Chapter 45

1.7K 158 56
                                    

7 bulan kemudian..

Jonatan duduk di ruang tengah sambil menatap rekening tabungannya. Waktu berjalan dengan begitu cepat dan tak terasa sekarang usia kandungan Anthony sudah menginjak 8 bulan.

Ia tersenyum melihat jumlah saldo direkeningnya yang setiap hari terus bertambah. Bisnis reparasi online yang ia jalani beberapa bulan lalu nyatanya menunjukan kemajuan yang cukup signifikan. Ia banyak menerima tawaran reparasi hampir setiap harinya, sekarang ia bahkan sudah mempekerjakan beberapa karyawan untuk membantunya bekerja termasuk 2 sahabatnya sendiri yaitu Kevin dan Fajar.

Ia juga berhasil naik jabatan menjadi seorang Chief Security ditempat kerjanya yang tentu saja penghasilannya lebih besar daripada menjadi satpam biasa. Jonatan benar-benar sangat bersyukur akan hal itu.

Jonatan juga sudah membayar seluruh hutang keluarga mereka pada tuan Hendra dan Sean, ia juga sudah mengembalikan uang yang sempat dipinjamkan Shania dulu. Sekarang Jonatan sudah bebas, ia hanya perlu memikirkan tentang masa depan keluarganya terutama Anthony dan calon anak mereka kelak.

Bicara tentang Anthony, istrinya itu sekarang sudah tidak terlalu sering merasakan mual atau morning sickness lagi. Perutnya juga sudah semakin besar dan Jonatan semakin protektif dalam memperhatikan setiap aktifitas yang dilakukan istri manisnya itu. Ia tidak pernah membiarkan Anthony untuk melakukan pekerjaan rumah, biasanya Jonatan akan berbagi tugas dengan ibunya untuk melakukan pekerjaan rumah. Ia bahkan sering bangun pagi-pagi sekali hanya untuk menyiapkan sarapan untuk Anthony.

Jonatan benar-benar menjadi suami siaga selama kehamilan pertama Anthony ini. Ia hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap istri dan calon anaknya kelak. Sekarang Anthony lebih sering menghabiskan waktunya untuk beristirahat, terkadang jika Jonatan sedang tidak ada pekerjaan ia akan mengajak Anthony untuk jalan-jalan pagi agar tubuh istrinya itu tidak terlalu kaku.

Di usia kandungannya yang sudah menginjak 8 bulan ini Anthony masih suka merasakan ngidam terutama keinginannya untuk bermain pistol air. Hampir setiap hari ia ingin bermain pistol air dan karena hal itu lah Jonatan selalu berakhir dengan menyetubuhi Anthony sampai lemas. Untungnya Anthony sama sekali tidak pernah menolak untuk melakukan hubungan badan meskipun perutnya sudah semakin besar.

"Jonatan.."

Liliyana duduk disamping putranya itu sambil memberikan sebuah brosur.

"Apa ini bu?"

"Ini adalah brosur iklan senam hamil. Ibu mendapatkannya dari ibu-ibu lain saat sedang belanja sayuran tadi di pasar."

"Senam hamil?"

Liliyana mengangguk. "Ada baiknya kau membawa Anthony kesana. Senam hamil itu bagus untuk ibu yang sedang mengandung."

Jonatan menatap brosur itu dengan seksama. Setidaknya ia harus mengeluarkan Rp.500.000 setiap minggunya jika ingin Anthony ikut senam hamil ini. Cukup mahal memang, tapi jika ini bagus untuk kehamilan Anthony kenapa tidak ia coba saja?

"Baiklah, aku akan coba pergi kesana.."

❤❤❤

"Aku tidak yakin bisa melakukan ini Jonatan."

"Tidak apa-apa sayang, senam hamil bagus untuk mempersiapkan proses persalinanmu."

Anthony mengangguk pelan. "Baik, akan aku coba."

Dengan menggunakan pakaian training berwarna abu-abu, Anthony dan perut buncitnya duduk diatas sebuah matras lembut dan Jonatan duduk dibelakangnya. Anthony duduk bersama dengan sekitar 12 ibu hamil lainnya dan hanya Anthony satu-satunya laki-laki hamil diruangan ini.

[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang