Chapter 12

1.9K 214 24
                                    

"Beberapa minggu belakangan mereka berdua sempat bertengkar, tapi sepertinya masalahnya sudah selesai. Beberapa hari ini sikap mereka mulai kembali seperti biasa."

5 hari kemudian, Tontowi datang berkunjung. Belakangan ini dia tidak bisa datang berkunjung karena terlalu sibuk bekerja. Dengan secangkir teh hangat dan setoples kue kering buatan Liliyana, ia dan besannya itu duduk santai di teras depan rumah sambil mengobrol tentang kedua putra mereka. Jonatan sudah berangkat kerja pagi-pagi sekali dan Anthony saat ini sedang tidak ada dirumah, ia sedang keluar untuk membeli beberapa bahan makanan.

"Syukurlah kalau begitu, bagaimana dengan Anthony? Apakah sikapnya sudah mulai berubah?"

Liliyana mengangguk. "Dia sudah berubah banyak, sekarang ia sudah bisa mencuci piring dengan baik. Ia juga sudah bisa membuat beberapa makanan seperti nasi goreng dan telur gulung. Ia juga sudah tidak terlalu sering merengek seperti saat awal ia kemari."

"Benarkah? Itu benar-benar sebuah kemajuan yang sangat pesat. Aku tau aku tidak salah menikahkan Anthony dengan putramu."

Liliyana tertawa. "Tentu saja, aku juga sangat senang Anthony bisa jadi menantuku."

"Ngomong-ngomong, apakah sudah ada kemajuan?"

"Kemajuan apa?"

"Soal cucu.." Ucap Tontowi sambil menyeruput tehnya.

"Belum." Liliyana menggeleng pelan.

BYURRRR

Tontowi refleks menyemburkan tehnya, ia begitu terkejut dengan penuturan Liliyana.

"Benarkah? Belum ada sama sekali?"

"Belum." Liliyana menggeleng lagi.

Tontowi mendengus kecewa, bagaimana bisa belum ada kemajuan padahal sudah hampir satu bulan anaknya menikah.

"Aisshh Anthony itu bagaimana? Jika seperti ini terus, sampai mati pun aku tidak akan bisa punya cucu."

"Aku pikir ini bukan salah Anthony, tapi Jonatan yang terlalu lambat." ucap Liliyana menanggapi.

"Apa? Maksudmu?"

"Entahlah, aku ragu apakah Jonatan itu normal atau tidak. Kau tau? Anthony itu sering sekali memakai pakaian ketat dan celana pendek diatas lutut jika malam tiba. Aku tau Anthony tidak bermaksud menggoda Jonatan. Tapi kau tau kan? Harusnya Jonatan merasa tergoda atau sedikitnya merasa terangsang. Tapi yang aku lihat dia seolah tidak peduli dan tidur dengan tenang meskipun Anthony ada di sampingnya."

Entah kenapa Tontowi jadi geli sendiri mendengarnya, Jonatan dan Anthony memang pasangan yang sangat unik.

"Sepertinya kita harus bertindak sendiri jika ingin segera punya cucu."

"Maksudmu?"

"Aku pernah memberikan obat perangsang pada Jonatan, kita bisa menggunakan itu untuk memaksa mereka membuatkan cucu untuk kita."

"Obat perangsang? Kapan kau memberikannya?" Liliyana tampak begitu terkejut.

"Sekitar beberapa minggu yang lalu, aku memberikan itu supaya Jonatan bisa menggunakannya. Tapi sepertinya ia tidak akan menggunakan itu jika bukan kita yang memaksanya."

"Lalu, apa rencanamu?"

"Campurkan obat perangsang itu pada makanan atau minuman mereka. Aku yakin itu akan berhasil."

Liliyana terdiam, lalu beberapa detik kemudian ia tersenyum jahil.

❤❤❤

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang