Chapter 32

1.6K 172 46
                                    

Sudah 17 menit berlalu dan Anthony hanya menghabiskan waktunya untuk bermain game di ponselnya di dalam kamar. Ia merasa bosan, tapi ia tidak berani keluar kamar. Kira-kira Sean dan pria tua itu sudah pergi belum ya?

BRUUMM

Terdengar suara mobil yang bergerak pergi meninggalkan pekarangan rumah. Mungkin mereka sudah pergi, Anthony akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar.

"Ibu." Anthony berjalan pelan menuju ruang tamu dan mendapati ibu mertuanya sedang menangis.

"Ibu, kenapa menangis? Apakah terjadi sesuatu?" tanyanya khawatir sambil duduk disamping ibunya.

"Hiks, yang tadi itu tuan Hendra dan putranya Sean. Mereka datang kemari untuk menagih hutang."

"Hutang? Hutang apa bu?"

"Dulu ayahnya Jonatan pernah meminjam uang dengan bunga yang sangat tinggi pada tuan Hendra. Uang itu digunakan untuk investasi bisnis properti, tapi sayangnya ayah Jonatan malah ditipu dan uang yang sudah diserahkan dibawa kabur semua. Kami tidak bisa mengembalikan uang pinjaman pada tuan Hendra. Karena itu ayahnya Jonatan sampai jatuh sakit dan meninggal dunia. Ibu tidak punya pilihan lain selain menjadikan sertifikat rumah ini sebagai jaminan, tuan Hendra mengancam akan menyita rumah ini jika ibu tidak mampu melunasi semua pinjaman dan juga bunganya hiks."

Anthony menutup mulutnya shock. Astaga, ia benar-benar tidak tau jika keluarga suaminya tengah dilanda kesulitan seperti ini.

"Apakah Jonatan tau soal ini?"

"Jonatan tau, justru ia sangat membenci Tuan Hendra dan Sean karena menganggap mereka sebagai penyebab kematian ayahnya."

Anthony menatap ibunya prihatin, ia hanya bisa memeluk dan menguatkan ibunya saja untuk sekarang.

"Yang sabar bu, kita akan mencari solusinya bersama." ucapnya sambil terus memeluk Liliyana yang tengah menangis.

❤❤❤

Jonatan pulang kerumah tepat pukul 6 sore. Ia masih belum mendapatkan pekerjaan baru padahal ia sudah berkeliling kota Jakarta dari pagi hingga menjelang malam. Sungguh sulit rasanya mencari pekerjaan di kota sebesar ini dengan hanya menggunakan ijazah SMA saja.

Ia lepas sepatu dan kaos kakinya pelan, biasanya Anthony akan langsung menyambutnya jika ia baru pulang kerumah, tapi hari ini pria uwu itu bahkan tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali di hadapan Jonatan.

Ah.. Jonatan lupa. Ia dan istrinya itu kan sedang bertengkar, bertengkar karena kejadian semalam. Anthony pasti merasa canggung jika harus menyambutnya seperti biasa.

Langkah kakinya terhenti ketika ia mendengar isakan seseorang. Suara itu berasal dari kamar ibunya. Merasa penasaran, Jonatan pun berjalan pelan kearah kamar ibunya dan mengintip dari celah pintu kamar yang sedikit terbuka.

"Ibu harus makan, dari pagi ibu belum makan apapun."

Anthony di dalam, ditangannya ada sepiring nasi dan beberapa lauk. Ia tampak berusaha membujuk sang ibu mertua yang menolak untuk makan.

Liliyana menggeleng. "Hiks ibu tidak lapar Ony."

CKLEK

Jonatan langsung membuka pintunya dan berjalan masuk, ia tentu saja merasa sangat khawatir melihat ibunya yang menangis seperti itu.

"Jonatan kau sudah pulang?" Tanya Anthony yang terdengar kaget.

Jonatan tampak tidak menghiraukan pertanyaan Anthony, ia justru langsung berjongkok dan menggenggam kedua tangan ibunya sambil menatap khawatir.

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang