f i f t y e i g h t

921 52 8
                                    

Happy reading!

Author POV

Senyum lebar tak henti-hentinya terlukis di bibir Keysha. Bukan tanpa sebab, hari ini ia akan pergi ke pemakaman bersama Dave dan orangtuanya. Keysha merasa sangat antusias, karena ini baru pertama kalinya ia pergi ke pemakaman bersama papa dan mamanya.

Hubungan Keysha dengan orangtuanya sudah membaik sejak satu minggu yang lalu, tepatnya satu hari setelah pernikahan Dave dan Keysha.

"Aku perhatiin dari tadi kamu senyum terus. Kenapa?"

Dengan senyum lebar Keysha menoleh ke arah Dave yang sedang menyetir mobil. "Aku seneng banget. Hubungan aku sama mama papa udah baik."

Dave tersenyum kecil mendengar penuturan Keysha. Melihat gadisnya yang terus tersenyum membuatnya ikut bahagia.

"Rencana Tuhan emang nggak bisa ditebak."

"Dave, kenapa mama sama papa tahu kalau kita nikah saat itu?" tanya Keysha. Mimik wajahnya berubah serius saat berkata demikian.

Dave melirik sekilas ke arah Keysha. Setelah itu ia berkata, "Sebenernya semua itu bukan kebetulan, Key. Kamu inget nggak waktu aku sama papa ke luar negri?"

Dave menjeda ucapannya, ia melirik ke arah Keysha. Gadis itu terlihat mengangguk paham.

"Saat itu kami cari orang tua kamu. Kami mau kasih tau mereka kalau kamu nggak ada sangkut pautnya sama kematian Keyra. Kita juga bawa handphone Keyra buat dikasih lihat ke orang tua kamu. Dan akhirnya setelah perdebatan panjang orang tua kamu akhirnya percaya, karena ada bukti di handphone milik Keyra."

"B-beneran?" ucap Keysha tak percaya.

"Iya, Key. Kami sayang sama kamu, makanya kami ngelakuin apa pun buat kamu, kalau kamu bahagia, kita juga bakal bahagia."

"Hiks."

Dave langsung menoleh ke arah Keysha saat mendengar isakan gadis itu. Cowok itu melepaskan tangan kirinya pada roda kemudi, lalu digenggamnya tangan Keysha.

"Kenapa malah nangis?"

"A-aku terharu bamget, Dave. Nggak nyangka kalau kalian ngelakuin semua itu buat aku. Aku merasa sangat beruntung bisa menjadi bagian dari keluargamu."

Dave membawa genggaman tangan mereka ke bibir cowok itu, tanpa basa-basi Dave menciumnya, menyalurkan kehangatan pada Keysha.

"Aku yang beruntung bisa menikah sama cewek setegar kamu. Seandainya orang lain yang berada di posisi kamu, belum tentu mereka akan sekuat kamu, Key."

"Kita sama-sama beruntung, Dave," ucap Keysha.

Dave memarkirkan mobilnya dan mematikan mesin mobil. Setelahnya ia menghadap ke arah Keysha, cowok itu memandang wajah istrinya dengan tatapan teduh. Tanpa ragu Dave mendekatkan wajahnya ke wajah Keysha. Dan ...

Cup!

Dave mengecup sudut bibir Keysha. Hanya sekedar mengecup, tidak lebih. Bahkan hal itu hanya bertahan selama tiga detik. Keysha yang diperlakukan seperti itu hanya diam mematung. Ia begitu terkejut dengan perlakuan Dave.

Dave terkekeh melihat ekspresi Keysha yang menurutnya sangat menggemaskan. Tangan Dave terangkat dan mendarat ke pipi Keysha, lalu mencubinya dengan gemas.

"Sakit, Dave," rengek Keysha sembari berusaha melepaskan tangan Dave dari pipinya.

Dave melepaskan cubitannya, lalu menggantinya dengan usapan lembut. Keysha yang tadinya kesal berubah menjadi menikmati elusan yang dilakukan oleh Dave.

Keysha yang semula memejamkan mata, langsung membukanya karena Dave menghentikan usapannya.

"Sebenernya aku masih pengen manja-manja sama kamu, tapi papa sama mama udah nunggu kita," ucap Dave seraya menunjuk keberadaan orang tua Keysha dengan dagunya. Mereka memang tak semobil dengan Dave dan Keysha. Katanya, mereka juga ingin berduaan.

Seketika Keysha langsung menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Dave. Mama dan papanya tengah berada di depan toko bunga yang tak jauh dari pemakaman.

"Ayo, turun. Kasihan mama sama papa udah nunggu kita," ucap Keysha.

"Iya," balas Dave.

Selanjutnya mereka turun dari mobil. Dave meraih tangan Keysha sebelum membawanya berjalan mendekat ke arah orang tua Keysha.

***

Dengan mata berkaca-kaca Keysha jongkok di samping makam Keyra. Sudah lumayan lama ia tak berkunjung ke sini. Di samping kanannya ada sang mama yang telah terisak. Sedangkan Dave dan Damian berada di sisi lain makam sang kembaran.

"Keyra, maafkan mama, Nak. Mama udah lalai jaga kamu, sampai-sampai kamu hamil dan depresi."

Keysha hanya bisa mengusap punggung Renatha. Mendengar tangisan sang mama membuat Keysha ikut menangis. Setelah dua tahun lamanya, baru kali ini ia melihat mamanya menangis dengan kencang.

"Mama, Keysha yakin kalau Keyra udah bahagia di sana. Karena ada Tuhan yang menjaganya," ucap Keysha menenangkan sang mama.

Tubuh Keysha hampir terhuyung ke belakang saat Renatha tiba-tiba memeluknya erat. Untung saja ia mempunyai keseimbangan yang baik, jika tidak ia dan sang mama akan terjatuh ke tanah.

Keysha membalas pelukan Renatha, rasanya begitu nyaman. Tangannya juga tidak tinggal diam, dengan gerakan lembut ia mengusap punggung Renatha, berharap sang mama bisa sedikit lebih tenang.

"Papa juga mau minta maaf Ra, sebagai kepala keluarga papa nggak bisa jaga kamu. Papa nyesel, semoga kamu mau maafin papa, ya," ucap Damian seraya mengusap-usap nisan milik Keyra.

Damian terlihat jauh lebih tegar jika dibandingkan dengan Renatha. Tapi Keysha tahu jika sang papa menyembunyikan kesedihannya.

"Pa, Ma, kita kirim doa buat Keyra, yuk. Semoga Keyra tenang di sana," ucap Dave yang sedari tadi hanya menyimak.

"Kemu pimpin doa ya, Dave."

Dave mengangguk setuju. Lalu ia menadahkan kedua tangannya, tak lama kemudian lantunan doa mulai terdengar.

"Amin."

Dengan hati-hati Renatha meletakkan sebuah buket bunga di dekat nisan Keyra. Tak lupa ia juga menaburkan bunga mawar dan kenanga di atas makam sang putri. Sedangkan damian menyiram pusara Keyra dengan air yang sengaja dibawanya.

Setelahnya mereka berpindah ke makam sebelah Keyra, makam milik Ratnawati, nenek Keysha. Lagi-lagi Renatha menangis, menumpahkan segala penyesalan yang tidak ada artinya lagi.

________________________________________

Yeay up, maaf karena ngilang dua minggu ini. Itu karena aku nyelesaiin naskah Please Be Mine yang aku ikutin event. Maaf karena udah php-in kalian kemarin. Sebagai gantinya aku bakal double up minggu ini. Minggu ini ya, bukan hari ini.

Purwodadi, 18 September 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang