Vote...
Author POV
Mobil hitam milik Dave telah berhenti di depan rumah Keysha. Dave menolehkan pandangannya ketika Keysha tak bergeming dari tempatnya. Matanya tampak menatap ke depan, tapi Dave tahu persis jika tatapan itu adalah tatapan kosong.
"Key," ucap Dave sambil menyentuh bahu Keysha.
"Hah? Udah sampai ya," ucap Keysha.
"Sekarang Lo masuk, habis itu Lo bisa istirahat," ucap Dave. Tangannya mengelus rambut Keysha sayang, tak lupa senyum manis juga ia sunggingkan.
Mau tak mau Keysha ikut tersenyum pada Dave. Selanjutnya ia berucap, "Gue masuk dulu, Dave."
"Iya." Bersamaan dengan itu Keysha keluar dari mobil Dave.
Senyum Keysha memudar setelah mobil Dave melesat meninggalkan rumahnya. Saat ini dirinya sangatlah kacau. Fakta tentang kematian Keyra begitu menyakitkan untuknya.
Keysha kembali memaksakan senyumnya kala seorang pria paruh baya keluar dari rumahnya. Apa dia tamu dari orang tuanya? Tapi bukankah selama ini tidak ada yang pernah bertamu ke rumahnya. Entahlah, memikirkannya juga tidak ada gunanya.
"Non Keysha, kenapa wajahnya murung?" Pertanyaan Bi Rum membuatnya tersadar dari pemikirannya.
"Nggak papa kok, Bi," balas Keysha. Ia juga menampilkan senyum palsunya agar Bi Rum percaya.
"Non Keysha mau makan? Biar bibi panasin masakannya," tawar Bi Rum.
"Keysha udah makan, Bi. Keysha mau tidur aja. Selamat malam, Bi," ucap Keysha.
"Malam juga, Non," balas Bi Rum. Matanya memandang Keysha dengan tatapan iba. Bi Rum tau jika saat ini Keysha sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Keysha memilih untuk mandi terlebih dahulu. Tubuhnya terasa lengket karena seharian ini ia terus bergerak aktif. Mungkin berendam sebentar dapat melepaskan penat serta merilekskan tubuhnya.
*****
Tiga puluh menit kemudian Keysha keluar dari kamar mandi, ia telah mengenakan piyama berwarna biru. Ia juga sudah berendam, tapi pikirannya masih saja melayang pada rentetan kejadian masa lalu.
Keysha mendudukkan dirinya di ranjang. Sekarang ini apa yang ia cari telah menemukan titik terang. Tapi bagaimana caranya untuk mengatakan hal itu pada orang tuanya? Kemungkinan besar mereka tidak percaya dengan ucapannya. Karena orang tuanya telah terlanjur percaya bahwa ia adalah penyebab kematian Keyra.
Tiba-tiba dirinya juga teringat dengan Irene. Hatinya tak tenang saat ia baru ingat jika Irene berpacaran dengan Reynan. Keysha takut jika apa yang menimpa Keyra juga akan menimpa Irene. Bagaimana pun juga Irene pernah menjadi sahabatnya.
Besok pagi Keysha akan mengatakan sebenarnya pada orang tuanya. Karena sepertinya orang tuanya ada di rumah, mengingat ada tamu yang datang berkunjung ke rumahnya. Dan juga ia akan berbicara pada Irene, lebih tepatnya mengingatkan.
Keysha mengambil bingkai foto yang berada di atas nakas. Terlihat potret Keysha dan Keyra yang tengah mengenakan kebaya. Foto itu diambil saat mereka merayakan wisuda kelulusan sekolah menengah pertama.
"Kenapa Lo nggak bilang kalo Lo punya beban yang berat? Lo bisa cerita sama gue." Tangan Keysha sibuk mengusap-usap foto itu.
"Gue bakalan ada buat Lo selamanya. Dengan Lo mengakhiri hidup gue merasa jadi orang paling nggak berguna." Air matanya menetes kala fakta itu berputar-putar di kepalanya.
"Gue janji bakal balaa perbuatan Reynan. Gue nggak terima Lo jadi korban kelicikan cowok brengsek itu." Tangisannya semakin deras. Ia akan memegang ucapannya, yaitu membalaskan dendam pada Reynan.
Keysha membaringkan tubuhnya di ranjang, tangannya masih setia mengusap foto itu sebelum ia memeluknya dengan erat. Tangisannya memang sudah tak sederas tadi, tapi mata cantiknya masih mengeluarkan cairan bening walau hanya perlahan.
Terlalu tenggelam dalam tangisannya, dengan perlahan kesadarannya mulai hilang. Keysha tertidur dengan posisi memeluk bingkai foto itu.
*****
Keysha menggeliat dalam tidurnya saat merasakan cahaya matahari mulai masuk melalui celah tirai jendela. Tak lama setelahnya mata itu terbuka dengan perlahan.
Ah iya semalam ia tertidur karena terlalu lama menangis. Tiba-tiba ia teringat dengan rencananya untuk berbicara pada orang tuanya. Reflek ia langsung bangkit dari tidurnya dan berlari menuju kamar mandi.
Jam masih menunjukkan pukul lima pagi, tapi Keysha mandi dengan gerakan cepat. Bukan tanpa alasan, orang tuanya akan berangkat pagi-pagi sekali. Apalagi jika harus pergi ke luar negeri.
Setelah seragam sudah melekat pada tubuhnya dengan cepat Keysha turun ke bawah. Ia langsung menghampiri Bi Rum yang tengah berkutat di dapur.
"Bi, semalem papa sama mama pulang?" tanya Keysha.
"Astaga! Bibi kira siapa," ucap Bi Rum sambil memengang dadanya.
"Semalem papa sama mama pulang, Bi?" ulang Keysha.
"Cuma nyonya, Non," ucap Bi Rum.
"Mama masih di rumah kan?" tanya Keysha.
"Nyonya udah pergi dari jam tiga tadi, Non," ucap Bi Rum. Pupus sudah harapannya. Padahal Keysha sudah berharap jika ia akan bertemu dan berbicara pada sang mama.
"Non Keysha butuh sesuatu?" tanya Bi Rum.
"Nggak kok Bi, Keysha cuma tanya aja. Soalnya semalem Keysha papasan sama orang yang kayaknya tamunya mama," alibi Keysha.
"Ooh, semalem emang ada tamu, Non. Tapi bibi nggak paham Dia siapa," ucap Bi Rum.
"Ya udah deh Bi. Keysha ke kamar dulu, mau beresin kamar," ucap Keysha.
"Iya, Non," balas Bi Rum. Dengan langkah cepat Keysha berjalan menuju kamarnya. Ia duduk di ranjang, kemudian menenggelamkan wajahnya di lipatan lengannya. Tak berselang lama suara tangisan terdengar.
________________________________________Masih hari minggu yaaa🤣 aku up part ini jam 23.59. nggak mau tau pokoknya kasih vote yang banyak. Aku udah belain nggak tidur buat kalian nih.
Purwodadi, 3 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSHA ✔
Teen Fiction[B e l u m R e v i s i] Judul awal : I'm [not] Alone Amazing cover by @jeyndstory__ Disarankan follow sebelum membaca⚠️ Sequel My Sweet Boyfriend Entah mengapa nasib baik tak memihak pada Keysha. Satu per satu orang tersayangnya pergi meninggalkann...