Chapter 39

1.7K 166 46
                                    

"Sini biar aku rapihkan Jo."

Anthony mengambil sebuah gel rambut dan meratakannya pada rambut Jonatan, setelah itu Anthony mengambil sebotol minyak wangi beraroma maskulin yang kemudian ia semprotkan ke seragam Jonatan.

"Terimakasih sayang."

Anthony tersenyum. "Sama-sama."

Pria manis itu kemudian merapihkan seragam suaminya dan semakin melebarkan senyumannya kemudian.

"Kau benar-benar security paling tampan yang pernah aku lihat."

Jonatan tertawa kecil. "Dasar gombal."

"Aku serius Jonatan, tidak ada security setampan dirimu di dunia ini."

Jonatan terkekeh. "Terimakasih atas pujiannya."

"Kumis diwajahmu sudah mulai tumbuh Jo, kau harus segera mencukurnya." Anthony menyentuh kumis tipis yang tumbuh diatas bibir suaminya dengan gemas.

"Kau pasti akan jauh terlihat lebih sexy jika memiliki kumis dan juga jambang."

"Kau ingin aku punya kumis?"

Anthony menggeleng. "Tidak, aku justru berniat untuk mencukur habis kumis mu. Nanti setelah pulang kerja aku akan melakukannya."

"Aku bisa pergi ke salon untuk memotong kumis ku sendiri."

Anthony menggeleng cepat. "Pokoknya jangan pernah memotong kumismu jika bukan aku yang memotongnya."

Jonatan terkekeh geli, ia akhirnya lebih memilih untuk mengalah. "Baiklah, aku tidak akan memotong kumisku jika bukan istriku sendiri yang memotongnya."

Anthony tersenyum senang. "Yasudah, ayo aku antar ke depan."

Anthony langsung memeluk tangan suaminya itu dengan manja dan berjalan keluar kamar.

"Sepertinya aku harus ke kamar mandi sebentar." ucap Jonatan yang tiba-tiba saja merasa ingin buang air.

Jonatan berbalik arah dan berjalan pelan menuju kamar mandi, ketika ia membuka pintu kamar mandi, matanya langsung membelalak terkejut melihat dua buah ember yang terisi penuh oleh pakaian yang terendam deterjan.

"Anthony.." Jonatan langsung memanggil istrinya itu.

"Ada apa?" tanya Anthony yang sedikit bingung karena Jonatan yang tiba-tiba memanggil namanya.

"Kenapa pakaian-pakaian ini bisa ada disini?"

Anthony melirik ember berisi pakaian itu sekilas. "Aku sengaja merendamnya dengan deterjan karena aku berniat mencucinya setelah ini."

"Sebanyak ini?"

Anthony mengangguk. "Cucian kotor dirumah kita sudah sangat menumpuk Jo, ibu tidak bisa mencucinya karena pinggangnya sakit. Jadi jika bukan aku, siapa lagi yang akan mencuci pakaian?"

Jonatan menghela nafasnya pelan sambil berkaca pinggang. "Yasudah, pakaian ini biar aku yang mencucinya nanti setelah pulang kerja. Sebaiknya kau istirahat saja dirumah."

"Apa, tapi kenapa?"

"Kau sedang hamil, bagaimana bisa kau mencuci pakaian sebanyak ini? Aku takut terjadi sesuatu pada kandunganmu."

"Aku yakin tidak akan terjadi apa-apa Jo. Kau tidak perlu khawatir."

Jonatan tetap menggeleng dengan tegas. "Mungkin tidak masalah jika kau melakukan pekerjaan ringan seperti menyapu atau mengepel lantai. Tapi untuk mencuci pakaian sebanyak ini aku tetap tidak akan mengijinkanmu."

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang