t w e n t y n i n e

1K 51 2
                                    

Vote...

Author POV

Keysha dan Dave berjalan menuju kelas mereka. Mereka dari lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Sebenarnya tidak hanya mereka. Tetapi seluruh siswa-siswi Starlight.

Tatapan sinis selalu Keysha dapatkan ketika melewati koridor. Banyak yang terang-terangan membicarakan dirinya.

Tadi saat upacara berlangsung, Pak Devan memang mengumumkan jika narkoba yang ditemukan di tas Keysha bukanlah milik Keysha. Keysha juga negatif menggunakan narkoba.

Sontak seluruh siswa terkejut, apalagi saat Pak Devan mengatakan bahwa ada yang sengaja memasukkan sabu dan juga vape ke dalam tas Keysha.

"Dave, Lo beneran anaknya Pak Devan?" Baru saja Dave melangkahkan kakinya masuk kelas, Lidya langsung melontarkan pertanyaan.

"Emang penting banget?" balas Dave.

"Kita semua kepo. Tinggal jawab susahnya apa sih," ucap Lidya.

"Gue emang anaknya Pak Devan," balas Dave sambil duduk di bangkunya. Terbongkar sudah, selama ini Dave memang merahasiakan statusnya di depan teman-temannya. Walaupun sebenarnya ia tidak berniat untuk menutupi hal itu.

"Pantesan si Keysha betah sama Lo. Orang Lo anak orang kaya pakai banget," ucap Lidya sambil melirik Keysha sinis.

"Iya, karena Keysha nyaman sama gue. Gue juga sama," balas Dave tenang.

"Jangan-jangan Keysha negatif pakai narkoba cuma setingan kalian?" sahut Chelsea.

"Tadi kalian denger sendiri kan dari bokap gue, ada yang sengaja masukin narkoba ke tasnya Keysha. Kalau kalian lupa, pelakunya terekam di CCTV. Nggak lama lagi pasti bakal dipanggil sama bokap gue," ucap Dave kesal. Ia mulai jengkel dengan teman sekelasnya itu.

"Permisi Kak, saya disuruh ke sini Pak Devan buat manggil Kak Irene Nathalia." Seketika seluruh penghuni kelas menatap ke arah Irene yang sedang duduk di bangkunya. Mereka baru sadar jika sedari tadi Irene lebih banyak diam. Tidak seperti biasanya yang langsung mencaci Keysha ketika Keysha berada di kelas.

Irene berjalan dengan pelan, wajahnya terlihat lesu. Apalagi semenjak Pak Devan mengumumkan jika pelaku yang memasukkan sabu ke tas Keysha terekam kamera pengawas.

Setelah Irene menghilang dari pandangan mereka, para siswa menerka-nerka. Mereka yakin jika Irene lah pelakunya.

"Udah gue tebak kalo Irene yang ngelakuin itu," ucap Dave.

"Terus Irene dapet benda itu dari mana, Dave? Gue khawatir kalau Irene juga pakai vape sama sabu," ucap Keysha. Ia memang tidak bersahabat lagi dengan Irene, tetapi ia mengkhawatirkan Irene sebagai teman. Karena bagaimanapun juga Irene teman sekelasnya.

"Semuanya paski bakal terjawab. Kita cuma perlu nunggu," ucap Dave.

*****

"Mampir ke rumah gue dulu ya, Key. Mama heboh banget, katanya gue harus bawa Lo ke rumah hari ini juga," ucap Dave sambil menyalakan mesin mobilnya.

"Iya, Dave. Gue juga udah kangen sama Tante Dyra," ucap Keysha.

"Sekalian kita bongkar HPnya Keyra," ucap Dave.

"Lo belum lihat apapun?

"Belum. Itu bukan hak gue, Key," ucap Dave.

"Sebenarnya gue takut mau buka HPnya Keyra, gue takut kecewa, Dave," ucap Keysha mengungkapkan kecemasannya.

Dave menggenggam tangan Keysha, "Kadang kecewa itu perlu, Key. Tapi jangan berlarut-larut, lagian sekecewa apapun Lo nggak bakal ngerubah apa-apa."

"Gue cuma takut kalau ternyata Keyra bunuh diri gara-gara gue. Gue pasti bakal kecewa sama diri gue sendiri, Dave," ucap Keysha.

"Itu belum tentu terjadi kan? Jangan buat diri Lo takut hanya karena otak Lo selalu berpikiran negatif," ucap Dave.

"Tap--"

"Yang Lo takutin itu bukan fakta yang bakal terungkap, tapi pikiran Lo sendiri. Jadi, gue mohon jangan mikir aneh-aneh, semuanya bakal baik-baik aja," ucap Dave. Keysha hanya diam, mencoba merenungi ucapan Dave.

Sepuluh menit kemudian mobil Dave telah terparkir di halaman rumah mewah nan megah. Sebenarnya bangunan itu tidak bisa dikatakan rumah, tetapi istana. Mengingat rumah itu sangatlah luas.

Keysha membuntuti Dave berjalan menuju pintu utama. Sesekali matanya mengamati setiap inci bangunan yang dominan berwana putih dan emas.

"Ck! Lo ngode gue buat gandeng Lo? Nggak usah pakai kode-kodean, Key," ucap Dave sambil menggenggam tangan Keysha. Tanpa menekan bel, Dave masuk ke dalam rumah.

"Siapa yang ngode sih," gerutu Keysha.

"Eh kalian udah dateng," ucap Tante Dyra dengan senyum bahagia yang tercetak di wajah cantiknya.

"Assalamualaikum, Tante," ucap Keysha sambil mencium punggung tangan milik Tante Dyra.

"Waalaikumsalam, Cantik. Kita langsung ke ruang makan, tante udah masak banyak makanan buat kamu," ucap Tante Dyra dengan antusias. Bahkan, ia melupakan anaknya yang sudah memasang wajah murung.

Dengan perasaan dongkol, Dave menyusul kedua wanita itu. Ia melihat mamanya memindahkan beberapa lauk ke piring Keysha.

"Ma, Dave mau udang asam manis," ucap Dave sambil menyodorkan piringnya yang telah terisi nasi.

"Udangnya ada di depan kamu, Dave. Kamu udah besar, jangan manja," ucap Tante Dyra sambil duduk di sebelah Keysha.

"Dave ini anaknya mama, kalau mama lupa," ucap Dave. Baru pertama kali ia merasa kesal dengan Keysha yang lebih diperhatikan oleh sang mama ketimbang dirinya yang notabennya adalah anak sendiri.

"Kamu itu cowok, Dave. Nggak pantes manja," ucap Tante Dyra.

"Tante nggak makan?" tanya Keysha. Sebenarnya itu caranya untuk mengalihkan perhatian Tante Dyra. Telinganya terasa gatal mendengar perdebatan dari Dave dan sang mama.

"Tante mau nunggu Om Devan pulang. Mungkin sebentar lagi," ucap Tante Dyra. Keysha hanya mengangguk paham. Setelahnya ia menyuapkan sendok yang telah terisi makanan ke mulutnyan

"Masakan Tante enak, Keysha suka," puji Keysha. Ia tak berbohong, masakan Tante Dyra memang sangatlah memanjakan lidahnya.

"Sering-sering ke sini, biar bisa makan masakan tante yang lain," ucap Tante Dyra.

"Tenang Ma, kalau ada Dave semuanya bakal beres," ucap Dave.

"Modus," cibir Tante Dyra.

Interaksi sederhana mereka membuat Keysha nyaman. Ia lupa kapan terakhir kali berinteraksi dengan orang tuanya layaknya keluarga.

_________________________________________

Sengaja up malem-malem, biar nemenin kalian begadang. Aku cuma ngingetin supaya kalian jaga kesehatan dan kebersihan. Mencegah lebih baik dari mengobati.

Purwodadi, 10 April 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang