f i f t y f o u r

941 59 2
                                    

Happy reading!

Author POV

Seorang cowok tampak menuruni anak tangga dengan pelan. Ia langsung turun ke bawah saat menyadari jika di sebelahnya tak ada sosok istrinya.

Samar-samar ia mendengar suara yang berasal dari dapur. Dave tak mungkin salah menebak, pasti itu adalah suara Keysha. Ujung bibirnya sedikit terangkat saat melihat dua wanita beda usia itu bergerak lincah di area dapur.

"Loh kamu udah bangun? Padahal aku mau bangunin kamu," ucap Keysha. Entah mengapa gadis itu terlihat menggemaskan dengan apron melapisi bajunya.

"Aku ngerasa ada yang kurang rasanya pas tidur. Makanya aku bangun. Dan benar kan kalau kamu nggak ada di ranjang."

Dave berjalan beberapa langkah ke depan. Selanjutnya cowok itu duduk di pantry yang berhadapan langsung dengan dapur. Ia ingin mengamati bagaimana kedua wanita yang sangat ia sayangi bekerja di dapur.

"Online shop kalian udah buka?" tanya Mama Dyra.

"Udah dari kemarin kita buka pre order. Sekarang lagi nunggu barangnya datang, Ma," balas Keysha.

"Selama kalian masih belajar semua biaya kami yang tanggung. Uang yang kalian hasilkan bisa ditabung buat nanti," ucap Mama Dyra.

"Iya, Ma," balas Dave.

"Kalian mau fitting kapan?" tanya Mama Dyra seraya memasukkan adonan perkedel ke dalam wajan yang berisi minyak panas.

"Kayaknya nanti setelah kita nganter Irene pulang," ucap Dave.

"Loh emangnya orang tua Irene udah pulang?" tanya Mama Dyra.

"Kata Irene hari ini seharusnya mereka udah ada di rumah, Ma," balas Keysha.

"Kalau mereka nggak ada di rumah, biarin Irene nginep di sini aja," ucap Mama Dyra.

Keysha tersenyum hangat. "Iya, Ma."

"Dave daripada kamu nggak ngapa-ngapain mending mandi sana," ucap Keysha. Sebenarnya ia tak masalah jika Dave berada di sana. Tapi ia merasa salah tingkah karena Dave terus mengawasinya.

"Nanti aja. Aku mau lihat kamu," ucap Dave. Ia menyangga dagunya dengan telapak tangannya.

Pipi Keysha merona karena ucapan Dave. Sebisa mungkin Keysha menutupinya agar tak dapat dilihat oleh Dave.

"Keysha nggak bakal macam-macam. Sana mandi! Biar nanti langsung pergi," ucap Mama Dyra.

"Ya udah, deh. Aku mandi dulu, Key. Jangan kangen," ucap Dave. Tanpa menunggu balasan dari Keysha, Dave beranjak meninggalkan dapur. Karena ia tahu jika Keysha tak akan membalas perkataannya.

"Mama seneng hubungan kalian baik-baik aja. Mama berharap semoga nggak ada masalah besar di hubungan kalian," ucap Mama Dyra seraya mengangkat perkedel yang sudah matang.

"Keysha juga berharap kayak gitu, Ma. Tapi kembali lagi sama takdir Tuhan," ucap Keysha.

"Iya, Key. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa."

Keysha hanya menanggapi ucapan sang mama mertua dengan senyuman hangat. Kemudian gadis itu membantu memindahkan piring-piring yang berisi masakan ke meja makan.

"Key, kamu panggil Irene, gih," ucap Mama Dyra.

"Tapi ini belum selesai, Ma," ucap Keysha seraya mengedarkan tatapannya ke arah beberapa masakan yang belum selesai.

"Nggak papa. Nanti biar mama yang urus. Kamu panggil Irene, ya. Takutnya dia belum bangun," ucap Mama Dyra.

"Ya udah deh, Ma. Keysha tinggal dulu," ucap Keysha seraya melepaskan apron dari tubuhnya.

Sebelum beranjak dari dapur gadis itu mencuci tangannya terlebih dahulu. Setelahnya gadis dengan dress rumahan itu berjalan menuju kamar tamu. Kamar yang ditempati oleh Irene dua hari ini.

Keysha mengetuk pintu bercat putih itu. "Rene, ini gue Keysha."

Tak ada sahutan dari dalam. Keysha melakukannya lagi hingga ketiga kalinya. Karena khawatir terjadi sesuatu dengan Irene, Keysha memilih membuka pintu itu. Kebetulan pintu itu tak terkunci.

Pandangan Keysha terkunci pada sosok gadis seusianya yang sedang duduk di depan meja rias. Terlihat dari gestur tubuhnya gadis itu sedang melamun.

Keysha berjalan mendekat, menghampiri Irene yang masih saja melamun. Pandangannya lurus ke depan, menatap pantulan dirinya yang terlihat pucat. Tangannya bergerak menyisir rambutnya.

"Rene." Irene tersentak saat merasakan seseorang memegangi bahunya. Mata sayu itu menatap ke arah Keysha.

"Keysha," ucap Irene. Sebenarnya ada berjuta penyesalan saat melihat wajah Keysha. Banyak hal buruk yang ia perbuat pada gadis dengan hati bak malaikat yang berdiri di belakangnya.

"Lo bentar lagi siap, kan? Gue tunggu di meja makan, ya," ucap Keysha. Setelah mengucapkan kalimat itu Keysha berbalik arah.

Belum sempat ia melangkah, tangan Irene menyekal pergelangan tangan Keysha. Hal itu membuat Keysha mengurungkan langkahnya.

"Key, boleh kita bicara sebentar?" ucap Irene. Gadis dengan rambut pirang itu tak berani menatap manik mata Keysha.

"Boleh, kok," balas Keysha diakhiri senyum manis miliknya.

Irene menghirup napas dalam-dalam. Ia merasa kesulitan untuk berbicara, tapi ia berusaha menguatkan dirinya agar mampu berbicara di depan Keysha. Karena ini demi kebaikannya.

"Key, gue mau minta maaf sama lo." Hening sejenak. Keysha memilih diam, ia ingin memberikan kesempatan pada Irene untuk menyelesaikan ucapannya.

"Gue merasa jadi manusia paling jahat. Gue bener-bener nggak tahu kalau lo itu orang baik. Gue merasa berdosa banget karena udah jahatin lo berulang kali." Irene menghentikan ucapannya, ia menyeka air mata yang akan tumpah dari sudut matanya.

"Gue nggak bisa bayangin kalau malam itu nggak ada kalian. Pasti semuanya nggak bakal sebaik ini. Gue cuma mau bilang terima kasih karena udah nolong gue waktu itu, padahal kalau lo mau lo bisa ngebiarin gue gitu aja. Dan maaf karena udah jahatin lo berulang kali, gue nggak bisa hitung berapa banyak dosa gue ke lo, gue bener-bener nyesel, Key."

Keysha membawa Irene ke dalam pelukannya. Ia bisa merasakan tubuh Irene bergetar karena tangisannya.

"Setiap orang pernah ngelakuin kesalahan. Dengan ikhlas gue maafin lo, kok. Gue nggak bakal ngebahas masa lalu lagi. Yang penting lo harus bisa berubah, biar gue percaya kalau penyesalan lo itu serius," ucap Keysha. Ia mengusap-usap punggung Irene, menenangkan gadis itu.

"Kita mulai dari awal, Rene. Kita perbaiki hubungan kita," ucap Keysha seraya melepaskan pelukan mereka.

"Lo masih sudi temenan sama gue?" ucap Irene.

"Setiap manusia berhak mendapat kesempatan kedua. Dan mulai sekarang kita temenan lagi."

"Makasih udah mau maafin dan nerima gue lagi, Key," ucap Irene.

"Nggak masalah, kok. Gue mau keluar dulu, lo bisa cuci muka."

Tanpa menunggu balasan dari Irene, Keysha keluar dari kamar tamu. Ia menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya sebelum berjalan menuju dapur.

________________________________________

Nih up lagi. Aku yakin beberapa dari kalian belum tidur. Makanya aku up jam seginim aku mau ngucapin terima kasih banyak buat kalian, karena berkat kalian I'm [not] Alone mencapai 26k readers dalam keadaan on going. Seneng pake banget aku tuh.


Purwodadi, 7 Agustus 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang