t w e l v e

1.1K 53 2
                                    

Happy reading!

Author POV

"Udah sampe," ucap Dave setelah mobilnya berhenti di depan gerbang rumah Keysha.

"Makasih buat hari ini, Dave. Gue bahagia banget, sejenak gue bisa ngelupain masalah hidup gue," ucap Keysha.

"Apa sih yang nggak buat Lo. Sekarang Lo masuk, mandi, istirahat. Pasti Lo capek habis bantuin nyokap gue masak," ucap Dave.

"Gue duluan, Dave," ucap Keysha. Setelahnya Ia turun dari mobil Dave. Ia melambaikan tangannya pada mobil Dave yang mulai melaju meninggalkan rumah Keysha.

Dengan senyum bahagia, Ia berjalan menuju rumahnya. Rumah mewah yang seharusnya penuh canda tawa oleh penghuninya hanyalah sebuah kata kiasan belaka.

"Bagus, anak perempuan kelayapan nggak inget waktu."

Deg

Gerakan Keysha menutup pintu utama harus terhenti karena mendengar suara Mamanya. Senyumnya perlahan pudar.

"Mama," sapanya. Nada bicaranya bergetar, Ia hanya takut mamanya semakin membencinya karena Ia pergi tanpa sepengetahuan mamanya.

"Habis dibayar berapa sama cowok itu?"

"D-dia c-cu-ma te-men Ma," ucap Keysha terbata. Hatinya sangat sakit mendengar ucapan Mamanya seakan-seakan dirinya adalah wanita murahan.

"Temen? Temen 'main'?" ucap mamanya sinis.

"Tapi kami temenan sewajarnya, Ma. Nggak pernah ngelakuin hal-hal yang aneh-aneh," ucap Keysha. Air matanya menetes tanpa diminta.

"Nggak aneh-aneh? Terus foto kamu ciuman sama cowok itu nggak aneh-aneh? Oh jangan-jangan kamu udah ngelakuin hal yang lebih kan?"

"Saya nyesel ngelahirin anak nggak berguna kayak kamu. Bisanya cuma nyusahin. Malu-maluin tau nggak," ucap Mama. Kemudian wanita cantik itu beranjak dari sofa menuju ke kamar utama.

Tangis Keysha pecah, tubunya langsung terduduk di lantai yang dingin. Hatinya sangat-sangat sakit saat mendengar ucapan mamanya yang tidak menginginkannya. Ia tak mengerti, dosa apa yang Ia perbuat hingga Tuhan memberikan cobaan yang seberat ini.

Padahal baru tadi sore Tante Dyra menyemangatinya, tapi semua itu seakan tak berguna. Semangat yang Ia bangun runtuh seketika saat mendengar ucapan pedas sang mama.

Mengapa Tuhan tidak membiarkan dirinya bahagia walau hanya sehari saja? Keysha pikir hari ini Ia bisa melupakan masalah hidupnya. Kebahagiaan yang tadi Ia dapatkan lenyap seketika, digantikan rasa sakit karena ucapan mamanya.

"Non Keysha," ucap Bik Rum. Seketika Keysha langsung memeluk wanita paruh baya yang selama ini menjadi tempat curhatnya.

"Ternyata Keysha nggak diharapin mama, Bi. Mama benci sama Keysha," ucap Keysha dengan nada parau.

"Mungkin nyonya masih sedih karena kehilangan Non Keyra. Non Keysha yang sabar, ini ujian Tuhan. Non Keysha percaya kan kalo Tuhan tidak akan menguji makhluk-Nya melebihi kemampuan sang makhluk?" ucap Bik Rum sambil mengelus rambut panjang milik Keysha. Sesekali Bik Rum menyeka air mata yang membasahi pipinya. Kadang Ia tak habis pikir dengan manjikannya yang tak pernah menganggap Keysha itu ada.

"Non Keysha jangan sedih lagi. Masih banyak orang di luaran sana yang sayang sama Non Keysha. Termasuk Dave," ucap Bik Rum berusaha menenangkan anak majikannya.

"Tapi Keysha juga butuh kasih sayang dari Mama, Bik," ucap Keysha dengan air mata yang masih mengucur.

"Non Keysha harus yakin. Bakal ada sesuatu yang istimewa dari hasil kesabaran Non Keysha," ucap Bik Rum sambil mengurai pelukan mereka.

"Sekarang Non Keysha ke kamar. Mandi terus istirahat, pasti Non Keysha capek kan?" ucap Bik Rum sambil menghapus air mata di pipi Keysha. Kemudian Ia membantu Keysha berdiri dan menuntunnya menuju kamar majikan kecilnya. Keysha hanya pasrah saat tubuhnya dituntun menuju kamarnya. Jangankan untuk berjalan, menolak Bik Rum sudah tidak memiliki daya.

Bik Rum mendudukkan Keysha di ranjang. Lalu wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk Keysha.

Keysha segera melepas sepatu dan ikat rambutnya. Ia ingin segera berendam agar Ia bisa melupakan perkataan mamanya yang kini masih terngiang-ngiang di otaknya.

Beberapa saat kemudian Bik Rum keluar dari kamar mandi. Tanpa mengucapkan apapun, Keysha masuk ke dalam kamar madi. Bukannya tidak menghargai, tapi Ia tak ingin kata-kata pedas keluar dari mulutnya. Bagaimanapun juga Ia manusia normal yang bisa melampiaskan kemarahan melalui perkataan yang terlontar dari mulutnya.

Keysha segera melucuti pakaiannya. Kemudian Ia masuk ke dalam bathtub yang telah terisi air hangat dengan busa sabun yang memenuhinya.

Keysha memejamkan matanya. Kilasan kejadian-kejadian buruk setelah Keyra meninggal berputar bagaikan film. Tak terasa, air matanya kembali turun dengan perlahan.

Keysha masih tak menemukan alasan mengapa Keyra meninggal. Sebelum kematian Keyra, Keyra tak menceritakan hal yang aneh kepada Keysha. Yang masih teringat ialah, hubungan Keyra dan Reynan mulai merenggang. Dirinya juga mendapati Keyra sering melamun sebelum kematiannya.

Kematian Keyra membawa dampak buruk bagi dirinya. Semua orang yang menyayanginya pergi meninggalkannya seorang diri melewati masa-masa paling berat.

Tapi Ia bersyukur, Ia masih memiliki eyang yang setia kepadanya. Walaupun saat itu eyang menderita stroke yang mengakibatkan tubuh eyang tak dapat digerakkan. Membuat eyang harus berbaring terus-menerus hingga kematiannya.

Eyang memang tidak bisa menenangkannya ataupun membantunya melewati cobaan hidupnya. Tapi setidaknya, dengan Ia memeluk eyang semua masalah yang menimpanya terasa lebih mudah diselesaikan.

Hal itu tak berlangsung lama. Dua tahun kemudian eyang meninggalkannya, tak memungkiri dirinya sangat terpukul dengan kepergian eyang, satu-satunya keluarga yang masih percaya kepadanya.

Walaupun eyang meninggalkannya, Ia tetap bersyukur karena Tuhan menggantikan eyang dengan Dave, laki-laki yang perlahan-lahan mengisi hatinya.

_______________________________________

Balik lagi nih. Nggak kerasa udah Desember aja, yang artinya sebentar lagi bakal libur yang lumayan panjang. Huh rasanya nggak sabar. Kalian pasti juga pengen cepetan libur kan?

Purwodadi, 2 Des 2019

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang