e x t r a p a r t 1

826 36 2
                                    

Happy reading!

Author POV

Dave menatap sendu ke arah Keysha yang berada di pelukan Dyra. Kehilangan orang tua beserta calon adik secara bersamaan merupakan pukulan terbesar untuk Keysha. Melihatnya saja Dave bisa merasakan bagaimana sakit yang dialami oleh istrinya.

Keysha memang sudah tidak menangis, tapi mata yang memerah itu menatap kosong ke arah liang lahat yang mulai terkubur oleh tanah. Gadis itu seperti mati rasa, ia bukan lagi sedih, melainkan terpukul sangat dalam.

Padahal terhitung baru satu minggu ia bisa merasakan kebersamaan dengan mereka, tapi kebahagiaan itu direnggut secara paksa oleh-Nya. Mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat untuk Keysha?

Dada Dave begitu sesak melihat Keysha seperti tak bernyawa. Diamnya Keysha membuat Dave tidak tenang, lebih baik ia melihat Keysha yang menangis meraung-raung daripada melihatnya diam dengan tatapan kosong. Padahal Dyra sendiri memeluk Keysha dengan diselingi tangisan. Tapi Keysha malah seperti tak punya reaksi apa-apa.

Cowok itu menundukkan kepalanya saat seorang kyai membaca doa untuk jenazah. Semua orang yang berada di area pemakaman juga melakukan hal yang sama. Mereka tampak khusu' mendoakan Renatha dan Damian yang telah terkubur dalam liang lahat.

Setelah beberapa saat Dave kembali mengangkat kepalanya. Tatapannya kembali ke arah Keysha, gadis itu masih setia menatap gundukan tanah dengan nisan tertancap di atasnya.

Dave memilih mendekat ke arah Keysha, ia mengambil alih Mama Dyra untuk merangkul Keysha. Dengan sigap ia membantu Keysha untuk jongkok di dekat makam Damian. Tak ada penolakan dari Keysha, gadis itu hanya menurut.

"Key, sekarang kamu tabur bunga ini ke makam papa, ya," bisik Dave.

Tanpa membantah Keysha melakukan apa yang Dave minta. Diam-diam Dave menghapus air mata yang berada di sudut matanya. Keysha adalah kelemahan terbesarnya, melihat gadisnya yang seperti itu membuatnya sedih.

Setelahnya Dave kembali membantu Keysha berdiri, ia memapah Keysha menuju makam Renatha yang berjarak setengah meter dari makam Damian. Tak ada penolakan sama sekali dari Keysha. Dengan tatapan kosong gadis itu menaburkan bunga di atas makam Renatha.

"Hiks ... Dave a-aku udah nggak punya mama papa."

Dengan gerakan cepat Dave membawa Keysha ke dalam dekapannya. "Kamu yang sabar ya, semua ini udah takdir dari Tuhan."

"Tuhan nggak sayang sama aku, Dave. Buktinya Tuhan mengambil semua keluargaku, aku nggak punya siapa-siapa lagi," ucap Keysha diselingi isakan kecil.

"Ssst, kamu nggak boleh bilang kayak gitu. Masih ada aku, Mama Dyra sama Papa Devan," ucap Dave seraya mengusap punggung Keysha dengan sayang.

Semua orang yang berada di sana ikut meneteskan air mata. Mereka ikut terhanyut melihat Keysha yang begitu terpukul. Di usianya yang masih muda ia harus ditinggalkan anggota keluarganya untuk selamanya.

Dave yang semula sedih berubah panik saat ia merasakan jika Keysha pingsan dalan pelukannya. Dengan sigap Dave menggendong Keysha seperti koala, ia akan membawa gadisnya pulang ke rumah.

***

Sudah sepuluh menit Dave berada di posisi yang sama, cowok itu masih setia mencium punggung tangan Keysha. Gadisnya itu belum bangun sejak pingsan tadi. Dave sendiri tidak melakukan tindakan apapun, yang ia lakukan hanya mencium punggung tangan Keysha dan sesekali mengelusnya. Bukan tanpa alasan, ia tahu jika fisik Keysha sangat lelah. Ditambah perasaan Keysha yang bisa dikatakan jauh dari kata baik-baik saja.

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang