34

26 9 24
                                    


Sesampainya diperpus, Swara dan Hani segera memasukinya.

"Han, gue balik duluan ya." Lala beranjak dari tempat jaga, kemuadian mengambil tasnya dan berjalan keluar.

Hani mengangguk, melambaikan tangannya dan tersenyum.

Swara duduk disalah-satu bangku dekat jendela, dimana dirinya bisa melihat ke arah lapangan bola. Anak cowok sedang berebut mendapatkan bola tersebut. Yah, permainan konyol.

"Ra, gue mau balikin buku-buku ini dulu ya?" Hani menghampiriku, aku hanya mengangguk sembari meyalakan laptop.

Beberapa siswa juga melakukan hal yang sama denganku, menatap layar laptop masing-masing. Sibuk dengan diri sendiri, tak banyak siswa yang datang kesekolah, karena ini juga hari libur.

Swara sibuk mencari tahu tentang negara sakura, mungkin, karena kakaknya yang sebentar lagi akan pulang dan menyelesaikan kuliahnya. Setelah bertahun-tahun, akhirnya pulang juga.

Kubuka aplikasi youtube, melihat apakah ada vidio yang menarik ditonton.

"Isi youtube gue nggak berfaedah banget. Koreaaa mulu'." Swara menggerutu, mulai bosan dengan negara gingseng. Kini lebih tertarik dengan negara sakura.

"Haduh, ini tempatnya dimana ya? Kok perasaan belum pernah lihat buku ini?" Hani membolak-balikkan buku tersebut. Sepertinya Novel.

Aku mengangkat kepalaku sebentar, menatap Hani. "Judulnya apa?"

"I love—aaahh!!" Hani berteriak membuatku terkejud.

Sebuah bola melayang dan menabrak buku-buku yang berada di tangan Hani. Tak banyak memang bukunya, tapi itu cukup membuat Hani terkejud dan menjatuhkan buku-buku itu.

"Whooooy!" teriak seseorang, Swara menoleh kearah jendela. Disana anak cowok melambaikan tangannya. Aku menatapnya bingung, jangan-jangan...

Seseorang tiba-tiba saja menggebrak pintu. Membuat semua orang yang berada dalam dunia tenang terbangun.

"Wahyu! Jangan-jangan ini bola kalian ya?" Hani menatap Wahyu murka. Sedangkan aku malas menanggapinya.

"Salah siapa coba, yang buka jendela?" Wahyu menunjuk jendela disebelah bangku Swara.

"Kalo ditutup malah jadi pecah lah, bangsat!" Hani masih uring-uringan, segera kupasang earphone dan mendengarkan musik.

"Ya salahin sekolah lah, ngapain bikin lapangan disebelah gedung perpus?" Wahyu membantah.

"Tai lo yah, hih." Hani gregetan. Segera diambilnya buku-buku yang berserakan.

Wahyu juga turut membantu Hani, mengambil buku yang berserakan disebelahnya. Hani mebungkuk, begitu juga dengan Wahyu, jarak kepala mereka sangat dekat.

Tangan Wahyu berhenti memunguti buku, kini dirinya tertarik oleh satu buku. Wahyu membaca sinopsis buku tersebut.

"Kayaknya ini ceritanya seru deh." Wahyu berkata pelan, Hani tentu dapat mendengarnya.

"Sejak kapan manusia kayak lo suka baca buku? Nilai juga anjlok semua!" Hani masih dengan darah yang mendidih.

"Eeeh, gak boleh gitu sama temen sendiri." Wahyu menasehati Hani seperti ibu dan anak. "Gue pinjam ya?" Wahyu berdiri, menegakkan tubuhnya yang tadi mengambili beberapa buku.

"Apa judulnya?" Tanya Hani, nadanya sudah mulai melunak.

"I love you."

"Eh, kuping gue. Najis banget anjir."

"I love you." Wahyu menatap Hani serius, membuat Hani sedikit salah tingkah.

"Han, gue itu sebenarnya nggak mau jomblo. Walau yah, lo tahu sendiri 'kan, kalau gue itu play boy." Wahyu mulai ngelancur kemana-mana.

Hani menatap Wahyu sinis. "Ya, karena lo itu ganteng tapi guoblok." Hani meletakkan buku-bukunya disalah satu meja.

"Yaudah, gue pinjem buku ini ya?" Wahyu mencatat namanya di buku harian siswa, digunakan untuk siswa yang ingin meminjam buku.

"Yaudah, sini gue yang tulis. Tulisan lo kayak cacing kepanasan." Hani merebut bulpoin yang tadinya akan dibuat wahyu menulis.

Swara menghela nafasnya pelan. "Han, ini itu perpus. Tempat dimana dunia dengan ketenangan, lha, lo berdua malah ribut disini." Semua siswa menoleh ke arah Swara dan mengangguk.

Sontak Hani menutup mulutnya dan meminta maaf. Wahyu hanya menatap kesunyian di dalam perpustakaan.

"Sini bukunya." Hani menyodorkan tangannya, segera menulis judul dan tanggal meminjamnya.

"Han?" Tanya Wahyu lagi.
"Hm." Hani masih sibuk mencatat sesuatu

"Gue boleh 'kan pinjam buku ini?" Tanya Wahyu memastikan. Hani hanya mengehmbuskan nafasnya.

"Kalo gue pinjam hati lo..., kira-kira boleh gak?" Wahyu mendekatkan wajahnya ditelinga Hani.

Hani sedikit terkejud dengan apa yang barusan Wahyu katakan. Hani tediam cukup lama, matanya memandang sosok Wahyu.

"KAMPREEEEEEEEEET!!!!"

"HEH, APAAN SIH LO BERDUA?!" Swara membentak mereka berdua. Hani barusan berteriak sangan kencang, sehingga earphone yang aku gunakan tiba-tiba terlepas dari gendang telinga.

***

Yah, kan kamvreet :p

maap kalo typo... mohon bantuannya :,)

s w a r aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang