Aku turun dari motor ninja putih milik Dyfal.
Ya, kami telah berdamai. Tetapi firasat buruk mulai menghantuiku. Bukan karena Anime, bukan juga karena perdamaian ini. Mungkin Dyfal meminta damai, ada maunya.
Hani menyapaku, menyambut kepulanganku. Aku tersenyum duduk dibangku dekat jendela.
"Selamat datang, ketua klub." Hani menggodaku, aku cemberut.
"Busuk lo." Ucapku bercanda, tetapi juga kenyataan.
"Ih, gitu ya lo sekarang." Hani mencubit paha kananku, aku mengaduh kesakitan.
Tak lama kemudian Zara datang, senyum buruknya tersebar dikelas. Aku balas tersenyum, juga Hani.
"Aduhai... Ratu baru datang!" Zara berteriak, aku kembali cemberut.
***
Istirahat tiba, aku dan teman sesama umat berkumpul. Menikmati sedapnya micin indonesia. Naden seperti biasa, mejilati piring yang masih tersisa micinnya.
"Wooy, sini lo, cewek brengsek!" Sapa seseorang, mungkin bukan menyapa, tapi mengganggu.
Ali, si cowok yang sedang bertengkar dengan Naden akhir-akhir ini.
"Apaan sih, lo. ganggu aja."
"Gue dikasih hukuman tau. gara-gara lo." Lanjut Ali, Naden hanya tertawa.
"Terus?"
Heh. Ali memasang wajah cool nya. Memandang Naden dengan tatapan yang... Mungkin, entahlah tak bisa diartikan. Naden menatap Ali dengan mimik muka menantang, entah, mungkin mereka belum berdamai.
"Ali, Lo dipanggil sama Bu Fatma." Seru Bima memanggil Ali. Wajah Ali terlihat merah padam.
" Siap." Gumam Ali sebelum pergi meninggalkan kami.
ALI POV
Aku melangkah menyusuri koridor, menuju ruang BK. Di gadis sialan itu, dia yang telah membuat aku menerima hukuman hari ini.
Mungkin... Aku harus memberikannya hukum juga.
Kubuka gerbang neraka sekolah. Ali bisa merasakan bau-bau lava kematian. Di sana sudah terlihat Bu Fatma yang duduk membelakangi pintu.
Ali mengucapkan salam. " Assalamuallaikum." Sapa Ali kepada Bu Fatma. Bu Fatma menoleh, memutar kursinya, sehingga berhadap-hadapan dengan si Ali.
"Duduk." Perintahnya
Ali duduk di kursi berspon ini. Duduk menghadap malaikat penjaga neraka. Eh... Canda.
" Aduh, ada apa gerangan ibu memanggil saya ?" Tanya Ali pura-pura tak tahu.
Bu Fatma menggeleng. Menatap Ali dengan tatapan sinis.
Aduh... Pingin banget sekali-kali nyolok mata guru.
" Kamu saya hukum... Damai sama Naden dan jadi asistennya selama seminggu."
What ?