t h i r t e e n

1.1K 58 3
                                    

Happy reading!

Author POV

Keysha menuruni satu per satu anak tangga dengan pelan. Kejadian tadi malam masih terngiang-ngiang di kepalanya. Itu yang membuat Ia tak ingin cepat-cepat turun dan bertemu mamanya.

Keysha membuang napas lega saat melihat meja makan tampak kosong. Sepertinya mamanya telah berangkat bekerja. Seperti biasa, berangkat sangat-sangat pagi dan pulang larut malam.

"Pagi, Bik," sapa Keysha sambil duduk di salah satu kursi di ruang makan.

"Pagi juga Non Keysha," balas Bik Rum sambil tersenyum.

"Mama berangkat jam berapa, Bik," tanya Keysha sambil memindahkan nasi goreng ke piringnya.

"Jam 2 Non," balas Bik Rum.

"Mama titip uang saku nggak Bik?" tanya Keysha pada Bik Rum.

"Nggak Non," balas Bik Rum.

"Sama sekali, Bik? Padahal uang Keysha udah habis," ucap Keysha.

"Ini pake uang Bibik aja," ucap Bik Rum sambil mengeluarkan uang seratus ribu dari sakunya.

"Keysha pake dulu ya, Bik. Soalnya Keysha nggak ada pegangan sama sekali," ucap Keysha sambil memasukkan uang dari Bik Rum ke dalam saku seragamnya.

"Iya Non."

Sepuluh menit kemudian makanan di piring Keysha telah tandas, bersamaan dengan suara klakson mobil.

"Keysha berangkat dulu, Bik," ucap Keysha sambil mencium punggung tangan milik Bik Rum.

Keysha segera beranjak dari ruang makan karena Dave telah menunggunya. Terbukti dari suara klakson mobil yang tidaklah asing.

Keysha segera masuk kedalam mobil dan duduk di samping bangku kemudi. Setelahnya, mobil Dave melaju meninggalkan pelataran rumah megah Keysha.

"Pagi, Dave," sapa Keysha.

"Pagi juga Key," balas Dave tak kalah ramah.

"Lo habis nangis, Key?" tanya Dave.

"Nggak, mana ada," ucap Keysha sambil mengalihkan pandangannya dari Dave.

"Gue tahu banget kalo Lo itu bohong. Mata Lo ketara banget kalo habis nangis," balas Dave.

"Semalem gue nggak bisa tidur Dave, makanya ada mata pandanya," alibi Keysha.

"Lo bisa cerita ke gue kalo ada masalah, Key. Mungkin gue nggak bisa selalu ngasih solusi semua masalah yang nimpa Lo, tapi gue bakal nemenin Lo buat nyelesein masalah yang Lo hadapin," balas Dave sambil menggenggam tangan Keysha.

"Kayaknya ini emang waktu yang tepat buat cerita semuanya ke Lo, Dave. Gue nggak bisa nahan ini sendirian, gue butuh dukungan," balas Keysha sambil terisak.

"Gue bakal berusaha buat dukung Lo. Gue yakin, Tuhan bakal ganti semuannya dengan hal yang lebih indah," balas Dave sambil menghapus air mata Keysha, karena kebetulan mobil mereka berhenti karena ada lampu merah.

"Pulang sekolah gue bakal ceritain semuanya ke Lo, Dave. Tapi gue mau tempat yang lebih privat," ucap Keysha.

"Nanti kita ke kafe biasanya," ucap Dave. Keysha hanya mengangguk menyetujui usulan Dave.

"Jangan nangis lagi, gue ada di samping Lo," ucap Dave sambil mengelap sisa air mata di pipi Keysha.

TIN TIN!

Suara klakson mobil membuat mereka sadar bahwa lampu telah berubah menjadi hijau dan kendaraan di depan mereka telah melaju. Kemudian mereka kompak tertawa bersama.

*****

"Udah selesai?" tanya Keysha. Saat ini mereka berada di taman untuk menjalankan hukuman yang mereka dapatkan.

"Udah. Mau langsung aja?" tawar Dave.

"Iya, biar pulangnya nggak malem banget," balas Keysha. Jujur saja kejadian tadi malam masih teringat dengan jelas.

"Yuk," ajak Dave sambil menggenggam tangan Keysha dan membawanya menuju mobil Dave yang masih terparkir.

"Kenapa Lo seneng banget ke kafe itu, Dave?" ucap Keysha membuka obrolan saat mobil telah melaju.

"Karena kafe itu punya gue," balas Dave.

"Punya Lo? Kenapa Lo nggak pernah cerita?" ucap Keysha.

"Kan Lo nggak nanya," balas Dave.

"Ada lowongan kerja nggak Dave?" tanya Keysha.

"Buat siapa? Temen Lo?" tanya Dave.

"Buat gue."

"Buat Lo? Sebelumnya gue minta maaf kalo kata-kata gue nyinggung Lo. Bukannya Lo termasuk orang berada, Key. Kenapa mau kerja?" ucap Dave.

"Sebenernya setelah kejadian itu orangtua gue udah nggak terlalu peduli. Semua fasilitas yang dikasih ke gue diambil semua, kecuali laptop sama handphone. Mereka juga kasih uang bulanan ke gue cuma tiga ratus, itupun paling banyak. Gue pulang pergi ke sekolah juga naik bus ataupun angkot. Pastinya butuh uang buat transportasi, dan dengan uang tiga ratus itu nggak cukup. Tabungan gue juga udah habis buat uang saku sekolah," jelas Keysha.

"Separah itu, Key? Lo boleh deh kerja di kafe gue. Tapi cuma bisa jadi kasir sama waiters," ucap Dave.

"Beneran Dave? Gue bisa mulai kerja kapan?" tanya Keysha antusias.

"Terserah Lo aja mau kapan," ucap Dave.

"Besok gue mulai berangkat," ucap Keysha dengan semangat. Dave hanya tersenyum melihat Keysha yang sedang bahagia. Sebenarnya bisa saja Ia memberikan uang cuma-cuma pada Keysha. Tapi hal itu bisa menyinggung perasaan Keysha, karena bagaimanapun juga Keysha orang berada.

________________________________________

Tes-tes! Hai para pembaca I'm [not] Alone, gimana kabar kalian? Semoga baik-baik saja. Maaf baru bisa update, karena author sibuk. Buat kalian yang juga nungguin cerita BALET harap bersabar, mungkin Sabtu atau Minggu baru bisa update. Author mau ngingetin, jangan lupa votenya.

Purwodadi, 20 Des 2019

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang