Happy reading!
Author POV
"Lo mau pesen apa?" tanya Dave.
"Samain aja lah," ucap Keysha. Sedangkan Dave hanya mengangguk paham. Kemudian Dave berjalan menuju stand bakso.
"Ternyata lo punya nyali buat dateng ke kantin," ucap seseorang. Seketika jantung Keysha berdegup kencang kala mendengar suara cowok yang sangat dibencinya.
"Apa lo nggak punya malu?" sambung cowok itu. Seketika mereka berdua jadi pusat perhatian. Keysha yang ditatap ratusan pasang mata hanya menunduk. Hal inilah yang tak ia sukai, dipermalukan. Bahkan, tidak ada satupun yang membela Keysha. Jangankan membela, menatap Keysha dengan tatapan kasihan yang tulus saja tidak ada.
"Mana ada pembunuh malu, yang ada dia seneng karena orang yang selama ini ia benci bisa ia lenyapkan. Dia nggak bakal punya saingan lagi," sahut Vicko, teman cowok itu.
Seketika mata Keysha berkaca-kaca mendengar ucapan Vicko. Bukan tanpa alasan, sebenarnya Vicko adalah mantan pacar Keysha. Sebelum kejadian itu, Vicko selalu berbicara dengan nada lembut pada Keysha. Tapi sekarang? Sudahlah tak usah dibahas, kalian pasti juga tahu jawabannya.
Keysha tak membalas ucapan mereka. Bukannya tak mampu, tapi Keysha tak ingin membuat masalah yang membuat orang semakin membencinya. Karena dua cowok dihadapannya adalah anak dari donatur di sekolah ini.
"Ada apa sih?" Seketika ketiga orang itu menoleh ke arah sumber suara.
"Loh, Davin?" ucap cowok itu pada Dave.
"Reynan," balas Dave.
"Kok Lo ada di Indo. Bukannya Lo sekolah di Singapur? Apa Lo nggak betah tinggal di sana?" tanya Rey dengan nada penasaran.
"Bokap gue sibuk banget. Otomatis nyokap gue ditinggal di rumah. Jadinya gue pulang buat nemenin nyokap gue," balas Dave sambil meletakkan baki yang berisi dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh.
"Loh, Lo kenapa Key? Dari tadi nunduk terus," ucap Dave. Sedangkan Key hanya meremas ujung roknya.
"Mungkin dia udah sadar, kalo pembunuh kayak dia nggak pantes buat ada di kantin," ucap Reynan.
"Pembunuh? Maksud Lo?" tanya Dave penasaran.
"Jadi Lo nggak tahu? Dia itu udah ngebunuh s--"
Brak!
Reynan langsung menghentikan ucapannya kala mendengar suara gebrakan meja. Ia langsung menoleh ke arah Keysha yang sudah berlari meninggalkan kantin.
"Baksonya buat kalian berdua aja. Udah gue bayar," ucap Dave pada Reynan dan Vicko. Detik berikutnya Dave berlari mengejar Keysha.
Sedangkan Keysha terus berlari dengan air mata bercucuran. Cukup! Ia merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyusul eyangnya. Keysha tak memerdulikan panggilan Dave. Yang ada di pikirannya, Ia harus cepat sampai di rooftop dan mengakhiri segalanya.
Senyumnya terbit saat kakinya sudah berpijak di ujung rooftop. Jika Keysha berjalan satu langkah ke depan, bisa dipastikan Ia akan terjun bebas dari lantai empat itu.
Ia memejamkan matanya, berharap jika Ia terjun nanti Ia akan menikmati sisa hidupnya. Ia menghirup napas dalam-dalam. Detik berikutnya Ia melangkahkan kakinya ke depan.
"KEYSHA!"
Terlambat, kini Keysha berada di pelukan Dave. Ia berusaha memberontak dengan memukul dada tegap milik Dave. Bukannya dilepaskan, Dave malah memeluknya semakin erat.
"Hiks, kenapa Lo narik gue? Padahal dikit lagi gue bakal ketemu eyang," ucap Keysha sambil terisak. Sedangkan Dave tak menjawab, Ia tahu jika Keysha sedang rapuh saat ini. Tangannya pun tak berhenti mengusap surai panjang milik Keysha.
Dave menarik Keysha ke arah bangku yang ada di sudut, jauh dari ujung rooftop. Ia mendudukan Keysha dengan perlahan di bangku kosong itu. Tangan Dave terangkat untuk mengusap air mata Keysha yang tak berhenti mengalir.
"Kenapa Lo mau ngelakuin hal bodoh kayak tadi sih?" ucap Dave.
"Kenapa? Orang yang gue sayang juga ngelakuin hal yang sama! Bahkan gue merasa dia disayang banyak orang walaupun sudah tiada. Sedangkan gue? Apapun yang gue lakuin pasti salah di mata orang-orang. Gue capek hidup kayak gini, Dave. Ditambah tuduhan palsu yang gue nggak tahu kapan berakhirnya," ucap Keysha berapi-api. Entah mengapa setelah mengeluarkan unek-uneknya Ia merasa sangat lega.
"Gue emang nggak pernah ngerasain apa yang Lo rasain. Tapi percaya sama gue, akan ada saatnya Lo bahagia. Dan orang-orang yang ngeremehin Lo berbalik memuji Lo," ucap Dave sambil memegang kedua tangan Keysha.
"Kapan? Gue udah menantikan hal itu lama. Tapi apa? Sampai sekarang gue belum nemuin kebahagiaan itu," ucapnya dengan nada bercampur amarah.
"Gue akan berusaha buat Lo bahagia. Lo mau kan jadi temen gue?" tanya Dave pada Keysha.
"Apa Lo yakin? Gue ragu kalo Lo mau jadi temen gue. Temen-temen gue aja pada pergi ninggalin gue karena tuduhan yang nggak ada bener-benernya itu," ucap Keysha sedikit melunak.
"Gue yakin dan gue janji bakal jadi temen terbaik Lo," ucap Dave.
"Makasih Dave. Gue seneng, pada akhirnya ada yang mau berteman lagi sama gue. Dan gue mohon jangan tinggalin gue kayak yang lain," ucap Keysha sambil memeluk Dave.
"Ekhem!"
"Eh, m-ma-af Dave," ucap Keysha sambil menunduk. Ia merutuki kebodohannya yang tiba-tiba memeluk teman barunya itu.
"Nggak papa. Yuk kita ke kelas, udah bel," ucap Dave. Sedangkan Keysha hanya mengangguk. Kemudian mereka berjalan berdampingan untuk menuju ke kelas mereka.
Haiiiiiii! Balik lagi nih. Feelnya dapet nggak sih? Soalnya aku nggak yakin. Maaf ya kalo updatenya lama, karena aku lebih fokus ke cerita DEVARA. Kalo kalian belum baca DEVARA buruan baca yah! Vomentnya jangan lupa!
Purwodadi, 20 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSHA ✔
Teen Fiction[B e l u m R e v i s i] Judul awal : I'm [not] Alone Amazing cover by @jeyndstory__ Disarankan follow sebelum membaca⚠️ Sequel My Sweet Boyfriend Entah mengapa nasib baik tak memihak pada Keysha. Satu per satu orang tersayangnya pergi meninggalkann...