Satu vote sangat berharga🍁
Author POV
Keysha telah sampai di rumah beberapa menit yang lalu. Ia sedang duduk di sofa ruang tamu sembari menunggu Bik Rum yang sedang ke pasar. Rencananya Ia akan menanyakan perihal kunci kamar Keyra.
Setelah Ia tiba di rumah, tak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Mungkin sang mama telah pergi lagi. Maklum, Renatha adalah seorang desainer. Dia sering menghadiri cat walk di berbagai negara.
"Loh, Non Keysha udah pulang," ucap Bik Rum. Kedua tangannya menenteng kresek yang berisi bahan dapur.
"Iya, Bik. Lagian mendung, Keysha nggak bisa lama-lama di sana," ucap Keysha.
"Mama di mana, Bik?" tanya Keysha.
"Nyonya berangkat ke Amerika satu jam yang lalu," ucap Bik Rum.
"Kok papa udah lama nggak pulang, Bik," tanya Keysha sambil mengikuti Bik Rum ke dapur.
"Tuan lagi sibuk-sibuknya, Non. Dia baru bangun cabang perusahaannya di Amerika. Nyonya juga mau buka butik di sana," jelas Bik Rum.
"Pantesan nggak pernah pulang," gumam Keysha.
"Bik, katanya Bibik udah nemu kunci kamar Keyra," ucap Keysha.
"Iya Non. Sebentar, bibik ambil dulu," ucap Bik Rum sambil berjalan meninggalkan dapur menuju kamarnya.
Tak berselang lama Bik Rum kembali ke dapur. "Ini, Non," ucap Bik Rum sembari memberikan kunci kamar tanpa ada hiasan apapun.
"Keysha mau ke kamar Keyra dulu, Bik. Kalo mama atau papa tiba-tiba pulang telpon Keysha aja," ucap Keysha.
"Baik Non. Semoga berhasil ya, Non," ucap Bik Rum. Keysha membalasnya dengan senyum manisnya.
Setelahnya Keysha beranjak dari dapur, berjalan menyusuri satu per satu anak tangga. Dalam hati Ia berharap akan ada suatu petunjuk di dalam sana. Semoga.
Ceklek
Pintu itu telah terbuka. Keysha menutup hidungnya saat bau ruangan terhirup oleh indra penciumannya. Hawa kamar Keyra sangat pengap. Mungkin karena kamar itu telah ditinggal pemiliknya selama dua tahun.
Sudut mata Keysha berair, semuanya masih sama. Posisi barang milik Keyra masih seperti dahulu, kilasan kejadian di kamar Keyra berputar di pikirannya. Ia memandang kamar Keyra yang nampak berdebu.
Dengan perlahan Ia membuka satu per satu kabinet yang ada di samping kiri dan kanan ranjang Keyra. Tak ada apapun yang dapat digunakan sebagai petunjuk.
Selanjutnya Keysha menuju walk in closed. Ia membuka satu per satu pintu kabinet yang ada di sana. Lagi-lagi Ia tak menemukan apapun di sana.
Saat keluar dari walk in closed, matanya tertuju pada benda persegi yang ada di meja rias milik Keyra. Dengan cepat Keysha mengambil ponsel yang telah berdebu itu, lalu memasukannya ke dalam sakunya.
Cepat-cepat Keysha keluar dari kamar Keyra, tak lupa Ia mengunci kembali kamar itu. Dengan raut penasaran Keysha kembali ke kamarnya. Hal yang pertama Ia lakukan adalah menyambungkan ponsel itu ke pengisi daya.
Sembari menunggu ponsel itu menyala, Keysha mengotak-atik ponselnya. Mencari nomor telepon seseorang.
"Halo, Key."
"Dave, gue habis dari kamarnya Keyra. Gue nemuin ponsel Keyra, siapa tahu bisa dijadikan petunjuk."
"Bagus dong. Tapi ponselnya apa bisa nyala? Secara udah dua tahun nggak dipakai sama sekali."
"Sebentar."
Keysha mencoba menyalakan ponsel itu tapi nihil, ponselnya tidak mau menyala.
"Yah, nggak bisa nyala, Dave."
"Gini aja, besok gue dateng ke rumah Lo. Gue bakal servisin ponsel itu. Siapa tahu bisa nyala."
"Beneran Dave? Makasih banyak loh."
"Santai aja. Udahan ya, gue dipanggil oma nih."
"Iya Dave."
Tut tut
Keysha mendesah lega saat Dave mau membantunya. Keysha bersyukur bisa bertemu dengan Dave. Di kala orang-orang menjauhinya, dengan sukarela Dave datang pada Keysha. Membantu segala keperluan Keysha, dan yang paling penting membantu menopang Keysha yang mudah putus asa.
Kadang Ia berpikir, bagaimana nanti jika Dave menemukan pasangannya? Apa Keysha akan sendirian lagi. Memikirkan saja sudah membuat dada Keysha sesak. Ada rasa tak rela jika suatu saat nanti Dave dengan wanita lain.
Sepertinya Keysha sudah jatuh cinta pada Davin Adhiyaksa Almalik, laki-laki yang perlahan menghiasi hidupnya.
*****
"Non, bangun," ucap Bik Rum sambil menepuk-nepuk pipi Keysha.
Keysha bergerak tak nyaman karena tidurnya terganggu. Tak lama kemudian matanya mengerjap perlahan.
"Makan dulu, Non," ucap Bik Rum.
"Nggak mau Bik. Keysha belum laper," tolak Keysha.
"Tadi pagi Non Keysha belum sarapan, masa siang juga nggak makan. Non Keysha kan harus minum obat," ucap Bik Rum.
"Ya udah deh, Keysha makan. Tapi sepuluh menit lagi," ucap Keysha.
"Bibik tunggu di bawah, Non," ucap Bik Rum. Setelahnya wanita paruh baya itu beranjak dari kamar nonanya.
Sesuai ucapannya, Keysha turun ke ruang makan setelah sepuluh menit. Mukanya sudah lebih segar dari sebelumnya.
"Ini udah bibik siapin," ucap Bik Rum sambil meletakkan piring yang telah berisi nasi dan teman-temannya ke hadapan Keysha.
"Makasih bik," ucap Keysha. Bik Rum tidak langsung beranjak dati sana. Ia memilih duduk di dekat sang nona, menemaninya hingga makanan di piring habis tak tersisa.
"Non Keysha udah dapat sesuatu dari kamarnya Non Keyra?" tanya Bik Rum membuka obrolan.
"Keysha cuma dapet handphone punyanya Keyra. Nggak tahu bisa berfungsi atau enggak," ucap Keysha.
"Semoga dapet petunjuk ya, Non," ucap Bik Rum.
"Semoga, Bik," balas Keysha.
________________________________________
Sesuai janji, aku update hari Minggu. Partnya emang sedikit, karena kalo aku terusin jadi garing.
Purwodadi, 22 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSHA ✔
Teen Fiction[B e l u m R e v i s i] Judul awal : I'm [not] Alone Amazing cover by @jeyndstory__ Disarankan follow sebelum membaca⚠️ Sequel My Sweet Boyfriend Entah mengapa nasib baik tak memihak pada Keysha. Satu per satu orang tersayangnya pergi meninggalkann...