e i g h t e e n

1K 51 5
                                    

Jejak kalian sangat ditunggu🙃

Author POV

Keysha berjalan kembali ke kelasnya dengan lesu. Bu Elsa telah menelpon orang tuanya dan juga BNN, orang tua Keysha tidak datang. Yang datang hanya orang kepercayaan papanya.

Ia tak bisa membayangkan bagaimana reaksi orang tuanya ketika tahu Bu Elsa menemukan rokok dan juga narkoba di tasnya. Ia takut jika pendidikannya di stop oleh orang tuanya.

"Udah pembunuh pemakai lagi," teriak Irene saat Keysha masuk ke dalam kelasnya.

"Jangan-jangan Dia juga sering ngelakuin ONS sama om-om," sambung Jelita, salah satu teman sekelas Keysha. Namanya memang cantik, tapi tidak untuk mulutnya. Ocehan temannya membuat telinga Keysha panas. Dengan cepat Ia berjalan menuju bangkunya.

"Dave," panggil Keysha.

Dave tidak membalas panggilan Keysha. Keysha begitu terkejut saat Dave membawa tasnya ke bangku Irene dan duduk di sana. Jadi, apa yang Ia pikirkan benar jika Dave percaya dengan perkataan Irene.

Keysha hanya bisa menenggelamkan wajahnya di lekukan lengannya. Ia merasa putus asa, saat ini Ia hanya percaya pada Dave. Dan pada akhirnya Dave meninggalkannya, seperti yang lain.

*****

Bel pulang telah berbunyi setengah jam yang lalu. Tetapi Keysha masih betah dengan posisinya. Dave yang biasanya mengantarkannya pulang kini telah pulang terlebih dahulu tanpa sedikitpun menyapa dirinya.

Ia kembali merasa sendirian, tanpa seseorang yang menyemangati dirinya. Ia benar-benar terpuruk dengan kejadian tadi pagi. Dave yang selalu memberinya dukungan kini meninggalkannya.

Ia beranjak dari duduknya dengan malas. Dengan langkah pelan Ia berjalan ke luar gerbang. Ia memutuskan menyetop taksi, Ia tak peduli jika uangnya habis untuk membayar ongkos taksi.

Tak berselang lama Keysha sampai di tempat tujuan. Tempat pemakaman umum menjadi pilihannya. Mungkin sedikit berkeluh kesah dengan sang nenek bisa membuat dirinya menjadi lebih baik.

"Maaf yang, Keysha ke sini nggak bawa bunga seperti biasanya," ucap Keysha.

"Andai eyang masih hidup, Keysha nggak bakalan sesedih ini. Keysha pikir setelah Dave ada semuanya bakal baik-baik saja. Tapi semuanya nggak sesuai sama bayangan Keysha," ucap Keysha. Tangannya memeluk nisan dengan erat, Ia membayangkan jika yang Ia peluk saat ini adalah sang nenek. Tanpa Keysha sadari, air matanya menetes dengan deras.

Kilasan peristiwa saat eyangnya masih hidup terus berputar bagaikan film. Ia terus berandai-andai, berharap kondisinya sekarang tidak menimpa dirinya.

"Apa yang harus Keysha lakuin sekarang, yang? Keysha udah nggak punya semangat hudup lagi. Mungkin setelah ini papa dan mama semakin benci sama Keysha," ucap Keysha. Ia membiarkan air matanya membasahi wajah lelahnya.

*****

"Assalamualakum, Ma," ucap Dave sambil mencium punggung tangan wanita yang Ia panggil dengan sebutan Mama.

"Waalaikumsalam. Tumben udah pulang," ucap Mama Dyra.

"Hari ini Dave nggak mampir ke cafe," ucap Dave sambil duduk di sebelah sang mama.

"Oh iya, Keysha mana? Katanya kamu mau ajak Keysha ke sini," tanya Mama Dyra penasaran. Pasalnya Ia merasa rindu dengan teman putranya.

"Sebenernya Dave dalam mode menjauh sama Keysha," ucap Dave.

"Loh, kenapa? Tadi pagi bukannya kamu masih jemput Dia?"

"Tadi pas di sekolah ada razia, Bu Elsa nemuin sabu sama rokok elektrik di tas Keysha," ucap Dave. Gurat kecewa terpancar di wajah tampan milik Dave.

"Dan kamu percaya?" tebak Mama Dyra.

"Iya Ma. Soalnya sebelum kejadian itu Keysha pamit ke toilet, mungkin aja itu alibinya Dia buat ambil sabu itu kan? Vapenya juga ada bekas pemakaian," ucap Dave.

"Dave, Mama nggak habis pikir kamu bisa langsung percaya sama apa yang terjadi. Mama aja yang baru beberapa kali ketemu Keysha percaya kalo Keysha anak baik-baik. Kalaupun Dia buruk, kenapa nggak dari dulu saat Dia dituduh sebagai pembunuh?"

"Kan bisa aja Keysha baru coba-coba," ucap Dave.

"Gini Dave, uang bulanan Keysha aja pas-pasan. Sedangkan yang mama tahu barang gituan harganya nggak murah, apalagi Keysha udah bela-belain kerja di cafe kamu. Nggak mungkin kalo Dia ngehamburin uang yang jelas-jelas nyarinya penuh perjuangan. Kecuali kalo Keysha dapet uang bulanan banyak," ucap Mama Dyra.

"Jadi, maksud Mama mungkin aja Keysha di jebak sama orang?"

"Itu kamu paham," ucap Mama Dyra.

"Dave bodoh banget ternyata," gumam Dave.

"Emang," komentar Papa Devan yang entah sejak kapan telah duduk di samping Mama Dyra.

"Berarti kalu aku bodoh, papa juga dong," ucap Dave.

"Tapi kebodohan papa lebih mending daripada kamu," ucap Papa Devan.

"Iyain aja lah. Nyenengin orang tua dapet pahala," ucap Dave.

"Pasti kalian berdua bahas tentang Keysha," tebak Papa Devan.

"Iya, itu loh Dave main percaya kalo Keysha bawa sabu sama rokok," ucap Mama Dyra sambil menunjuk Dave dengan dagunya.

"Keysha nggak salah. Setelah BNN mengecek melalui urin Keysha, hasilnya negatif. Dan setelah Papa periksa satu per satu CCTV, papa lihat seseorang sengaja masukin kedua benda itu ke tasnya Keysha," ucap Papa Devan.

"Siapa pa?"

"Besok kamu tahu sendiri. Besok juga bakalan ada tes urin buat cari tahu ada yang pakai narkoba atau tidak," ucap Papa Devan.

"Secepatnya kamu harus temuin Keysha, mungkin kejadian tadi pagi bikin Dia terpuruk," ucap Papa Devan.

"Dave bakalan datang ke rumahnya nanti mal--"

Ucapannya terpotong karena ponselnya berdering. Dengan cepat Ia mengambil benda persegi panjang dengan logo apel dari kantongnya.

Keysha is calling.....

"Halo Key."

" ... "

"Kenapa Bik Rum nangis? Coba ceritain pelan-pelan."

" ... "

"Apa? Dave bakalan ke sana sekarang."

_________________________________________

Jangan toxic karena author gantungin. Nggakpapa lah ya ngegantungin cerita, daripada ngegantungin anak orang kan nggak baik.

Purwodadi, 15 Feb 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang