki beberapa pelanggan tetap yang selalu memesan kue darinya setiap bulan.

Bisnis kue nya pun sudah dipasarkan secara online. Anthony benar-benar merasa sangat bersyukur, awalnya ia bertekad untuk bisa memasak semata-mata hanya untuk membahagiakan suaminya. Tapi ternyata keahlian yang ia miliki setelah resmi menikah dengan Jonatan itu kini sangat bermanfaat untuk hidupnya. Ia bisa menghasilkan cukup uang untuk keperluan ia dan anak-anaknya tanpa harua terlalu bergantung pada Jonatan atau kedua orangtuanya.

Meskipun bisnis yang Anthony jalani ini termasuk bisnis kecil, tapi Anthony tetap bersyukur karena ia bisa menghidupi anak-anaknya dengan jerih payahnya sendiri.

"Johnny ayo cepat bangun atau ibu akan benar-benar marah.."

Anthony berteriak kesal dari arah dapur, rutinitasnya setiap pagi selalu saja seperti ini. Ia akan berteriak-teriak seperti orang gila sambil menyiapkan sarapan dari arah dapur.
Ia berteriak bukan tanpa alasan, ini semua karena puteranya Johnny selalu susah untuk dibangunkan padahal ia harus sekolah pagi.

Sambil melepas celemek yang ia pakai, pria manis itu langsung berjalan gusar menuju kamar anaknya, dimeja makan ia melihat Arkana yang sedang membaca buku dengan seragam sekolah yang sudah rapi ia pakai. Refleks Anthony pun menghampiri putra bungsunya itu dan mengecup keningnya pelan.

"Selamat pagi sayang."

"Selamat pagi ibu."

Arkana dan Johnny memiliki sifat dan karakter yang sangat bertolak belakang. Johnny adalah tipikal anak yang nakal, banyak bicara dan cenderung pemalas, ia hanya tau bermain dan bermain saja. Berbeda sekali dengan Arkana yang lebih kalem dan cenderung pendiam. Ia hanya bicara seperlunya saja.

Arkana juga tidak terlalu suka bermain dan lebih suka menghabiskan waktunya dengan membaca buku entah itu buku dongeng ataupun buku bacaan khusus untuk anak seusianya.

Arkana adalah tipikal anak yang mandiri, ia selalu bangun sebelum ibunya bangun. Makan dan menyiapkan pakaiannya sendiri. Ia juga sering membantu ibunya beres-beres rumah. Arkana ini seperti replika dari Jonatan. Sifat mandiri dan kedewasaan yang ia tunjukan benar-benar mengingatkan Anthony pada Jonatan padahal putra keduanya ini masih duduk dikelas dua SD.
Wajahnya pun terlihat sangat mirip dengan Jonatan ketika ia masih kecil.

"Apa yang sedang kau baca sayang?"

"Aku sedang membaca puisi bu, Arkana mau ikut lomba puisi."

"Lomba puisi?"

Arkana mengangguk. "wali kelas mengadakan lomba puisi dikelas. Nanti pemenangnya akan dapat hadiah satu kotak permen cokelat."

"Permen cokelat? Kenapa kau tidak minta pada ibu? Ibu bisa membelikanmu permen cokelat yang banyak."

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang