1. perpustakaan

210 21 14
                                    

Bel pulang sekolah terdengar, segera semua siswa beramai-ramai keluar kelas.

Aku dan sahabat karibku, Hilfi, memutuskan untuk menyusul kawan kami lainya. Tempat terdekat dengan kami adalah ruang musik, sehingga kami memutuskan menyusul, Jua yang nengikuti klub musik dahulu.

Hilfi membuka pintu perlahan, lalu menyapa, Jua yang yang sedang asyik merapikan gitar.

"Woy, pulang yuk. gue mau balikin buku, terus jemput Hani." kata Hilfi sambil memukul bahu Jua pelan.

aku menunggu mereka didepan ruangan, menyandarkan tubuhku ketembok. Tak lama, Jua dan Hilfi keluar. Jua menyapaku, lalu kami berjalan beririgan menuju tangga.

saat berjalan menuju tangga, kami berpas-pasan dengan Sabila dan Zhafia. mereka menyapa kami, lalu kami memutuskan untuk berjalan menuju perpustakaan beramai-ramai. Sesekali kami tertawa mendengar ocehan Sabila yang tiada henti.

Tak terasa kami sampai diambang pintu perpustakaan, Hilfi dengan cerianya membuka pintu. Lalu menyapa Hani dan Naden, yang kebetulan berada disana.

"Yo." kami melakukan tos ala-ala anak SMA pada umumnya. Lalu mengambil tempat duduk untuk santai.

"Han, gue mau balikin buku yang minggu lalu gue pinjam." Ucap Hilfi yang dibalas anggukan oleh Hani.

"Taruh di rak buku yang pojok depan sebelah kanan, dibaris kedua dari atas." balas Hani, yang juga dibalas anggukan dari Hilfi.

Aku dan yang lainya sedang asyik dengan handphone nya masing-masing. Mumpunglah lagi diperpus, tempat wifi paling lancar seantero sekolah SMA Permata.

Sambil menunggu Hani yang sedang bertugas menjaga perpustakkaan, dan Jua yang ingin meminjam novel . Hilfi kembali dengan berteriak "Yo." yang memang salah satu kebiasaannya.

Sontak semua murid yang masih betah diperpustakaan mengingatkan "Ssstt." yang membuat Hilfi salah tingkah.

"Eh, gue udah selesai jaga perpus. Pulang yuk." Ajak Hani, kami semua serempak mengangguk.

Kami berbondong-bondong keluar dari perpustakaan, dan berjalan menyuusuri koridor. Beberapa siswa melirik kami, lalu berbisik. tapi kami udah biasa dengan semua itu, karena kami memang geng yang cukup populer disekolah.

Kami terus berjalan sambil mengobrol ria. sesekali aku tertawa jika ada obrolan yang memang lucu. Dan baru terbahak-bahak ketika Sabila bercerita tentang latihan volinya tadi.

"Terus bolanya gue oper ke adek kelas, tapi malah operan gue meleset dan kena kepalanya pak Hullah. Otomatis gue teriak 'Eh, botak,kalo jalan lihat-lihat dong.' Dan gue lupa lawan bicara gue siapa, jadinya gue lari kelapangan basket!" Kicau Sabila panjang kali lebar.

Kami semua tertawa, kecuali Hilfi yang mukanya kusut.

"Dan karena itu gue yang harus minta maaf ke pak Hullah, yang memang tugas gue sebagai ketua klub Voli putri." Jelas Hilfi masih dengan wajah kusutnya.

Kami semua kembali tertawa, dan lagi-lagi semua siswa melirik kami, terutama kawanan adik kelas, yang tingkahnya minta ampun. Tapi kami terus saja berjalan sambil mengobrol. 

Tak terasa kami sampai didepan tempat parkir.

"Swara!!! Gue udah tungguin lo dari tadi. Pulang gak, lo?!" Bentak Dyfal, sahabatku dari dulu, yang tugasnya jagain aku dan antar jemputin aku.

"Tuh, lo udah ditungguin sama Dyfal, cepet pulang sana. Entar yayang nya ngambek." Suruh Naden yang kubalas dengan mata melotot. 

Setelah pamit, aku langsung berlari menuju motor ninja putih milik Dyfal. Yang punya motor berdecak kesal, tetapi setelah itu dia menyalakan mesin motor. Dan menyuruhku untuk segera memakai helm dan naik ke motornya.

"Dyf, nanti mampir ke supermarket dulu  buat beli bahan makan malam ya." Tanyaku berusaha mengalahkan bisingnya suara jalanan.

Dyfal hanya mengangguk, lalu kembali fokus pada jalanan.

                                                                               ***
Halo sayaaang, ini cerita pertama ku loh!  Sukak nggak nih?  Maap klo banyak typo ya

Jangan lupa teken tombol bintang yah
😉😉😉

Selamat membacaaa!!

s w a r aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang