Chapter 34

1.7K 169 29
                                    

Pukul 8 malam tepat, Jonatan pulang kerumah. Anthony langsung menyambutnya di depan rumah. Ia cium tangan suaminya itu pelan dan melepas sepatunya juga. Jonatan hanya diam sambil memperhatikan istrinya itu. Setelahnya Anthony langsung menarik lembut tangan suaminya untuk duduk diruang tamu, dengan perlahan Anthony memasukan kaki suaminya kedalam baskom berisikan air hangat yang sudah ia siapkan dan membasuhnya dengan pelan. Setelah selesai, Anthony langsung mengeringkan kaki suaminya itu dengan handuk kecil.

"Terimakasih."

Anthony mengangguk pelan, ia mengambil secangkir teh hangat yang sebelumnya sudah ia simpan diatas meja. Ia memberikan minuman itu yang langsung diterima oleh Jonatan.

Anthony menyentuh kening suaminya dengan pelan. "Demammu sudah turun Jo. Syukurlah. Kau mau langsung mandi?"

Jonatan mengangguk.

"Yasudah, biar aku siapkan air panasnya ya?"

Jonatan menggenggam tangan istrinya itu ketika Anthony hendak berbalik. Ia merogoh sesuatu dari dalam saku celananya.

"Apa ini Jo? Kau sudah bekerja?" tanya Anthony sambil menerima amplop cokelat berisi uang dari tangan suaminya.

"Tadi aku bekerja sebagai kuli angkut beras di pasar, aku juga tadi bekerja part time di bengkel temanku. Banyak sekali kendaraan yang aku perbaiki dan aku diberi bonus yang cukup banyak. Pakai uang ini untuk keperluan sehari-hari ya?"

Anthony mengangguk sambil tersenyum lembut. "Terimakasih Jo. Bukankah tadi kau pergi untuk melamar kerja?"

"Iya tadi aku pergi untuk mencari pekerjaan. Sekarang aku sudah diterima sebagai seorang satpam di sebuah perusahaan otomotif besar, aku dibayar Rp. 150.000 per jam dan itu belum termasuk gaji bulanan."

"Benarkah? Syukurlah Jo, aku ikut senang."

Jonatan mengangguk. "Kalau begitu aku mau mandi dulu, tubuhku lengket sekali, perutku juga sudah sangat lapar."

"Aku akan siapkan air hangat untukmu, nanti setelah kau mandi, aku juga akan siapkan makanannya."

❤❤❤

Anthony mengintip dibalik celah pintu kamarnya. Setelah selesai makan malam, Jonatan dan Liliyana duduk berdua diruang tengah sedangkan ia lebih memilih untuk masuk kedalam kamar.

"Jadi tadi ibu pergi kerumah paman?"

Liliyana mengangguk pelan. "Iya, tapi sayangnya mereka tidak meminjamkan ibu uang. Ibu malah dimaki-maki disana."

Jonatan tampak menggeram kesal. "Kenapa ibu pergi kesana? Kita tidak perlu bantuan mereka, kita bukan pengemis."

"Ibu tidak tau harus meminta tolong pada siapa lagi Jo, ibu tidak mau jika sampai rumah ini disita. Rumah ini adalah satu-satunya peninggalan mendiang ayahmu."

Jonatan menghela nafasnya pelan, ia sandarkan tubuh lelahnya pada sandaran kursi. "Besok aku akan coba pinjam uang ke bank, siapa tau saja aku bisa dapat pinjaman."

"Kita tidak punya apapun untuk dijadikan jaminan Jo."

"Motorku bisa aku jadikan sebagai jaminan."

"Ibu tidak yakin motor jadul seperti itu akan diterima oleh pihak bank."

"Kita tidak akan tau jika belum dicoba."

Anthony termenung di dalam kamarnya, ia benar-benar tidak tega melihat mereka berdua.

❤❤❤

'Aku sudah menunggumu di depan gang Anthony.'

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang