f i f t y s e v e n

1K 54 7
                                    

Happy reading!

Author POV

Gadis dengan piyama biru itu menggeliat dalam tidurnya saat merasakan seseorang mengguncang tubuhnya. Tak lama kemudian matanya mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

"Key, bangun. Udah jam delapan," ucap Dave seraya mengguncang tubuh Keysha pelan.

"Masih ngantuk," ucap Keysha.

Dave tersenyum saat melihat tingkah Keysha yang menurutnya menggemaskan. Sekali lagi cowok itu mengguncang tubuh Keysha.

"Key, setengah jam lagi kita harus ke bawah. Mama nyuruh kita buat sarapan di bawah," ucap Dave.

"Beneran?" tanya Keysha.

"Iya Keyshayang."

Keysha langsung melempar bantal ke arah Dave. "Apaan sih, Dave. Jijik tau."

"Jijik gimana? Masa dipanggil sayang nggak mau?"

"Bodo amat lah," balas Keysha.

"Marah?"

"Nggak."

Dave memaksa Keysha agar mau duduk di ranjang. Ia merapatkan tubuh mereka. Setelahnya cowok itu memeluk Keysha dengan erat.

"Maaf deh kalau aku buat kamu kesal. Jangan marah, nanti kamu cepet tua," bisik Dave.

Keysha hanya diam tak bisa berkata-kata. Rasa kesalnya lenyap begitu saja saat Dave memperlakukan dirinya begitu manis.

Dave tersenyum lebar saat merasakan Keysha semakin memperdalam pelukan mereka. Sepertinya apa yang ia lakukan berhasil mengubah mood Keysha. Sebenarnya ia tak tega membangunkan Keysha yang terlihat begitu nyaman dalam tidurnya. Tapi mengingat sesuatu hal membuat Dave mau tak mau harus membangunkan Keysha.

"Kamu maafin aku nggak?"

"Iya."

Dave melepaskan pelukan mereka. Tamgannya betpindah di kepala Keysha, mengusap rambut Keysha yang kaku dengan sayang.

"Sekarang mandi dulu, ya. Aku tungguin di sini," ucap Dave.

Seperti terhipnotis Keysha menurut. Ia bangkit dari ranjang, kemudian berjalan menuju koper yang berisi pakaian mereka.

Dave menggeleng pelan melihat tingkah Keysha. Sepertinya kalimat wanita harus diperlakukan dengan sayang sangatlah tepat. Buktinya Keysha luluh karena perlakuannya.

*****

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok Keysha yang terlihat lebih segar dari sebelumnya. Gadis itu telah memakai dress berwarna peach. Terlihat menawan saat Keysha yang mengenakannya.

Keysha mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar hotel ini. Ia tak menemukan sosok Dave di dalam kamar. Bukan kah Dave mengatakan jika akan menunggunya? Tapi di mana cowok itu sekarang.

Gadis itu mengangkat kedua bahunya bersamaan. Dari pada memikirkan cowok yang telah menjadi suaminya, lebih baik ia mengeringkan rambut dan memoles wajahnya. Bisa saja Dave keluar sebentar untuk menghirup udara luar. Pasti ia akan kembali.

Keysha mulai menyalakan hairdryer, dengan telaten ia mengeringkan rambut dengan alat elektronik itu.

Setelah dirasa rambutnya telah kering, Keysha mematikan alat itu. Kini giliran ia menyisir rambutnya. Keysha menghembuskan napas kasar saat merasakan rambutnya begitu kasar. Mungkin karena efek rambutnya diberi hairspray kemarin. Keysha memilih mengikat rambutnya agar tak mengganggu acara makannya nanti.

Keysha harus menghentikan aktivitasnya saat bel berbunyi. Dengan gerakan cepat ia beranjak dari bangku yang didudukinya. Ia segera membuka pintu kamar hotelnya.

Tubuhnya seketika membatu. Lidahnya seakan mati rasa. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Keysha."

Suara itu membuat tubuh Keysha kembali normal, tapi jantungnya yang bekerja dengan tidak wajar.

"M-mama, P-papa," ucap Keysha terbata. Matanya tak lepas dari kedua sosok yang berada di luar kamarnya.

Keysha terperanjat saat tiba-tiba Renatha memeluknya dengan erat. Hal yang tidak pernah rasakan dua tahun terakhir ini. Dan sekarang ia bisa meraksakan pelukan itu lagi. Keysha mengangkat tangannya yang gemetar. Dengan ragu ia kembali memeluk Renatha.

"Mama," ucap Keysha. Tiba-tiba air matanya jatuh begitu saja. Rasa bahagia, haru, dan tak percaya bercampur menjadi satu.

Keysha dapat merasakan bahunya basah. Apakah Renatha menangis di pelukannya? Keysha masih bingung dengan situasi ini.

Keysha memilih melepaskan pelukan mereka. Lalu menginstruksikan kepada orang tuanya agar masuk ke dalam kamar. Karena ia bisa melihat beberapa orang yang sedang lewat menatap ke arah mereka dengan penasaran.

"M-mama kenapa nangis?" tanya Keysha.

"Keysha, maafin mama, Nak. Mama udah jahat sama kamu. Mama berdosa sama kamu, Key."

Dengan mata yang telah berair, Keysha menghampiri sang mama. Ia masih tak menyangka hal ini terjadi, orang tuanya kembali.

"Mama ...." Keysha tak bisa berucap. Bibirnya seperti membisu.

"Mama udah tau semuanya, Key. Mama sangat menyesal karena udah menelantarkan kamu. Mama nyesel, Key," ucap Renatha diakhiri isakan kencang. Keysha hanya bisa ikut menangis, ia tak tahu harus berbuat apa.

Keysha merasakan seseorang memeluknya. Keysha tahu kalau yang memeluknya saat ini adalah Dave. Ia sangat hafal dengan parfum yang dikenakan cowok itu. Keysha menumpahkan tangisnya di dada Dave.

"Keysha, papa minta maaf buat semua perlakuan jahat kami ke kamu. Papa tahu kalau permintaan maaf papa nggak bisa memperbaiki semuanya. Papa cuma pengen kamu maafin papa dan Mama. Papa merasa gagal menjadi kepala keluarga."

Keysha melepaskan pelukannya. "Keysha udah maafin kalian. Kalian orang tua terbaik buat Keysha."

Damian mendekat ke arah Keysha, lalu ia memeluk Keysha, anak yang dua tahun ini ia lupakan keberadaannya. "Maafin papa, Key. Papa janji bakal memperbaiki semuanya. Papa bakal menembus dosa-dosa papa ke kamu."

"Jangan pergi lagi, Pa. Keysha nggak mau sendirian lagi," lirih Keysha.

"Papa janji nggak bakalan ninggalin kamu lagi. Papa bakal berusaha buat jadi papa yang baik buat kamu," bisik Damian.

"Mama berhutang budi sama kamu, Dave. Makasih udah mau jaga Keysha. Mau support Keysha."

"Dave ngelakuin itu ikhas, Ma. Semua ini udah direncana oleh Tuhan. Tuhan mengirim Dave buat selalu jagain Keysha."

"Keysha seneng banget Mama sama Papa mau datang di pernikahan Keysha. Keysha kira kalian nggak akan datang."

"Semua ini karena suami kamu. Berkat Dia kami bisa ada di sini," balas Damian.

"Key, kamu basuh muka gih. Lima menit lagi kita harus udah di bawah," ucap Dave.

Tanpa menolak Keysha bangkit. Tapi ia harus menghentikan langkahnya kala Renatha mencekal lengannya.

"Kita cuci muka bareng, Key," ucap Renatha.

Keysha tersenyum tipis, lalu mengangguk pertanda setuju. Selanjutnya sepasang ibu dan anak itu berjalan besisihan menuju toilet.

________________________________________

Nggak tahu bagus atau nggak. Soalnya aku ngetik sambil kedip-kedip, mata aku udah ngantuk berat. Tapi buat kalian aku rela kok.

Purwodadi, 28 Agustus 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang