f i f t y

1.1K 52 0
                                    

Voteee!

Author POV

Bel istirahat telah berbunyi dua menit yang lalu. Ekspresi kesal terpancar di wajah siswa XII MIPA 1, karena guru yang sedang mengajar masih tetap melanjutkan materi.

Melihat wajah tak minat dari murid-muridnya membuat guru sejarah memilih untuk mengakhiri pembelajaran. Setelahnya guru itu keluar dari kelas dengan cepat.

Perasaan lega dapat dirasakan oleh seluruh penghuni kelas, tak terkecuali Dave dan Keysha. Untuk mengurangi kejenuhan dengan sejarah, sepanjang pembelajaran kedua tangan mereka bertautan. Posisi duduk di belakang membuat guru tak mengetahui aksi mereka.

Setelah kelas kosong, mereka baru beranjak dari tempat duduk mereka, tentunya dengan tangan yang masih bertautan. Kebersamaan mereka tak mengurangi kebencian penghuni sekolah kepada Keysha. Yang ada kebencian mereka semakin bertambah.

"Hoam."

"Kalau nguap mulutnya ditutup, Key," ucap Dave manasihati.

"Hehehe, lain kali nggak deh," ucap Keysha.

"Kamu ngantuk?" tanya Dave.

"Iya. Gurunya semangat banget ceritain masa lalu, nggak tahu apa muridnya ngantuk banget," ucap Keysha.

"Jangan nyalahin guru, Key. Tujuan guru itu baik, Beliau berusaha agar para muridnya paham dengan materi yang dibawakan," ucap Dave.

"Iya deh, Dave itu paling bener," ucap Keysha kesal.

"Marah?"

"Nggak. Siapa yang marah," ucap Keysha dengan nada yang tak bersahabat.

"Maaf deh kalau aku salah," ucap Dave.

"Bercanda kali, Dave. Aku nggak bisa marah sama kamu." ucap Keysha.

Tangan Dave terangkat untuk mencubit pipi Keysha. "Nakal banget sih."

"Dave ih, pipi aku jadi sakit nih," ucap Keysha seraya mengusap-usap pipinya yang sedikit memerah.

"Mau aku cium biar sembuh?" tawar Dave.

"Mulai deh mesumnya," ucap Keysha seraya memutar bola matanya jengah.

"Sama istri sendiri nggak papa dong," bisik Dave tepat di samping telinga Keysha.

"Ssst! Nanti kalau ada yang denger gimana," ucap Keysha.

"Ini udah diem, kamu mau duduk di mana?" ucap Dave. Kantin tampak padat dengan siswa-siswi yang sedang mengantre makanan, tetapi masih menyisakan beberapa bangku kosong.

Keysha menunjuk bangku yang berada di pojok, jauh dari keramaian. "Di sana aja."

"Yuk," ucap Dave. Mereka berjalan dengan langkah sejajar.

"Kamu tunggu di sini, biar aku yang pesen makanannya," ucap Dave. Setelahnya Dave berjalan menuju stand makanan berada.

Keysha memilih mengamati sekitar, matanya menangkap sosok cowok yang belakangan ini tidak muncul di hadapannya. Reynan, cowok itu sedang bercanda ria dengan Irene dan Vicko.

Ia merasa lebih baik saat Reynan tidak muncul di hadapannya. Baginya, Reynan adalah dalang dibalik semua masalah yang menimpanya.

Tatapannya menajam kala pandangannya bertemu dengan mata Reynan. Untung saja tak berselang lama Dave datang, hal itu membuat emosinya terhadap Reynan sedikit teredam.

"Kamu kenapa, Key?" tanya Dave penasaran.

"Aku ngg--"

"Eh ada Keysha sama Dave. Apa kabar sama kalian? Udah lama kita nggak ketemu, gue rindu banget sama kalian."

Dave hanya memutar bola matanya ketika mendengar suara Reynan. Sebenarnya Dave heran, Reynan itu cowok tulen atau bukan? Karena mulut Reynan lebih mirip cewek, cerewet dan suka membuat gosip.

Dave menghembuskan napas kasar karena tak berselang lama Vicko dan Irene datang. Sungguh, ketiga makhluk itu merusak mood-nya.

"Kalau kalian ke sini cuma buat gangguin kita, mendingan pergi aja deh. Kita lagi males ngadepin orang gila buat saat ini," ucap Dave.

"Santai bro! Kedatangan kita buat kasih selamat ke kalian berdua. Denger-denger kalian udah nikah, semoga jadi keluarga yang bahagia," ucap Reynan dengan volume sedikit keras. Ucapan Reynan mengakibatkan seluruh penghuni kantin menatap ke arah Dave dan Keysha.

Wajah Keysha memucat saat penghuni kantin menatapnya dengan hina. Keinginannya untuk hidup tenang sepertinya tidak akan pernah terwujud.

"Pergi!" usir Dave. Dave berusaha mati-matian agar emosinya tidak lepas. Tangan Dave juga telah terkepal erat sebagai pelampiasan emosi yang sedang ditahannya.

"Kenapa lo malah ngusir kita? Oh mungkin aja karena efek Keysha hamil kan? Makanya lo jadi emosian," sahut Vicko.

"Gue paham sekarang. Kalian menikah gara-gara Keysha hamil duluan kan?" ucap Irene pura-pura terkejut.

"Diem bangsat! Apa yang kalian omongin sama sekali nggak ada benernya! Pergi sekarang atau gue bakalan bongkar semua kelakuan busuk Reynan!" ancam Dave.

"Baperan amat sih. Kita cuma bercanda kali," ucap Reynan.

"Bercandaan kalian nggak ada lucu-lucunya! Kalau bercandaan kalian bikin sakit hati, itu udah bukan bercandaan! Punya otak nggak?"

Tanpa membalas ucapan Dave ketiga orang itu meninggalkan Dave dan Keysha.

Dave mengatur napasnya, ia berusaha tenang agar tidak melampiaskan emosinya. Menanggapi Reynan dan kedua temannya membuat ia tidak fokus pada Keysha.

Hatinya teriris saat melihat Keysha terisak pelan. Dengan cepat Dave menghampiri Keysha yang berada di bangku yang terhalang meja.

Dave mendekap Keysha, memberikan ketenangan pada gadisnya dengan cara mengusap-usap rambut Keysha.

"Jangan dengerin apa yang mereka bilang, karena semua itu nggak bener. Buktinya kamu nikah sama aku nggak karena hamil duluan," bisik Dave. Isakan Keysha memang tidak terdengar, tapi Dave bisa merasakan jika air mata Keysha tak berhenti menetes.

"Kenapa sih mereka selalu gangguin aku. Banyak yang natap aku jijik, seakan aku ini manusia kotor," ucap Keysha. Suaranya tak begitu jelas karena teredam oleh dada Dave.

"Biarin orang-orang nganggep kamu kayak gitu. Yang penting aku nggak. Cukup tutup telinga kalau denger orang omong aneh-aneh tentang kamu," ucap Dave.

Dave melepaskan pelukan mereka, dengan sayang ia mengusap air mata Keysha. Kalau saja mereka berada di rumah, pasti Dave akan mencium Keysha.

"Sekarang kamu makan, biar kuat kalau aku baperin," ucap Dave.

"Kamu bisa aja," ucap Keysha salah tingkah.

Jika bersama Dave membuat Keysha bahagia, kenapa mereka tidak dipertemukan dari dahulu?

________________________________________

Update lagi. Cuma mau bilang, semoga sukaaa!


Purwodadi, 10 Juli 2020

KEYSHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang