"Jadi selama ini kalian sudah berpacaran?"
Johnny dan Dimas hanya bisa tertunduk diam dihadapan Anthony dan Jonatan. Mereka akhirnya memberanikan diri untuk berbicara tentang hubungan mereka pada Anthony dan Jonatan setelah 2 tahun berlalu.
Anthony menatap kedua anaknya itu dengan tatapan shock luar biasa, ia benar-benar tidak menyangka Johnny dan Dimas menjalin hubungan secara diam-diam dibelakang mereka.
Hal yang sama juga ditunjukan oleh Jonatan, ekspresinya terlihat begitu kesal karena selama ini ia tidak tau apapun mengenai hubungan mereka.
2 tahun berselang dan sudah banyak hal yang terjadi, Johnny memutuskan untuk pindah dan berkuliah di Jakarta sekaligus bergabung dengan sebuah agency balap. Johnny sedang menata karirnya untuk bisa menjadi seorang pembalap profesional namun tiba-tiba saja hari ini Johnny pulang ke Kalimantan dengan membawa Dimas sambil memberitahukan berita yang sangat mengejutkan.
"Kalian sudah berpacaran berapa lama?"
"Sudah 3 tahun bu." jawab Johnny sambil menatap ibunya itu.
Jonatan memijat pelipisnya pelan, apa-apaan ini? Anaknya sendiri malah berpacaran dengan anaknya yang lain, parahnya lagi ia sama sekali tidak diberitahu.
"Lelucon macam apa ini Johnny?"
"Aku tidak sedang bercanda ayah, aku serius. Aku sudah berpacaran dengan Kak Dimas selama 3 tahun."
"3 tahun dan kau sama sekali tidak memberitahu ayahmu sendiri?"
"Aku menunggu waktu yang tepat ayah."
Jonatan mengusap wajahnya kasar, ia benar-benar tidak bisa percaya ini.
"Aku dan Kak Dimas datang kemari untuk meminta restu pada kalian. Kami ingin menikah."
Jonatan dan Anthony membulatkan mata mereka terkejut mendengarnya. "Menikah?"
"kak Dimas sudah berusia 27 tahun sekarang dan ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk menikah. Aku ingin segera meresmikan hubungan kami berdua." ucap Johnny sembari menggenggam tangan Dimas yang sedari tadi hanya bisa tertunduk dalam.
"Memangnya kau pikir menikah itu untuk main-main? Usiamu masih 21 tahun dan kau sama sekali belum berpenghasilan, bagaimana kau bisa menghidupi anak dan istrimu nanti Johnny?"
"Sebentar lagi aku akan menjadi seorang pembalap profesional ayah, jadi ayah tidak perlu khawatir. 3 hari lagi aku sudah tanda tangan kontrak dan akan langsung ikut turnamen. Jadi ayah tidak perlu khawatir."
"Lalu bagaimana dengan agency mu? Apa mereka mengijinkanmu untuk menikah muda?"
"Tentu mereka mengijinkan, asal aku tetap fokus untuk menjadi seorang pembalap."
"Tapi kalian berdua kan anak-anak ayah, bagaimana bisa kalian menikah?"
"Kami tidak sedarah ayah, kak Dimas bukan anak kandung ayah."
"Tidak ada yang namanya anak angkat ataupun anak kandung. Kalian semua sama dimata ayah."
"Tapi aku tetap ingin menikah dengan kak Dimas, tolong berikan kami restu."
Jonatan beralih menatap Dimas yang sedari tadi hanya menundukan kepalanya dalam. "Dimas."
Dimas tersentak, ia langsung mendongak dan menatap wajah ayahnya dengan canggung.
"Kau yakin ingin menikah dengan Johnny?"
Dimas menatap sejenak kekasihnya yang hanya tersenyum menatap dirinya. Pria manis itu pun kembali memfokuskan atensinya pada Jonatan. "Dimas yakin ayah, Dimas sangat yakin. Maaf jika aku telah membuat ayah terkejut, tapi Dimas yakin dengan pilihan Dimas. Dimas mencintai Johnny dan Dimas ingin menikah dengannya, tolong berikan kami restu."
Jonatan benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa anak-anaknya sendiri bisa saling jatuh cinta dan meminta restu padanya untuk segera menikah?
Meskipun Dimas bukan anak kandungnya tapi tetap saja ini terlalu mengejutkan untuknya, ditambah lagi usia Johnny yang masih terlalu muda. Jonatan takut rumah tangga mereka tidak akan bertahan lama karena usia Johnny yang masih belum matang.Anthony lantas menggenggam tangan sang suami dengan lembut, Jonatan pun sontak menoleh dan menatap istrinya yang hanya tersenyum kecil. "Restui mereka Jo, biarkan mereka bahagia."
Jonatan menghembuskan nafasnya panjang kemudian. "Apakah Shania sudah tau soal ini?"
"Ibu sudah tau, ia sudah merestui kami dan meminta kami untuk meminta restu pada kalian."
Jonatan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. "Baiklah, jika kalian memang sudah merasa yakin satu sama lain ayah tidak bisa melarang. Ayah hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk kalian berdua."
Johnny dan Dimas tampak sedikit terkejut. "A-Ayah merestui kami?"
Jonatan mengangguk. "Ayah restui kalian."
Kedua pasangan yang tengah dimabuk asmara itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan raut kebahagiaan dari wajah mereka.
"Terimakasih ayah, terimakasih banyak."
Jonatan tersenyum. "Sama-sama."
Johnny lantas mengalihkan atensinya pada Anthony. "Bagaimana denganmu bu? Ibu juga merestui kami kan?"
Anthony tersenyum kecil. "Tentu, ibu restui kalian berdua."
Johnny dan Dimas tersenyum bahagia, mereka langsung memeluk kedua orangtuanya secara bergantian.
"Terimakasih ibu, ayah. Johnny sayang kalian.."
❤❤❤
Anthony memeluk tubuh telanjang suaminya dengan erat setelah mereka selesai berhubungan badan. Anthony menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.
"Aku masih tidak menyangka anak pertama kita sekarang akan menikah, rasanya baru kemarin aku memakaikan Johnny popok dan sekarang ia sudah tumbuh menjadi pria dewasa."
"Waktu berjalan sangat cepat, sudah 21 tahun kita menikah dan punya 4 orang anak. Aku ingat dulu aku, ibu dan juga ayah pergi kerumah sakit dengan hanya menggunakan pakaian tidur karena saking paniknya ketika kau hendak melahirkan Johnny. Aku ingat saat dimana aku menangis haru ketika pertama kali menggendong Johnny. Banyak hal yang sudah kita lalui bersama, dan tak terasa sekarang kita akan melepas satu anak kita menuju kehidupan yang sebenarnya. Aku pasti akan merindukan saat dimana aku bermain petak umpet bersama anak itu."
Anthony tersenyum. "Apakah kau masih terkejut karena Johnny akan menikah dengan Dimas?"
"Aku masih tidak menyangka jika selama ini mereka berpacaran, tapi aku yakin Dimas adalah jodoh yang terbaik untuk Johnny. Sifat dewasa Dimas bisa sangat mengimbangi sifat kekanakan dan ceroboh Johnny. Tapi meskipun begitu aku yakin Johnny bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik nantinya."
"Amin." Anthomy semakin merapatkan tubuhnya pada Jonatan.
21 tahun berlalu dan banyak hal yang sudah terjadi, ia menikah dengan Jonatan atas dasar keterpaksaan.
Awalnya mereka saling menolak satu sama lain, namun seiring berjalannya waktu mereka pun mulai saling membutuhkan satu sama lain.
Anthony setia berada disamping suaminya dari semenjak ia masih menjadi seorang kuli bangunan hingga menjadi seorang pengusaha sukses seperti sekarang. Banyak suka duka yang mereka lewati sampai sekarang bersama dengan keempat anak-anak mereka.
Sekarang Anthony telah sampai pada puncak tanggung jawabnya sebagai orangtua, ia akan mengantar putra pertamanya untuk melepas masa lajang. Setelah itu tanggung jawabnya pada sang anak pun telah usai, Johnny akan membentuk keluarga barunya sendiri dan memikul tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga.
Anthony tidak pernah menyangka ia akan sampai berada pada titik ini bersama dengan suaminya. Banyak hikmah yang bisa ia petik dari kehidupannya yang sangat tak terduga ini. Anthony benar-benar merasa bahagia, ia sangat bahagia dengan kehidupannya yang begitu menakjubkan.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] The Poor Man Who Made Me Fall in Love (Remake) • JOTING Ver.
RomansaSifat Anthony yang manja dan sering bertingkah seenaknya membuat sang ayah berpikir untuk menjodohkan sang putra pada pria yang dianggap mampu merubah sifat Anthony..