"Kau sedang menunggu Jonatan?"
Anthony menoleh dan mendapati ayahnya sedang berjalan kearahnya, pria setengah abad itu pun langsung duduk disamping putranya.
Anthony mengangguk. "Iya, aku sedang menunggu Jonatan."
Tontowi melirik jam di dinding. Pukul 22.30 dan Jonatan belum juga pulang. Sedari tadi Anthony duduk diruang tengah sambil minum sekotak susu pisang strawberry yang iklannya 2 atlet kesukaan Anthony dan menonton acara televisi.
"Sebenarnya Jonatan itu kerja apa? Bukankah dia seorang satpam? Kenapa belum pulang jam segini?"
"Jonatan juga punya pekerjaan sampingan ayah, dia menawarkan jasa reparasi online untuk mendapat pemasukan tambahan."
"Sebenarnya ayah sangat menyayangkan Jonatan karena menolak bekerja diperusahaan ayah. Ia justru lebih memilih bekerja banting tulang hingga larut malam begini. Tapi ayah sangat menghargai sikapnya yang seperti ini. Dia benar-benar berusaha untuk membahagiakanmu dengan caranya sendiri tanpa memanfaatkan harta kekayaan ayag. Ayah benar-benar bangga pada suamimu itu Ony."
Uwu tersenyum. "Ony juga sangat bersyukur memiliki suami seperti Jonatan. Oh iya ayah, Ony ingin mengucapkan terimakasih karena ayah sudah mempertemukan Ony dengan Jonatan. Awalnya mungkin Ony merasa kesal, tapi sekarang Ony mengerti kenapa ayah menjodohkan Ony dengan pria seperti Jonatan."
"Bagus jika kau mengerti, sejak pertama kali ayah melihat Jonatan, ayah sudah sangat yakin jika dia memang sosok terbaik untuk menjadi pendampingmu. Ia baik, dewasa, punya pemikiran yang matang dan penuh dengan rasa tanggung jawab. Itu yang membuat ayah sangat mengagumi Jonatan. Ayah yakin ia bisa membimbingmu menjadi manusia yang lebih baik lagi, dan sekarang semua itu terbukti. Kau berubah sangat banyak, sekarang kau sudah mengerti arti dari sebuah tanggung jawab. Kau bahkan sudah bisa memasak nasi goreng sendiri padahal dulu masuk ke dapur saja kau tidak pernah. Sekarang kau sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, kau juga sudah bisa mengatur uang pemberian Jonatan untuk kebutuhan sehari-hari kalian dengan baik. Dulu hidupmu sangat tidak teratur, kau sering menghabiskan ratusan juta dalam satu hari hanya untuk membeli barang-barang yang tidak berguna. Tapi sekarang ayah senang kau sudah berubah, ayah senang Jonatan sudah menepati janjinya pada ayah untuk merubah sifat jelekmu. Ayah yakin Jonatan pasti bisa menuntunmu menjadi manusia yang lebih baik lagi untuk seterusnya."
Anthony memeluk ayahnya itu, ia sangat menyesal karena dulu pernah bertengkar dengan ayahnya soal perjodohannya dengan Jonatan. Sekarang ia tau ayahnya hanya ingin yang terbaik untuk dirinya, ayahnya tau apa yang dia butuhkan dan yang ia butuhkan hanyalah Jonatan. Anthony hanya butuh Jonatan..
❤❤❤
Mereka berciuman dengan sangat lembut. Jonatan berbaring terlentang dengan hanya celana boxer hitam diatas lutut sedangkan Anthony mencium Jonatan dengan posisi terduduk dengan hanya sebuah kemeja putih kebesaran milik Jonatan yang menempel ditubuhnya.
Anthony menjadi orang pertama yang melepaskan ciuman itu dan menatap suaminya yang terbaring sambil tersenyum. Lagi-lagi ia melumat bibir yang sudah menjadi candu untuknya itu dengan lembut.
"Tidurlah, kau harus segera istirahat. Aku akan menjagamu sampai kau terlelap." ucap Jonatan setelah ciuman itu terlepas.
"Sebenarnya aku sedang ingin sesuatu Jonatan."
"Apa itu? Kau sedang ngidam lagi? Katakan padaku apa yang kau inginkan."
"S-sebenarnya aku ingin bermain pistol."
Jonatan mengernyit. "Pistol apa?"
"Pistol air." ucap Anthony sambil menunduk malu.
Jonatan langsung mengubah posisinya menjadi terduduk. Pistol air? Apa mungkin calon anaknya itu laki-laki sampai-sampai Anthony ingin bermain pistol air malam-malam begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver.
RomanceSifat Anthony yang manja dan sering bertingkah seenaknya membuat sang ayah berpikir untuk menjodohkan sang putra pada pria yang dianggap mampu merubah sifat Anthony..