Chapter 25

2.1K 197 87
                                    

Pukul 00.30 pagi Anthony dan Liliyana masih duduk di ruang tengah keluarga dengan perasaan cemas. Kurang lebih selama 1 minggu belakangan ini mereka berdua terus diliputi rasa cemas karena Jonatan yang sering pulang larut.

"Sebenarnya Jonatan itu bekerja dimana Ony? Kenapa ia jadi sering pulang larut begini? Ibu jadi khawatir."

Anthony menggeleng pelan. "Aku juga tidak tau bu, yang aku tau Jonatan sudah tidak bekerja lagi di jalan tol. Ia sudah mendapat pekerjaan baru. Tapi Jonatan juga tidak pernah bercerita tentang pekerjaannya pada Ony."

Jujur Anthony agak sedikit kecewa karena Jonatan tidak menceritakan secara detail tentang pekerjaan apa yang ia lakukan sekarang. Padahal Anthony sendiri tidak pernah mempermasalahkan soal pekerjaan apapun yang suaminya itu lakukan. Selama Jonatan tidak menjadi seorang kriminal, Anthony akan tetap menerima dengan sepenuh hati.

CKLEK

Pintu rumah terbuka, Anthony dan Liliyana pun sontak berdiri dan berjalan pelan menuju ruang depan. Jonatan tampak sedikit terkejut ketika istri dan ibunya tiba-tiba muncul ketika ia baru membuka pintu.

"Ibu, Anthony, kenapa kalian belum tidur?"

"Kenapa kau baru pulang? Kau lembur lagi?"

Jonatan mengangguk. "Iya, aku lembur lagi."

Anthony dan Liliyana saling berpandangan untuk sejenak, bagaimana pun kerja lembur selama satu minggu penuh itu sangat tidak masuk akal. Apalagi Jonatan itu hanya seorang pekerja kasar, bukan seorang pekerja kantoran.

"Yasudah, biar aku panaskan makanan lagi untukmu ya?"

"Tidak usah, aku mau mandi saja. Setelah itu aku mau langsung tidur."

Anthony mengangguk pelan, ia langsung berbalik dan berjalan pelan menuju dapur.

❤❤❤

"Jonatan.."

Jonatan yang tengah mengeringkan rambut dengan handuk ditangannya langsung menoleh ketika Anthony memanggil namanya.

"Ada apa?"

"Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan."

"Apa itu?"

Anthony menarik nafasnya dalam.

"Belakangan ini kau sering sekali pulang larut, sebenarnya sekarang kau bekerja dimana Jonatan? Aku tidak bermaksud untuk menghinamu, tapi agak aneh rasanya ketika seorang pekerja kasar seperti mu bekerja lembur selama satu minggu penuh."

Jonatan terdiam. "Kau mencurigaiku?"

Anthony sontak menggeleng cepat. "Tidak Jonatan, tentu tidak. Aku hanya merasa sedih."

"Sedih kenapa?"

Anthony mengusap airmatanya yang tiba-tiba saja keluar tanpa bisa ia tahan.

"Aku merasa menjadi istri yang tidak berguna. Aku malu ketika ibu bertanya dimana suamiku bekerja, aku malu karena aku bahkan tidak mengetahuinya. Aku malu karena aku tidak mengetahui apapun tentang suamiku. Aku malu karena suamiku tidak mau menceritakan apapun padaku. Aku malu karena aku bukan istri yang baik. Aku malu Jonatan, aku minta maaf hiks."

Jonatan tertegun, astaga. Apa yang sudah ia perbuat?

Ia lantas menarik tubuh mungil itu lembut hingga bersentuhan langsung dengan dada telanjang Jonatan yang hangat. Ia usap rambut sang istri dengan lembut dan penuh perasaan.

"Maafkan aku, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku yang salah karena tidak berterus terang padamu. Kau mungkin bukan istri yang sempurna, tapi kau adalah istri yang baik untukku. Istri yang baik bukan hanya tentang mereka yang mengetahui segala sesuatu tentang suaminya. Tapi mereka yang selalu setia berada disamping suaminya adalah istri yang terbaik, dan kau melakukan itu Anthony. Kau selalu ada ketika aku lelah, kau selalu ada ketika aku membutuhkanmu. Bahkan kau tidak pergi meskipun kau tau suamimu ini hanya seorang pria miskin yang tidak punya apa-apa, kau selalu setia berada disampingku dalam kondisi apapun dan itu sudah lebih dari cukup untukku. Jangan pernah merasa kau bukan istri yang baik untukku. Karena memilikimu dalam hidupku adalah sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Kita menikah memang bukan atas dasar cinta, tapi aku yakin dan percaya jika Tuhan pasti punya alasan kenapa kita dipersatukan dalam sebuah ikatan pernikahan."

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang