f o u r t y t h r e e

1K 53 4
                                    

Vote...

Author POV

Minggu adalah hari yang paling ditunggu hampir seluruh umat manusia. Tak terkecuali sepasang kekasih yang akan menikah ini.

Saat ini Dave dan Keysha sedang berada di ruang santai untuk mengemas barang yang akan dikirim ke konsumen mereka. Bukan hanya mereka, Tante Dyra dan Om Devan juga berada di sana. Bedanya sepasang orang tua itu sedang duduk di sofa sambil makan kue buatan sang wanita.

"Semalam papa sama mama udah diskusi kalau kalian bakal nikah dua minggu lagi." Ucapan Om Devan membuat Dave dan Keysha menghentikan kegiatan mereka.

"Dua minggu lagi? Cepet banget, Pa," ucap Dave. Dalam hati Keysha menyetujui ucapan Dave.

"Kalian bakal nikah secara agama dua minggu lagi. Setelah ujian kalian nikah lagi secara agama dan hukum, sekalian resepsi juga," jelas Tante Dyra.

"Keysha setuju nggak?" tanya Om Devan.

"Keysha ngikut aja, Om," balas Keysha.

"Mama seneng kalian bakal nikah muda. Tapi mama kasih saran supaya jangan terburu-buru punya anak. Kalian masih muda, emosi kalian masih labil," ucap Tante Dyra.

"Dave juga nggak mau jadi papa muda kok," ucap Dave. Membayangkannya saja sudah menggelikan.

"Papa setuju sama kamu. Nikmati dulu masa-masa setelah menikah. Karena kalau kalian udah punya anak, waktu berduaan kalian jadi berkurang," ucap Om Devan.

"Curhat terus, Mas," cibir Tante Dyra.

Om Devan merangkul Tante Dyra, "Biar mereka nggak salah jalan, sayang."

"Tapi gimana sama orang tua Keysha, Om?" tanya Keysha. Walaupun orang tuanya mungkin tak menganggapnya ada, tapi mereka tetap orang tuanya.

"Om bakal usaha buat cari mereka, kalau seandainya nggak ketemu apa kamu tetap mau menikah sama Dave?" ucap Om Devan.

"Keysha tetap mau kok," ucap Keysha malu-malu.

"Ya tetap mau lah Pa, orang aku ganteng kayak gini masa mau disia-siain," ucap Dave sambil menyugar rambutnya ke belakang.

"Awh," ringis Dave saat bantal sofa mendarat mulus di wajahnya. Pelakunya adalah sang papa yang memasang wajah penuh kemenangan.

"Katanya minggu depan kamu mau ke luar negeri, nanti di sana berapa hari? Nggak bakal ngganggu acara nikahan Dave kan?" tanya Tante Dyra pada Om Devan.

"Kamu tenang aja, nggak bakalan nganggu acaranya kok. Nanti kamu ikut papa ya, Dave," ucap Om Devan.

"Dave ikut? Terus gimana sama Keysha, Pa?" tanya Dave.

"Nanti biar mama yang antar jemput Keysha," ucap Tante Dyra.

"Tapi Dave takut kal--"

"Kamu pergi aja, Dave. Aku nggak papa kok. Kalau ada sesuatu pasti aku bilang sama kamu," potong Keysha.

"Ya udah deh," balas Dave dengan pasrah.

"Setelah kalian nikah, kalian harus tinggal di sini sampai lulus kuliah," ucap Tante Dyra.

"Dave kan punya apartemen sendiri, Ma. Biarin kita tinggal berdua, itung-itung belajar mandiri," ucap Dave.

"Kalau kalian tinggal di apartemen, mama kamu pasti kesepian, Dave. Papa sibuk kerja, nggak ada yang nemenin mama kamu," ucap Om Devan.

"Nggak papa kali Dave tinggal di sini dulu. Sekalian aku belajar masak sama Tante Dyra, biar kalau kita punya rumah sendiri aku udah bisa masak dan beberes," ucap Keysha.

"Tuh Keysha aja mau. Kalau kamu masih ngeyel mau tinggal di apartemen, tinggal aja sendirian. Biar Keysha tinggal sama kami," ucap Tante Dyra.

"Dave heran banget deh. Sebenernya anak kalian aku atau Keysha sih, Dave ngerasa jadi anak tiri," ucap Dave kesal. Jujur saja ia cemburu karena sang mama lebih peduli dengan Keysha ketimbang dirinya.

"Kan Keysha gemesin, lah kamu boro-boro gemesin manis aja nggak," ucap Tante Dyra.

"Pa, mama jahat tuh," adu Dave pada sang papa.

"Kamu ini udah mau nikah, masih aja ngadu sama orang tua," cibir sang papa.

"Bully aja terus, Dave masih sabar kok," ucap Dave dramatis. Tak lupa ia memasang wajah menyedihkannya.
Keysha hanya tertawa melihat drama keluarga Dave, yang nantinya juga akan menjadi keluarganya.

"Nanti biar mama yang atur semua pernikahan kalian. Mama pengen semuanya harus mewah," ucap Tante Dyra antusias.

"Nggak usah berlebihan, Ma. Yang sederhana aja, sayang sama uangnya," ucap Dave.

"Dave, menikah itu sekali seumur hidup. Jadi, mama pengen buat pernikahan kamu meriah, biar bisa dikenang. Apalagi kamu anak mama satu-satunya, mama pengen yang sempurna," ucap Tante Dyra.

"Udah nurut aja sama mama. Lagian kalian yang akan jadi pemeran utamanya nanti, nggak mungkin harus ngurus semuanya sendiri. Pasti bakalan capek," ucap Om Devan.

"Kalau Keysha setuju-setuju aja sama Om dan Tante, karena bagaimana pun juga kalian sudah berpengalaman dari kami," ucap Keysha.

"Gimana nggak tambah sayang coba," ucap Dave sambil mencubit pipi Keysha gemas.

"Papa lihat semenjak habis ngajak Keysha nikah kamu jadi bucin," komentar Om Devan.

"Sebenernya Dave udah bucin dari dulu, tapi aku sembunyiin biar nggak ada yang tau," ucap Dave.

"Wajar Dave, papa kamu dulu juga gitu. Suka ngegombal bucin akut pula," sahut Tante Dyra.

"Ya nggak papa dong, Sayang. Kan aku bucinnya cuma sama kamu," ucap Om Devan. Selanjutnya pria itu mencium sekilas bibir Tante Dyra.

"Awh, kenapa dicubit sih," ucap Om Devan seraya menggosok lengannya yang panas akibat cubitan sang istri.

"Makanya jangan nyosor sembarangan. Nggak malu keciduk sama anak-anak!" ucap Tante Dyra garang. Matanya melotot pertanda emosi dengan sang suami.

"Key, kabur aja yuk. Nggak tahan lihat mereka," bisik Dave.

"Yuk," balas Keysha. Dengan kompak mereka berdiri dari posisi mereka. Meninggalkan sepasang manusia yang sedang memperdebatkan urusan ranjang.
_______________________________________

Author note :

Next chapter bakal aku update hari Senin. Nggak boleh protes.

Purwodadi, 29 Mei 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang