t w o

2.1K 93 9
                                    

Happy reading!

Author POV

Keysha melangkahkan kakinya untuk turun dari bus yang berhenti tepat di depan Starlight Senior High School. Keysha merupakan murid di sekolah elite yang berstandar internasional tersebut.

Ia mengambil napas dalam-dalam sebelum masuk ke dalam area sekolah yang begitu luas. Kelasnya yang berada di lantai tiga membuat ia melewati banyak koridor. Dan artinya, ia harus siap mendengarkan cacian dari siswa-siswi lain.

Keysha memantapkan hatinya sebelum melangkah menuju gedung jurusan MIPA. Ia mulai berjalan dengan langkah cepat, berharap tak ada yang melihatnya.

"Eh pembunuh lewat."

"Seharusnya dia di penjara bukan di sini."

"Dasar nggak punya malu."

"Nggak berguna."

"Dasar sampah."

Sekuat apapun Keysha mencoba menulikan pendengarannya, nyatanya suara itu masih bisa ia dengarkan. Ingin rasanya ia berteriak sekencang-kencangnya dan berkata bahwa apa yang mereka katakan hanya sebuah kebohongan, tapi a tak mau orang-orang makin membencinya. Apalagi tidak ada satu pun yang peduli padanya.

Ia begitu lega saat kelasnya sudah ada di depan mata. XII MIPA 1 adalah kelasnya, kelas tersebut memuat siswa-siswi berprestasi. Dan Keysha salah satu dari mereka.

Keysha segera melangkahkan kakinya menuju bangku yang berada di urutan paling belakang. Ia tak punya teman sebangku karena teman-temanya tak ada yang mau untuk sekedar duduk bersamanya. Jangankan teman sebangku, sahabat saja ia tak punya.

Dulu ia punya sahabat, namanya Irene, tapi orang yang disebut sebagai sahabat itu termakan isu murahan tentangnya. Hasilnya Irene percaya dengan isu tersebut dan mulai membenci Keysha, sejak saat itu Irene menjauhi Keysha. Bukankah sahabat seharusnya mendukung dalam keadaan apapun termasuk saat terpuruk. Mungkin ini takdir Keysha, selalu ditinggalkan orang-orang tersayangnya.

Lamunannya buyar saat mendengar suara Bu Rasti, guru bahasa Inggris sekaligus wali kelasnya. Teman-temannya berbisik karena jam Bu Rasti adalah jam terakhir. Sedangkan Keysha hanya mengernyit heran.

"Kalian pasti bertanya-tanya kenapa saya masuk kelas kalian padahal bukan jam saya. Maksud kedatangan saya ke mari, saya bawa teman baru buat kalian," ucap Bu Rasti. Setelahnya seorang laki-laki masuk ke kelasnya. Seketika teman sekelas Keysha heboh saat melihat cowok tampan yang berdiri di samping Bu Rasti. Mata Keysha membulat saat nenyadari bahwa laki-laki itu adalah orang yang semalam mengantarkannya pulang.

"Ayo perkenalkan nama kamu," ucap Bu Rasti sambil tersenyum ramah.

"Nama gue Davin Adhiyaksa A., kalian bisa manggil gue Dave," ucap Dave memperkenalkan diri.

"Ada yang ditanyakan?" tanya Bu Rasti.

"Dave, masih jomblo?"

"Minta id line dong."

"Minta no WA."

"Kalo cari pacar, gue masih jomblo."

"Kasih tips biar ganteng."

"Maaf, itu privasi gue," ucap Dave. Seketika teman-temannya mendesah kecewa.

"Sudah-sudah. Dave, kamu bisa milih duduk dengan siapa pun. Di kelas ini masih ada dua bangku kosong," ucap Bu Rasti. Kemudian Bu Rasti meninggalkan melas XII MIPA 1 tersebut.

"Dave, duduk samping gue aja," ucap Irene. Tapi Dave tak tertarik sama sekali, Dave mencari satu bangku lain yang kosong. Dan ketemu, bangku yang berada di pojok dan di sebelahnya dihuni seorang cewek, yang Dave perhatikan cewek itu hanya diam, tak seheboh teman-teman barunya itu.

Dave lebih tertarik duduk dengan cewek yang menurutnya pendiam itu. Irene mengepalkan tangannya kala melihat Dave lebih memilih duduk bersama Keysha daripada dirinya.

"Hey," sapa Dave saat telah duduk di samping Keysha. Keysha langsung mengangkat kepalanya kala Dave menyapa dirinya.

"Lo, kita ketemu lagi," ucap Dave saat melihat Keysha mengangkat kepalanya. Sedangkan Keysha hanya tersenyum.

"Semalem kita belum kenalan. Kenalin gue Davin, panggil aja Dave," ucap Dave sambil mengulurkan tangannya.

"Gue Keysha, panggil Key," ucap Keysha sambil membalas uluran tangan Dave.

Acara perkenalan mereka harus terhenti karena Pak Adi--guru fisika-- memasuki kelas mereka untuk memulai pelajaran pertama.

*****

"Yuk istirahat," ajak Dave sambil beranjak dari duduknya.

"Gue di sini aja," ucap Key.

"Ck! Ayo dong ikut gue, ntar gue traktir deh," ucap Dave berusaha membujuk Keysha.

"Nggak ah," tolak Keysha.

"Beneran gue traktir, nggak bohong. Sekalian ajakin gue keliling sekolah ini juga," ucap Dave. Sedangkan Keysha hanya menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Ya udah deh," ucap Keysha pasrah.

Keysha dan Dave mulai berjalan menuju kantin yang berada di lantai dua. Sesekali Key menjelaskan bagian dan fungsi suatu ruangan yang mereka lewati.

Ketika telah sampai di kantin, Key mematung di tempat karena Ia melihat laki-laki yang sangat-sangat tak ingin ia temui. Dave yang menyadari Keysha hanya diam mengibaskan tangannya di depan wajah Keysha.

Keysha tersentak saat Dave memegang lengannya. "Kenapa bengong?" tanya Dave.

"Nggak kok," ucap Keysha sambil tersenyum untuk menutupi kebohongannya.

"Yuk kita duduk di sana," ucap Dave sambil menunjuk bangku yang masih kosong. Sedangkan Keysha hanya mengangguk sebagai jawaban.

________________________________________

Author balik bawa part dua nih. Gimana ceritanya bagus nggak? Oh iya cerita ini bakal slow update karena author mau nyelesaiin cerita DEVARA dulu. Jan lupa vomentnya. See you next chapter!

Purwodadi, 7 Juni 2019

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang